Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Full Day School Prof. Muhadjir Effendy: Gebrakan Menghancurkan!

9 Agustus 2016   09:39 Diperbarui: 9 Agustus 2016   11:07 1701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JAM BIOLOGIS atau Ritme Sirkadian pada manusia. Sumber gambar http://www.endthistrend.com/how-to-maximize-your-bodys-circadian-rhythm/

Gagasan FULL DAY SCHOOL (FDS) Prof. Muhadjir Effendy, Mendikbud NKRI yang baru, yang mau segera direalisasinya di sekolah-sekolah negeri dan swasta (SD dan SMP) akan menimbulkan sejumlah implikasi praktis yang langsung kentara:

  • Jumlah mata pelajaran akan meningkat
  • Waktu bermain siswa di luar komplek sekolahan akan hilang padahal sangat penting
  • Waktu mengalami “parenting” di rumah sendiri akan hilang atau akan jauh berkurang (tidak semua bunda bekerja seharian penuh, dan tidak semua orangtua berkantor di luar rumah sendiri)
  • Selama ini SISWA merasakan sekolah formal manapun sebagai sebuah rumah tertutup. Kini, dengan sistem FDS, sebagai sebuah penjara gelap
  • Uang sekolah akan pasti naik (khususnya sekolah swasta)
  • Alhasil siswa akan bertambah stres, lalu depresif, dan mungkin sekali juga akan berumur pendek

Tidak jelas, apakah FDS dimaksudkan sang menteri sebagai kegiatan bersekolah yang akan dimulai pukul 6 pagi hingga pukul 6 sore. Dalam hal ini, bagaimanapun juga, BIOLOGICAL CLOCK atau JAM BIOLOGIS (JB; yang juga dikenal sebagai Ritme Sirkadian) penting diperhatikan! JB adalah sebuah kesimpulan riset ilmiah bertahun-tahun lamanya atas biologi manusia dan hormonologi. Lihat gambar terlampir.

Menurut JB, otak dan tubuh kita mulai tersiap aktif pukul 10 pagi. Sebelum itu, hormon melatonin yang diproduksi oleh kelenjar (kecil) pineal dalam sistem pusat saraf yang dinamakan Suprachiasmatic Nucleus (SCN) masih tersisa dan cukup aktif. Hormon melatonin memiliki sejumlah fungsi, yang terpenting adalah fungsi mengaktifkan dan menonaktifkan siklus tidur dan terjaga manusia. Melatonin terproduksi paling banyak pukul 9 malam yang membuat kita mulai merasa mengantuk dan ingin tidur. Lalu alirannya terhenti bertahap mulai pukul 7.30 pagi hingga beberapa jam sesudahnya, persisnya pukul 10 pagi.

Menurut JB, tubuh kita dan aktivitas otak mencapai koordinasi fungsional motorik terbaik pukul 2.30 sore. Kita memberi reaksi psikomotorik dan kognitif tercepat pada pukul 3.30 sore. Fungsi kardiovaskular dan otot bekerja paling efisien aktif pukul 5 sore. Menurut JB, tekanan darah tertinggi dicapai pukul 6 sore, saat gelap mulai datang. Dus, waktu terpanjang terefisien untuk bersekolah tersedia mulai pukul 10 pagi sampai maksimal pukul 5 sore, diselingi istirahat dan makan siang.

Jadi, jika FDS Mendikbud yang baru akan berlangsung mulai pukul 6 pagi hingga pukul 6 sore, selama hari-hari kerja dalam seminggu, yang akan terjadi, saya percaya, adalah ini: siswa akan tambah stres, lalu depresif, tidak tambah cerdas, tidak tambah produktif,  tidak tambah saleh, dan mungkin juga akan berusia pendek. Generasi muda masa depan NKRI tidak akan tambah berkualitas. Bangsa dan negara tidak akan tambah maju.

Bagi semua siswa-siswi, bermain dengan ceria dan bebas di luar komplek sekolahan, usai jam sekolah, dengan lebih banyak teman dan di banyak tempat terbuka, dan dengan waktu yang tersedia cukup, sama pentingnya dengan menyimak mata-mata pelajaran matematika, fisika, PPKN, sejarah nasional, budi pekerti, agama, dan lain-lain.

Tanpa bermain di luar komplek sekolah, siswa-siswi akan serupa anak-anak panda atau burung-burung kutilang yang dikerangkeng kuat dalam sebuah kandang besi, lalu akhirnya jatuh sakit dan mati karena stres dan depresi, bukan karena kurang makan dan minum, dan juga bukan karena kurang indoktrinasi.

Jika FDS sang menteri dimaksudkannya sebagai sebuah gebrakan di dunia pendidikan dalam NKRI, sebaiknya sebuah gebrakan apapun tidak membuat meja-meja dan bangku-bangku sekolah ambruk amburadul. Anyway, terima kasih pada Pak Menteri atas lontaran gagasan FDS-nya sehingga tulisan pendek saya ini bisa lahir. Mungkin sebuah tulisan yang juga menggebrak.  

Jakarta, 9 Agustus 2016 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun