Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kuasai TV Share & Jadi Raja Iklan!

3 Juli 2015   14:54 Diperbarui: 3 Juli 2015   14:54 2232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Belanja iklan televisi pada 6 bulan pertama (January-Juni 2015) telah mencapai hampir 33 trilyun rupiah dari 13 stasiun televisi nasional. Jumlah ini terus terang berkurang sekali dengan pendapatan tahun 2014 menurut PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) yang mencapai 150 trilyun. Artinya harusnya minimal menyamai yaitu 75 trilyun , tapi mengapa tidak mencapai 25 persen dari perolehan tahun lalu?

Adstensity yang melakukan survei ini mendapatkan data hanya dari 13 stasiun TV nasional , namun dianggap sudah mewakili 80 persen dari pangsa pasar. Artinya data 33 trilyun nggak akan jauh-jauh amat dari prediksi 100 persen pangsa pasar.

Urutan stasiun televisi yang mendapatkan kue iklan terbanyak adalah RCTI dengan pendapatan kotor sebesar Rp.4.765 trilyun. SCTV kedua dengan jumlah Rp.4.731 trilyun, ini jelas beti....atau beda tipis.  MNC TV di urutan ketiga dengan Rp.3.843 trilyun sementara urutan ke 13, terbuncit TVRI, dengan Rp.12.005 milyar.  Kesimpulannya pendapatan RCTI, SCTV dan MNC juga tidak jauh berbeda yaitu 15, 14 dan 12 persen.

Namun secara grup, Grup MNC (Hari Tanoesoedibyo) dengan tiga stasiun televisi RCTI, Global TV dan MNC TV menguasai 35 persen pendapatan. Ini mengalahkan pendapatan grup Emtek (SCTV,Indosiar) yang hanya mendapatkan 25 persen. Yang sangat terpuruk adalah grup Trans Corp yang hanya mendapatkan 8 persen  pendapatan dari kedua stasiun tvnya di Tendean yaitu Trans TV dan Trans 7.

Dilihat dari channel share (penguasaan share) televisi pada minggu ke 25, penguasaan RCTI dan SCTV mencapai 17,7 dan 16.1 persen, sementara IVM,MNC dan Global mendapatkan 10, 9 dan 7.1 persen. Trans TV dan Trans 7 hanya mendapatkan 6.5 dan 6.4 persen, bahkan dibawah ANTV yang mendapatkan 11 persen. Kedua TV milik Transcorp ini terbuncit untuk televisi berbasic informasi dan hiburan namun masih diatas televisi berita spt Metro TV dan TV One yang lebih segmented.

Pencapaian grup televisi milik Trans Corp ini mengejutkan karena tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dapat bersaing. Menurut Sapto Anggoro, direktur Sigi Kaca Pariwara yang menyelenggarakan survei ini, diperlukan talent-talent dalam mengembangkan industri kreatif. Artinya Transcorp tidak mampu melakukan konsistensi dalam pencapaian raihannya tahun-tahun sebelumnya.  Diluar isu dari eksodusnya banyaknya talenta dari grup televisi ini , dilihat dari top program Trans Corp terdiri dari program –program lama macam FTV dan Super Trap (Trans TV) dan On The Spot (Trans 7), dengan pencapaian ratingnya paling tinggi 2.2  (Data Nielsen Wk 25(21-27 Juni 2015) jauh dari Top Program yang dimiliki televisi lain yang mencapai 4 dan 5.  

Bisa disimpulkan disini pencapaian channel tv share ternyata berbanding lurus dengan perolehan kue iklan yang didapat.Makin tinggi share sebuah stasiun televisi makin tinggi peluangnya untuk mendapatkan banyak iklan. Dan strategi untuk tetap diatas selain dukungan peletakan program pada time slot yang tepat juga musti didukung talenta talenta kreatif yang menjadi urat nadi dari keberlangsungan sebuah stasiun televisi. Hal ini disebabkan dunia berubah, penonton berubah, teknologi berubah...namun perubahan harus cepat diantisipasi oleh pihak stasiun televisi...kalau tidak ya hanya jadi pengekor bukan leader.

Terakhir program acara televisi yang mendulang banyak iklan ternyata formatnya monoton saja, cuma dari sinetron, audisi dangdut, film animasi dan film-film bioskop yang diputar kembali. Artinya sudah saatnya stasiun televisi tidak hanya mengandalkan in house production sebagai backbone keberlangsungannya, karena griya produksi kreatif sangat banyak dan juga banyak diisi para bakat-bakat baru....kasarnya buat apa tayang 24 jam...kalau programnya nggak ada yang happening...

berita terkait

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun