Jakarta, 14 Maret 2012 foto : IB/Cilosari Oleh: Irfan Bimantara
Isu kenaikan BBM yang sedang memanas di tanah air membangun citra arogansi aparat keamanan. Malam, jl Cilosari sekretariat Bersama HMI Jakarta terjadi serangan aparat kepolisian dan penangkapan 3 anggota HMI. Peristiwa yang diawali dari aksi penolakan kenaikan harga BBM pada pukul 20.00 wib di seputaran pasar Cikini jl Cilosari. Ratusan aparat kepolisian satu kompi mendesak masuk puluhan Aksi demostran ke dalam gang dan sekretariat. Akibatnya terjadi pengejaran aparat kepolisian ke dalam sekretariat dan menodongkan senjata kepada anggota HMI di dalam sekretariat.
Sampai dengan saat ini, kondisi masih menegangkan akibat tindakan penculikan oleh aparat kepolisian terhadap 3 kader HMI yaitu suadar madon, safik dan abu. Kejaian tersebut mengundang reaksi dari PB HMI yang lokasi sekretariatnya tidak jauh dari kejadian. Puluhan hingga ratusan kader HMI se jakarta berdatangan guna menunjukkan aksi solidaritas mereka.
Menurut ketua umum PB HMI Noer Fajrieasyah,"Serangan ini merupakan tindakan perusakan Masjid lalu penangkapan kader HMI, ini merupakan penghianatan bagi kemajuan demokrasi dan gerakan mahasiswa, oleh karenanya kita harus melawan". Kami belum mendapatkan pernyataan langsung dari terkait para pendemo karena masih dalam kondisi tertekan akibat penyerangan aparat tersebut tersebut.
Gerakan aksi protes terhadap kebijakan SBY yang akan menaikan harga BBM direspon secara represif oleh aparat keamanan. Pandangan yang salah ketika aksi turun ke jalan disamakan dengan kekhawatiran terhadap opsi penjatuhan pemerintah. Respon berlebihan aparat keamanan semestinya dilihat sebagai tandakan koordinasi "semrawut berlebihan".Mudah-mudahan gerakan pengkritisan terhadap isu kenaikan BBM tidak dijadikan sebagai alat baru membenturkan aparat keamanan dengan para aktifis.