Mohon tunggu...
M. Iqbal
M. Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Part Time Writer and Blogger

Pengamat dan pelempar opini dalam sudut pandang berbeda. Bisa ditemui di http://www.lupadaratan.com/ segala kritik dan saran bisa disampaikan di m.iqball@outlook.com. Terima kasih atas kunjungannya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayo Batasi Penggunaan Teknologi pada Anak

26 Agustus 2017   17:58 Diperbarui: 16 November 2017   22:34 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasa, akhir pekan jadi waktu yang tepat buat main game bersama sahabat dekat sekaligus pembuktian diri. Bagi kaum lelaki, akhir pekan salah satunya menghabiskan waktu dengan bermain game ke rental. Saya pun mengajak beberapa teman untuk adu ketangkasan bermain game dan sekaligus menambah rivalitas. Pasti akrab dengan percakapan seperti ini:

Bro... Minggu pagi tanding FIFA yok?

Oke, jangan ada alasan saat kalau kalah ya?

*OTW rental game*

Setiba di sana ada sesuatu yang tidak mengenakkan, rental PS dipenuhi anak-anak kecil yang datang bergerombolan memenuhi setiap layar TV. Mereka sudah siap mengantre dan mengisi setiap televisi di rental hingga petang hari, jelas-jelas harus antre lama dan para bocah telah menginvasi teknologi.

Baiklah... saya pun putar jauh ke masa lalu. Saat saya masih kecil, anak-anak mungkin sangat dengan teknologi khususnya Playstation, Warnet, dan TV. Saat pulang sekolah pasti anak-anak langsung menyalakan TV dan menonton, apalagi saat itu TV jadi primadona yang tidak tergantikan. Sedangkan PS dan Warnet pantang pulang sebelum dipanggil emak pulang.

Zaman sudah berubah, anak-anak saat ini makin canggih dan Anda bisa saja kalah gaya saat mengeluarkan ponsel dari saku celana. Saya pun tidak terkejut dengan bocah saat ini punya gawai yang lebih canggih dan bikin iri. Harus diketahui, anak-anak saat ini berada pada generasi Alfa, generasi yang lahir di tahun 2000-an awal dan sejak kecil mereka sudah akrab dengan teknologi. Penggunaan gawai khususnya ponsel anak membuat diri sangat anak menjadi hiperaktif, apalagi banyak orang tua yang menggunakan ponsel untuk menenangkan anak yang membandel. Cukup berikan gawai, sang anak langsung duduk diam.

Selain itu orang tua sering kali mengalihkan pemandangan pada ponsel dan itu jelas membuat anak-anak melakukan hal serupa. Bapak buka Youtube, Ibu buka Instagram, pembantu main Facebook dan si anak malah main Bigo.. sungguh terlalu!

Tak perlu disangsikan, menurut hasil dari Databooks di tahun 2016 didapatkan hasil penetrasi internet Indonesia di berbagai kalangan meningkat tajam. Tercatat 132 juta dari masyarakat Indonesia dari lintas usia jadi pengguna internet aktif terutama dalam kegiatannya sehari.

Ada jumlah kelompok umur yang paling banyak mengakses internet dan angkanya mencapai 75,5% dari pengguna total. Mereka berada di rentang umur tertentu yaitu direntang 10 -- 24 tahun. Saya menganggap mereka berada generasi Z dan generasi Alfa generasi yang melek teknologi. Angka tersebut hanya kalah tipis dengan yang rentang usia yang lebih matang yaitu kelompok usia 25 -- 44 tahun yaitu di angka 75,8%. Rentang umur yang lebih panjang melebihi 20 tahun dari mereka umumnya tergolong generasi X dan Y karena lahir di awal 70-an sampai dengan awal 90-an.

Apalagi internet yang diakses khususnya anak-anak sangatlah tidak aman. Salah satunya yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia). Hasilnya didapatkan dari 1.250 responden yang terlibat didapatkan hasil 76,4 % merasa anak-anak tidak menggunakan internet secara aman. Hanya 22,9% yang aman menganggap hal tersebut aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun