Mohon tunggu...
Irene Cynthia Hadi
Irene Cynthia Hadi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Just an ordinary girl from Surakarta, who writes perfect moments at the perfect time...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Self-Love, Belajar Mencintai Diri Sendiri Itu Butuh Proses

14 Februari 2020   16:10 Diperbarui: 15 Februari 2020   04:00 3521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self-Love (Sumber: Unsplash/ @seteales)

Kata self-love mungkin seringkali kita lihat berseliweran di media sosial kita. Ya, banyak orang mulai mengampanyekan istilah ini. Begitu pula denganku. Bagiku, self-love adalah salah satu pencapaian tersulit dalam hidupku.

Aku tumbuh dalam balutan ketidakpercayaan diri. Sejak SD, SMP hingga SMA, aku sempat mengalami tindakan bullying. Lama kelamaan, muncul krisis percaya diri dari dalam diriku.

Aku mulai melihat bahwa aku memang sama seperti apa yang para pelaku bullying itu katakan. "Kamu gendut, kamu jelek," dan bla bla bla. Apapun yang aku lakukan, apapun yang aku katakan, semua akan menertawakanku di depan kelas.

Kira-kira begitulah gambaran citra diriku, 10 tahun yang lalu. Memasuki jenjang kuliah, aku bebas. Untuk pertama kalinya, aku merasakan indahnya kehidupan tanpa bullying. Banyak di antara teman-teman kampusku dari berbagai daerah di Indonesia yang menerimaku apa adanya. 

Aku pun mulai menata diri, berdandan, serta memperbaiki diri. Bukan untuk orang lain, namun untuk diriku sendiri. Namun semuanya belum selesai.

Krisis kepercayaan diri masih terkadang menyerangku dari dalam. Aku masih merasa bahwa aku tidak berharga, terutama setelah aku beberapa kali gagal melamar pekerjaan.

Baru pada tahun 2017, setelah aku bekerja dan mendapatkan tanggungjawab baru, aku mulai kembali menata diri. Aku memperbaiki penampilanku lagi, mewujudkan mimpiku dengan berfoto di studio dengan gaun yang indah, merawat kulit dengan maskeran (padahal aku nggak pernah maskeran sebelumnya) dan memberikan reward pada diriku sendiri. 

Ya, setelah bekerja, aku biasanya memberikan waktu bagi tubuhku untuk tidur sejenak. Lalu, di saat hari libur, aku bertemu dengan teman-teman lamaku di Solo. Terkadang aku jalan-jalan sendiri ke mal, ke taman, ke kota lain dan juga makan sendirian di kafe. 

Yes, I'm literally dating myself. Bagiku, dating myself bukanlah sebuah tanda bahwa aku kesepian. Itu adalah cara untuk lebih mengenal dirimu sendiri, untuk lebih memahami diri kita sendiri. 

Dating myself berarti memberikan waktu bagi diriku untuk tenang, meskipun itu hanya duduk di kafe dan mencicip secangkir kopi, meskipun itu hanyalah berupa aktivitas jalan-jalan sendirian ke mal. But for me, it's beautiful....

Ilustrasi minum kopi (Sumber: Unsplash/ Mikail Duran)
Ilustrasi minum kopi (Sumber: Unsplash/ Mikail Duran)
Sejak aku mulai menghargai diriku sendiri dan menerima kegagalan, perlahan aku pun mulai memaafkan kesalahanku di masa lalu. Aku membuang semuanya, aku berani menghadapi masa depan. Inilah salah satu cara untuk belajar mencintai diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun