Mohon tunggu...
Intan Friska Permatasari
Intan Friska Permatasari Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Jember. Fakultas Teknik. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Berisi tentang artikel secara dasar dan singkat ataupun review tentang lingkungan, sosial dan ekonomi dari pengelihatan mahasiswa perencanaan wilayah dan kota

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Eksternalitas Negatif Fasilitas Umum Ibu Kota di Mata Kaum Milenial

27 Mei 2019   07:00 Diperbarui: 27 Mei 2019   07:06 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jika bicara tentang fasilitas umum maka kita akan berbicara tentang barang publik. Barang publik sendiri memiliki arti barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tidak akan mengurangi konsumsi individu lain akan barang tersebut. 

Dengan begitu barang publik dalam pembangunannya seharusnya memperhatikan berbagai macam aspek yang bersangkutan dengan berbagai lapisan masyarakat, atau bisa di katakan barang publik atau fasilitas umum tersebut harus mengutamakan kepetingan segala golongan masyarakat, atau tidak menonjolkan kepentingan salah satu golongan masyarakat. 

Hal tersebut merupakan suatu tantangan bagi para pihak yang bersangkutan dalam pembangunan fasilitas -- fasilitas tersebut, seperti yang di ketahui pula pembangunan suatu barang publik dapat dibangun oleh kerjasama antara pihak pemerintah dan pihak swasta dan seperti yang bisa ditebak setiap pihak pasti memiliki kepentingan masing -- masing akan pembangunan yang mereka lakukan. 

Faktor tersebut pula yang akan menghambat pembangunan publik yang diperutukan untuk segala jenis dan golongan masyarakat. Dampak dari tidak terpenuhinya faktor -- faktor itu akan menyingung tentang eksternalitas negatif atau manfaat negatif yang diberikan secara tidak langsung dari suatu pihak akibat dari aktivitas ekonomi. 

Jakarta merupakan Ibu Kota negara Indonesia yang bisa dikatakan merupakan landmark dari negara ini sendiri. Setiap peristiwa atau keadaan di kota ini akan menjadi fokus tersendiri bagi masyarakatnya. 

Terutama akhir -- akhir ini dimana semua hal sangat cepat tersebar dengan bantuan media sosial. Jika telah berbicara tentang kota Jakarta dimana kota ini menjadi salah satu kota yang mengalami berbagai pembaharuan untuk mengembangkan sektor ekonomi dan media sosial sebagai salah satu hal yang saat ini menjadi kebutuhan pokok baru bagi masyarakat, topik yang dapat menjadi benang merahnya adalah generasi milenial. 

Generasi yang lahir di awal 1980-an hingga awal 2000-an dimana kehidupan mereka menggangap bahwa kehidupan sosial menjadi salah satu aspek penting bagi kehidupan mereka, selain hal tersebut banyak hal lain yang merupakan ciri -- ciri masyarakat milenial ini seperti gampang bosan akan sesuatu, kritis akan fenomena sosial hingga ungkapan no gadget no life. Pada ibu kota sendiri, jumlah penduduk milenial sekitar 20% dari jumlah penduduk di kota Jakarta. 

Angka ini cukup besar dan dengan melihat ciri -- ciri penduduk milenial di atas maka dengan jumlah penduduk sebanyak itu keberadaan dari kelompok masyarakat milenial sendiri memiliki tempat penting dalam di masyarakat dan pada kehidupan ekonomi di Ibu Kota karena banyak dlihat bahwa perekonomian saat ini didominasi oleh para kaum milenial sebagai penggeraknya. 

Belum lagi seperti dikatakan di awal bahwa apapun yang terjadi di kota Jakarta akan memiliki tempat khusus bagi masyarakatnya dan persebaran tentang peristiwa tersebut akan sangat cepat terjadi. 

Maka, dengan melihat keadaan tersebut dan banyaknya fasilitas umum di kota Jakarta yang memerlukan pembaharuan. Maka, pemerintah dan pihak -- pihak lain yang ikut andil dalam pembangunan di ibu kota Indonesia ini menggunakan kebutuhan dan pengaruh golongan milenial sebagai salah satu faktor yang harus dipertimbangan dalam pembangunan -- pembangunan yang mereka lakukan. 

Pemerintah memasukan kebutuhan serta pengaruh golongan milenal menjadi salah satu "kebutuhan pokok" dalam pembanguanan di Jakarta, di maksudkan selain karena sebagian besar kota Jakarta ditinggali oleh kaum milenial yang memiliki pemikiran kritis dan penggerak ekonomi di Jakarta serta mereka juga dapat membuat segala hal yang terjadi lebih cepat menyebar adalah agar kota Jakarta sedikit demi sedikit mengubah kondisi dan image kota Jakarta yang padat dan tidak beraturan menjadi lebih tertata dan indah dipandang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun