Mohon tunggu...
Indah Noing
Indah Noing Mohon Tunggu... Lainnya - Maminya Davinci

Ibu rumah tangga biasa, punya 3 krucils, pernah bekerja sebagai analis laboratorium klinik selama 10 tahun. Selalu berharap Indonesia bisa maju dan jaya tak kalah dari negeri yg baru merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saya Orang Tua Murid yang Tidak Setuju Kurikulum 2013

22 Desember 2012   16:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:11 4029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya mengikuti pemberitaan di berbagai media mengenai info rencana pemerintah yang ingin menerapkan kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2013/2014. Ternyata pro dan kontra tidak hanya timbul di kalangan praktisi pendidikan, namun di kalangan orangtua murid pun terjadi dan saya termasuk salah satu ibu yang tidak menyetujui rencana kurikulum 2013.


Kurikulum 2013 ini rencananya akan memangkas jumlah mata pelajaran di sekolah sehingga menjadi lebih sedikit, yaitu di tingkat SD dari 10 mata pelajaran (mapel) dipangkas menjadi 6 mapel, di tingkat SMP dari 12 mapel dipangkas menjadi 10 mapel.


Sebenarnya saya masih bingung, gerangan apakah yang menyebabkan perubahan kurikulum ini?


Apakah karena banyaknya keluhan dari para orang tua siswa tentang jumlah mata pelajaran yang menurut mereka sangat  banyak dipelajari anaknya sehingga membebani tas & punggungnya saat harus membawa buku-buku pelajaran tersebut ke sekolah setiap harinya?


Apakah karena keluhan akan materi  pelajaran yang dianggap terlalu berat, tidak sesuai usianya?


Apakah karena melihat perilaku pelajar-pelajar  sekolah yang terlihat condong  malas, suka mencontek, bahkan sampai terjerumus penggunaan narkotika, tawuran atau perkelahian antar pelajar yang kadang sampai anarkis?


Mohon kiranya pemerintah memberikan pemberitahuan sejelas-jelasnya ke masyarakat sebab musabab setiap perubahan kurikulum.


saya sebagai ibu dari anak kelas 1 SD tidak setuju dengan perubahan kurikulum tersebut. menurut beberapa info yang beredar tingkat SD mapel yang ditiadakan adalah antara lain: IPA, IPS, Bahasa Inggris, Teknologi Informatika dan Komputer (TIK). Lho kok kenapa  pelajaran yang juga penting di era kini malah ditiadakan?


Saya jadi teringat masa kecil saya saat masih duduk di bangku SD. Betapa saya sangat menikmati  masa-masa itu, sekitar tahun ajaran 1982/1983 saya mulai kelas 1 SD.  saya ingat menggunakan buku-buku mapel lungsuran/ bekas pakai kakak saya sekolah. Buku-buku tersebut saya turunkan lagi ke adik-adik saya untuk sekolah pada tahun-tahun berikutnya. Tidak seperti zaman sekarang buku-buku sering bergonta-ganti sehingga tidak bisa digunakan ke adik-adiknya pada tahun-tahun berikutnya. Saya hampir menyukai segala mapel waktu sekolah, guru Bahasa Indonesia waktu saya SD bernama Ibu Nur adalah guru yang paling berjasa menurut saya, karena beliaulah saya jadi bisa membaca. Berkat cara mengajar beliaulah saya jadi gemar membaca buku hingga kini. Kala itu buku pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah cuma buku kecil biasa saja diawali dengan kisah Keluarga Budi, hingga kini pun aku masih ingat nama-nama saudara si Budi, ada Iwan & Wati  :-)  Buku-buku pelajaran waktu saya  SD tidak berat membebani tas dan punggung/pundak saat membawanya berangkat atau pulang sekolah, bahkan  kami berangkat dan pulang dengan berjalan kaki beriringan menyanyikan lagu Sepatu Gelang, indahnya kebersamaan kala anak.  :-) Anak-anak SD sekarang bukunya besar-besar dan tebal, satu mata pelajaran terdiri dari banyak buku ada buku materi, buku lembar Kegiatan siswa, buku tulisnya juga, minimal 1 pelajaran membawa 3 buku. Bila 1 hari ada 5 mata pelajaran bisakah dibayangkan berapa buku yang harus dibawanya dalam tas, belum lagi bila sang anak harus membawa pakaian olahraga, bekal makanan dan minuman, atau bahkan keperluan untuk kegiatan ekstra kurikuler yang biasanya berlangsung sesudah jam sekolah usai. Saya pun sebagai ibu mengeluhkan tentang hal ini, anak saya kalau pergi sekolah membawa tas seperti orang pulang kampung, tas koperbisa ditarik karena ada rodanya.Anak saya tak bisa membawa tasnya dengan cara digantung di pundak/ punggung, karena berat. Tapi permasalahannya bukan pada jumlah mata pelajarannya yang banyak, menurut saya permasalahan terletak pada buku yang tebal. Cobalah diamati buku-buku tersebut, tulisannya besar-besar, gambar-gambar juga besar.Sebenarnya bisa diringkas lagi dan lebih kreatif lagi, tulisan tak perlu besar-besar, gambar tak perlu besar-besar, buku dibuat menarik sehingga anak berminat membaca & mempelajarinya. Bila buku menjadi ukuran normal niscaya memperingan bawaan anak saat sekolah.


Tentang pelajaran IPA yang dilebur ke dalam pelajaran bahasa Indonesia saya juga tidak setuju, sangatlah beda pelajaran tentang berbahasa yang sebenarnya adalah belajar cara berkomunikasi dengan pelajaran IPA yang ilmiah, yang ada nanti malah membuat kerumitan, karena segala pelajaran adalah mudah dipelajari bila pemahaman  dasarnya sudah dicapai. Pasti berbeda pemahaman dasar tentang bahasa yang meliputi banyak unsur yang harus dipelajari, misalnya tentang, penggunaan kalimat, subjek, predikat, objek, kata sifat, kata benda, majas, pantun, puisi, belajar mengarang, dan lain-lain.Pemahaman dasar di pelajaran IPA meliputi, alam, tumbuhan, manusia, sifat-sifat ilmiahnya, proses ilmiahnya. Apakah penggabungan 2 mapel ini karena para perumus kurikulum 2013 pun menganggap Bahasa Indonesia dan IPA adalah mudah dipelajari?

Duh, jangan mentang-mentang anak Indonesia lumayan banyak yang berprestasi di olympiade sains tingkat internasional, maka menganggap IPA pelajaran gampang. Mereka itu tuh cuma sedikit jumlahnya dibandingkan anak-anak yang kurang paham sains. :-(

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun