Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Membuat Tahu Lebih Bergizi Lewat Fermentasi

30 April 2020   09:41 Diperbarui: 30 April 2020   11:26 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada yang menyangkal bahwa tahu adalah makanan bergizi. Pada  masa pandemi COVID-19 ini,  pedagang tahu dan juga tempe, tetap dilirik orang. Hal itu tampak jelas pada salah seorang pedagang tahu dan tempe di salah satu sudut  pasar rakyat di Kota Singaraja. 

Mbak Nur begitulah banyak orang menyapanya. Wajahnya tenang, tak terpengaruh pandemi COVID-19, walau disadari  penjualannya tak sebaik kondisi normal. Namun dia selalu bersyukur apapun yang terjadi.Matanya selalu mengisyaratkan bahwa bersykur adalah kekuatannya saat ini. 

Rezeki itu datang tidak selalu terbungkus oleh kain sutra, Pak, katanya pelan dan menyakinkan. Saya paham maksudnya, kadang-kadang rezeki itu datang terbungkus bungkusan kain kusam, sesuatu yang awalnya terlihat seperti sebuah musibah, seperti saat ini tapi ternyata itu adalah suatu berkat anugerah yang Tuhan ingin berikan kepada kita, hanya saja bungkusnya nggak selalu seindah yang kita bayangkan.

Wanita paruh baya itu, memakai kerudung, dan dia jujur kalau tahunya bagus dibilang bagus kalau sudah tidak enak dia katakan juga tidak enak. Dia tidak mau kehilangan pelanggan. Dia memang selalu menjadi langganan saya di pasar darurat Banyuasri Singaraja. Bali. Koq darurat? Ya, pasar yang lama direnovasi sedang dibangun pasar tingkat 3 lantai, dan pedagang di tempatkan di bekas terminal bus itu kadang berdesakan.

Hampir  semua pedagang memakai masker, sebab ada petugas di pintu masuk pasar itu lengkap dengan peralatan cuci tangan dan sanitizernya, yang siap menanyakan masker, kalau tidak pakai akan dikasi cuma-cuma, memang keren Pemda Buleleng ketika saya menanyakan maskernya dibeli dimana?

Di Singaraja Bali, udara siang itu terasa panas, musim hujan sudah mulai habis, siklus menuju musim panas di mulai ketika menginjak bulan mati (tilem) di sasih  jiesta (bulan ke sebelas), YAKNI 22 April 2020, menurut penanggalan Bali.  

Walaupun begitu wabah pandemi  COVID-19 masih belum beranjak pergi,  namun jumlah  kasus  trendnya menurun dan yang sembuhpun meningkat.  Belajar di rumah diperpanjang sampai akhir semester genap tahun ini, berarti sampai akhir Juni 2020.Mbak Nur, sebagai dagang tahu dan tempe seakan tak pernah terpengaruh dengan situasi pandemi Covid-19. Dia tetap laris manis dagangannya.

Alasannya, tahu dan tempe adalah makanan yang masih terjangkau dengan budget  yang tidak menguras isi kantong, walaupun  banyak karyawan  dirumahkan, bahkan ada di-PHK, namun  tahu tempe tetap menjadi teman setiap hari. Pengencangan ikat pinggang, identik dengan tahu tempe. Walaupun begitu tahu dan tempe masih cukup memenuhi gizi keluarga. Mengenai rasa, tergantung kiat mengolahnya.

Tahu tempe kaya  protein dan sebagai sumber asam amino essensial. Protein, merupakan makromolekul yang dibutuhkan  menjaga kesehatan dan membantu pembentukan struktur tubuh, sebagai anti bodi, enzim dan sumber energi ketiga setelah karbohidrat, lemak dan protein.

Mbak Nur, tahu kesukaan saya, yakni tahu lombok dan  tempe  yang merupakan dagangan pokoknya. Barang itu bukan buatan sendiri, Dia hanya menjualkannya, sehingga  kalau semuanya laku, baru dapat untung dari penjualan, itu tentu  tidak banyak, namun cukup untuk menghidupi dua anaknya yang masih SD itu.

Saya dan istri adalah pencinta tahu dan tempe, karena kami sepakat untuk mengurangi daging, namun kami belum berani memproklamirkan diri sebagai vegetarian, namun kami tetap mengkonsumsi sayur-mayur  secara teratur, kadang kami sepakat mengatakan diri kami  kelompok 'herbipora' pemakan tumbuhan, sambil berseloroh. Tentu, dengan mengurangi makan daging, maka kolesterol yang dulunya tinggi menjadi landai dan tekanan darah normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun