Mohon tunggu...
Lyfe Pilihan

Idealisme Lola Amaria di Film Labuan Hati

23 Februari 2017   00:25 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:31 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poster film Labuan Hati

Menyebut nama Lola Amaria, ingatan kita pasti terbawa pada film-film berkualitas yang pernah dibintanginya seperti Beth (2001) dan Ca Bau Kan (2002).  Berawal dari menjuarai lomba model Wajah Femina 1997, Lola memasuki ranah hiburan Tanah Air dengan membintangi iklan. Dalam waktu singkat karier dan popularitasnya menanjak dengan bermain sinetron dan film layar lebar.

Setelah sekian lama berperan dalam film-film berkualitas, perempuan berdarah Sunda-Jawa ini memilih berada di balik layar dengan menjadi produser dan sutradara. Sebagai sutradara, Lola dikenal dengan karya-karyanya yang sering mengangkat isu perempuan. Beberapa film yang pernah disutradarainya pernah meraih penghargaan, seperti film Betina yang berhasil meraih penghargaan Netpac Award dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2006. 

Di tengah gempuran film-film komersil, Lola merupakan segelintir sineas tanah air yang berpegang pada prinsip dan idealismenya. Lola ingin film Indonesia lebih beragam dan tidak didominasi film asing dengan menawarkan sesuatu yang berbeda di bioskop.

Kali ini, perempuan kelahiran 30 Juli 1977 itu kembali mengangkat film bertema perempuan, berjudul Labuan Hati. Sebuah film yang mengisahkan 3 perempuan, Bia, Indi, dan Maria yang ‘melarikan diri’ ke Labuan Bajo dengan konflik masing-masing. Ada Bia yang ingin menyepi sejenak dari rutinitas sebagai seorang istri dan ibu, kemudian Indi yang ingin menyelami makna cinta, dan Maria yang pernah terluka karena cinta. Di sana mereka mencoba menarik garis tentang hidup yang sedang mereka jalani di kedalaman laut dan eksotisme Pulau Flores. 

"Perempuan sering ditafsirkan sebagai manusia yang sulit ditebak. Kalimat ini sering kami dengar dari banyak sumber, terutama dari laki-laki. Film ini hanya ingin menarasikan apa yang kita pikirkan sehari-hari tentang perempuan dan segala yang berhubungan dengannya," ujar Lola, ketika mengenalkan film Labuan Hati ke publik.

Dalam menyiapkan film yang memotret kehidupan perempuan ini, Lola mengaku membutuhkan waktu cukup lama untuk menuangkan gagasan dan ide-idenya. Titien Wattimena kemudian dipercaya sebagai penulis skenarionya karena Lola pernah pengalaman bekerja sama dengan Titien dalam film film Minggu Pagi di Victoria Park (2010). Lola menilai Titien sangat mumpuni dalam mengisahkan seluk beluk dunia perempuan dari berbagai sudut pandang.

Labuan Hati digarap Lola dengan memadukan idealisme dengan kebutuhan pop dengan meramu komposisi yang pas agar mengena di hati penonton. Cerita dan karakter yang ditampikan sangat real dengan sentuhan latar bawah laut Flores yang menawan. Penasaran ingin melihat bagaimana idealisme Lola berpadu dengan keindahan alam Labuan Bajo? Saksikan filmnya dan selami pesan-pesannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun