Mohon tunggu...
Siti Maimun
Siti Maimun Mohon Tunggu... -

student at united state of padang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku yang Tersakiti

18 Maret 2013   08:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:34 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku, aku hanyalah seorang pemuda yang entah sampai kapan akan terus menderita. Semua tetanggaku membenciku, entah kenapa akupun tidak tau, dan dimana orangtuaku aku pun tidak tau. Aku hanya mempunyai  kakek yang sangat menyayangiku. Tapi kakekpun tidak pernah menjawab dimana orangtuaku dan mengapa semua tetangga membenciku. Aku sempat mendengar pembicaraan kakek dengan seseorang, entah siapa orang itu, mungkin dy orangtuaku karena waktu itu kakek bilang “kapan kamu kesini, anakmu sering bertanya tentangmu,” tetapi ketika aku Tanya sama kakek, kakek hanya tersenyum dan bilang “sudah makan belum kamu yan.” Kakek memang selalu begitu.

***

Hari-hari ku jalani dengan riang gembira walaupun sebenarnya hatiku sakit sekali karena semalam kakek habis cerita panjang lebartentang orangtuaku dan mengapa tetanggaku membenciku, ternyata orangtuaku diusir dari kampung kurangasem ini karena ibuku hamil sebelum mereka menikah dan hal itu diketahui oleh para tetangga dan perbuatan orangtuaku itu sangat melanggar peraturan kampung kurangasem ini. Aku sangat terpukul sekali mendengar cerita kakek itu, kenapa semua orang dikampung ini sangat kejam sekali. “memang sih orangtuaku salah tapi tidak usah di usir dong” gerutuku dalam hati. Dan ternyata tetanggaku dikampung ini tau kalau aku anaknya siti dan husein , ya itu nama orangtuaku dan akhirnya tetangga disini pun membenciku sampai saat ini. Aku sedih sekali , tetapi aku tetap bersyukur sekali karena masih ada sahabatku yang selalu menemaniku yang bernama meisya yang selalu menyemangatiku. Aku merasa bahagia sekali karena selalu ada meisya disampingku.

***

“apa yan? Jadi orangtua kamu diusir? Lalu dimana orangtua mu sekarang?” Tanya meisya yang kaget setelah ku ceritakan tentang apa yang diceritakan kakek semalam. “iya sya, akupun sangat terpukul setelah tau kalau begitu cerita orang tuaku, harusnya dulu aku gak usah lahir aja, kalo harus orangtuaku yang menjadi korbannya,” jawabku menyesal . “jangan ngomong gitu dong ryan, aku sangat senang punya teman kayak kamu, lagian itu kan bukan kesalahanmu, yaudah jangan sedih lagi yah ryan, gimana kalau kita karokean aja, ajak meisya sambil meyemangatkanku. “iya deh”, jawabku singkat. “kok singkat banget ? kamu gak suka ya” Tanya meisya , “iih meisya , apa sih yang aku gak suka kalau sama kamu, aku suka kok” jawabku sedikit merayu. “let’s go, “ kata meisya sambil menarik tanganku.

***

Sesampainya dirumah setelah berkarokean ria bersama meisya, aku mendapati kakek yang sedang pingsan dengan mulut berdarah, akupun langsung menelepon rumah sakit terdekat, beberapa menit kemudian ambulance pun dating kerumahku dan ternyata dokter bilang kakekku sudah tiada dari sejam yang lau. Aku pun lemas dan tidak ingat apa-apa lagi.

***

“Kamu gak apa-apa kan yan?”  Tanya meisya cemas, “gak apa-apa kok sya” jawabku bingung karena tiba-tiba ada meisya disampingku. “Kamu bingung yah, aku tadi ngerasa gak enak hati gitu pas aku telpon kamu, kamu gak angkat-angkat  jadi aku langsung kerumah kamu aja, dan ternyata benar  firasatku itu”, kata meisya panjang lebar. “memangnya apa yang terjadi sya?” kataku tidak ingat apa yang terjadi tadi. “Jadi kamu gak ingat apa-apa yan?” Tanya meisya kaget, “iya…” jawabku lemas. “kakekmu… tiba-tiba akupun memotong omongan meisya, “ohh iyaa, kakekku mana sya?” . “iyaa itu dy yan, kakekmu meninggal, kata dokter beliau terkena tbc stadium akhir” kata meisya sambil menitikan air mata. “apa sya?  Sekarang dimana kakekku sya?” kataku panik. “kakekmu lagi mau dimakamin sama warga disini tetapi kata warga sini kamu gak boleh kepemakaman karena kamu anak pembawa sial,” jelas meisya tidak tega. Akupun langsung lari ketempat pemakaman dan ternyata sudah dijaga ketat oleh satpam. “hey anak pembawa sial ngapain kamu kesini?kamu hanya bisa menyusahkan orang saja” bentak satpam yang bernama bejo. “tolong banget pak satpam,ini yang meninggal adalah kakek saya, saya sangat kehilangan sekali dengan kepergian kakek saya ini, mohonku kepada satpam itu. Belum sempat satpam itu menjawab langsung dipotong oleh meisya, yan ada surat yang ditulis kakek untukmu.

Maaf yah ryan, kakek harus pergi, kakek gak bisa jagain kamu lagi. Karena kakek harus menemui orangtuamu disurga. Sebenarnya kakek berbohong tentang para tetangga yang mengusir orangtuamu karena mereka hamil kamu.sebenarnya orang-orang disini benci sama kamu karena mereka takut kena sial deket kamu. Sebenarnya ibumu duluan meninggal karena waktu itu ibumu sedang menggendongmu dan tiba-tiba ibumu meninggal, kata dokter beliau kena serangan jantung. Lalu I minggu kemudian ayahmu menyusul karena waktu itu beliau menyelamatkanmu dari kebakaran yang waktu itu menimpa rumah kalian, lalu malah beliau yang terbakar. Setelah itu tidak ada lagi yang mau mendekatimu. Kamu jangan terlalu memikirkan hal ini. Kamu tunjukan kepada mereka kalau kamu tidak membawa sial seperti apa yang mereka katakana. Tingkatkan perstasimu ya cucuku sayang.

Salam sayang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun