JAKARTA(19//08/2017):Â Menjadi peserta Jaminan Kesehatan Sosial-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dianggap sebagai salah satu wujud kepedulian masyarakat dalam membantu negara. Melalui kehadiran JKN-KIS, akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat semakin lebar. Kini, kekhawatiran biaya berobat tak lagi menghantui masyarakat. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika masyarakat diharapkan dapat 'membalas budi' jasa negara ini.
"Pemerintah sudah banyak memberikan kemudahan kepada kita, salah satunya melalui BPJS Kesehatan dengan iuran yang sangat terjangkau. Dulu kalau sakit, tidak punya uang, gimana bayarnya? Banyak yang dibantu pemerintah lewat program ini. Pesan saya sih, kalau memang belum bisa membalas jasa negara, setidaknya kita jangan merugikan pemerintah, misalnya hanya bayar kalau lagi sakit atau mau berobat saja," kata Suci Yulianita.
Wanita yang bekerja sebagai reporter majalah ini menyayangkan sikap sebagian masyarakat yang masih belum sadar pentingnya disiplin membayar iuran dalam program JKN-KIS. Ia mengaku heran melihat perilaku masyarakat yang tergolong mampu, namun menunggak iuran. Menurutnya, tanpa partisipasi masyarakat, roda perputaran manfaat JKN-KIS bisa terganggu.
"Iuran sebulan itu lebih murah ketimbang uang jajan sehari-hari lho. Saya sudah merasakan sendiri manfaat JKN-KIS. Dua kali anak saya berobat pakai BPJS Kesehatan di klinik yang berbeda, pelayanannya sama-sama memuaskan. Banyak yang antri memang, tapi itu wajar saja. Dulu sebelum ada BPJS Kesehatan, kita juga sama-sama antri kan, di poliklinik, di praktek dokter, dan sebagainya. Jadi menurut saya bukan karena kita pakai BPJS ya, tapi karena yang butuh juga banyak. Asal sabar dan sesuai prosedur, pasti dilayani kok," kata Suci.
***