Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Dilawan, Tapi Cobalah Berdamai dengan Stress

21 Januari 2017   22:51 Diperbarui: 22 Januari 2017   09:41 3704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: indiraabidin.com

Allah telah melengkapi manusia dengan sistem pertahanan terhadap bahaya. Inilah fungsi kortisol, pengelola stress dalam otak. Pada saat ada bahaya, otak akan langsung mengeluarkan kortisol, hormon stress, yang langsung bekerja mempersiapkan tubuh menghadapi stress sesuai kebiasaan, flight (lari meninggalkan sumber stress), freeze (beku, tidak bergerak, berharap sumber stress segera berlalu) atau fight (lawan, hajar). 

Untuk itu kortisol meningkatkan kadar gula dalam darah, dan membuat darah lebih banyak mengkonsumsi gula. Adrenaline pun muncul meningkatkan detak jantung, meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan jumlah energi dalam tubuh.

Kortisol juga menahan hal-hal yang tak mendukung proses menghadapi stress. Kemampuan melawan penyakit menurun, karena tubuh ingin menghadapi sumber stress dulu, sehingga berbagai sumber penyakit tidak mendapat prioritas. Kortisol juga membekukan sistem pencernaan, reproduksi dan pertumbuhan.

Setelah sumber stress hilang, kortisol dan adrenaline akan menurun, detak jantung dan tekanan darah turun, sistem pencernaan, reproduksi, pertumbuhan akan bekerja kembali, dan daya tahan tubuh (imunitas) akan bekerja kembali menghalau berbagai penyakit.

Yang jadi masalah adalah kalau sumber stress terus-terusan ada, seperti memori traumatis, kekhawatiran akan masa depan, galau masa lalu, ketidaknyamanan berhadapan dengan keluarga atau boss dan rekan kerja, atau konflik dengan nilai-nilai lingkungan. Kalau tubuh, pikiran dan jiwa tidak berdamai dengan itu semua, semua hal itu akan dianggap sebagai sumber bahaya, dan otak akan terus menerus memproduksi kortisol.

Dampaknya adalah produksi gula yang berlebihan, berbagai penyakit muncul karena imunitas rendah, jantung dan berbagai organ vital bekerja terlalu keras, dan melemah. Stress adalah sumber segala penyakit karena ini. Selama stress tubuh tak bisa menangkal penyakit, kadar gula tinggi, dan berbagai organ kelelahan bekerja.

Beberapa dampak dari kadar kortisol yang tinggi adalah: depresi, panik, keresahan kronis, stress paska trauma (PTSD), anorexia nervosa, bulimia nervosa, kecanduan, diabetes mellitus, obesitas, masalah metabolisme, polycystic ovary syndrome (PCOS), gangguan tidur sleep apnea, kerusakan ginjal, sakit kronis dan osteoporosis.

Stress terus menerus menyebabkan kelelahan kelenjar adrenalin atau Adrenal Fatigue, yang menyebabkan fibromyalgia, hypothyroidism, chronic fatigue syndrome, arthritis, menopause dini, jerawat, dan rambut rontok.

Jumlah kortisol harus pas sesuai kebutuhan tubuh, karena kalau terlalu rendah, bisa pula terjadi Addison's disease, kondisi auto imun yang merusak kelenjar adrenaline. Dalam jumlah yang pas kortisol berfungsi mengatur metabolisme, mengatasi peradangan dan mengatur kadar gula, selain untuk menghadapi stress.

Jadi jangan buru-buru cari obat cespleng, cari dulu sumbernya dari dalam tubuh, atasi stress nya, agar kita sembuh dari akarnya, dan tidak tergantung obat.

Apa yang dapat kita perbuat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun