Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penanggulangan AIDS dengan Tes HIV Calon Pengantin Pria Bak Menggantang Asap

9 Mei 2017   19:40 Diperbarui: 9 Mei 2017   19:49 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: dpbh.nv.gov)

Pekanbaru Tinggi Kasus HIV/AIDS, Dewan Minta Calon Pengantin Dites” Ini judul berita di  halloriau.com (8/5-2017).  Dengan temuan kasus HIV/AIDS pada Januari 2017 sebanyak 16 HIV dan 8 AIDS, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Riau, H Marlis Kasim, meminta agar KUA memasukkan tes HIV sebagai syarat untuk perkawinan. Kasus kumulatif HIV/AIDS di Kota Pekanbaru dilaporkan 448 pada tahun 2016 (antarasumsel.com, 9/5-2017).

Rupanya, Marlis khawatir karena diketahui juga ibu rumah tangga pun menjadi korban HIV/AIDS. Tapi, Marlis tidak memahami bahwa seorang ibu rumah tangga atau istri tertular HIV dari suami bukan karena suaminya sudah mengidap HIV/AIDS sebelum menikah karena bisa saja suami tertular HIV/AIDS justru setelah menikah.

Yang perlu diingat adalah tes HIV bukan vaksin. Artinya, biar pun seorang laki-laki sebagai calon mempelai tidak mengidap HIV/AIDS ketika dinikahkan itu tidak jaminan bahwa suami itu selamanya akan bebas HIV/AIDS.

Jika calon suami terdeteksi mengidap HIV/AIDS, apakah rencana pernikahan dibatalkan? Ini juga jadi soal besar karena menghalangi hak seseorang untuk berkeluarga.

Teknologi kedokteran bisa mencegah penularan HIV dari suami ke istri yaitu dengan memakai kondom setiap kali sanggama. Untuk mendapat keturunan atau anak yang tidak tertular HIV juga bisa dilakukan dengan teknologi kedokteran. Tidak perlu ke luar negeri karena di Indonesia sudah banyak pasangan pengidap HIV/AIDS yang mempunyai anak yang bebas HIV/AIDS.

Bisa saja setelah menikah si suami melakukan hubungan seksual yang berisiko tertular HIV, seperti:

(a) Pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang berganti-ganti di dalam dan di luar nikah.

(b) Pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, misalnya pekerja seks komersial (PSK) atau waria. PSK sendiri dikenal dua tipe yaitu:

-PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

--PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.

(c) Bisa jadi ada suami yang biseksual. Selain dengan istri suami juga melakukan seks dengan laki-laki yang dikenal sebagai LSL (Lelaki Suka Seks Lelaki).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun