Mohon tunggu...
Deni imo
Deni imo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentara Keras dan Disiplin

7 Juli 2017   09:37 Diperbarui: 7 Juli 2017   10:02 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karakter TNI memang keras, tetapi itu bukan untuk kekerasan. Mendidik anggota TNI dilakukan dengan keras dan tegas untuk membentuk sosok prajurit TNI yang tanggap, tanggon, dan trengginas. Dalam membentuk karekter militer tentunya didasarkan pada sasaran pendidikan yang akan dituju, dirumuskan dalam sesanti Tri Sakti Wiratama  yang berarti integrasi dari ketiga sifat prajurit yang utama, yaitu tanggap, tanggon, dan trengginas.

Tanggap,artinya berdaya tangkap dan penalaran yang tinggi dengan memiliki potensi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dapat mengembangkan diri. Tanggon artinya dapat diandalkan, ulet, dan tahan uji dengan memiliki mental yang dilandasi jiwa Pancasila dan UUD 1945, bersemangat juang kebangsaan, berkode etik Sapta Marga, berwatak keprajuritan dan berkepemimpinan TNI.

Trengginas artinya tangkas dalam bertindak dan berolah pikir dengan memiliki kesemaptaan jasmani, daya tahan tinggi dalam menghadapi tugas. Berangkat dari sasaran yang hendak dicapai tersebut, semua proses belajar mengajar berlangsung secara terukur dan terkendali. Sasarannya juga jelas, yaitu mendidik agar para taruna, para siswa atau pelajar yang kelak menjadi anggota TNI memiliki postur tubuh yang gagah, memiliki kepatuhan, kedisiplinan, kuat fisik maupun mental, yang menjadi syarat dalam mendukung pelaksanaan tugas pokoknya.

Karena itu, kekerasan yang dilaksanakan secara terukur dan senantiasa memperhatikan faktor keselamatan dan keamanan. Memang, pembinaan dan pendidikan fisik dilakukan seperti itu karena tanpa perlakuan yang tegas, keras, dan disiplin, para calon tentara akan banyak berdiskusi, membantah, usul sana-usul sini, yang pada akhirnya latihan tidak akan mencapai sasaran. Pendidikan TNI memang mempersiapkan postur prajurit yang siap setiap saat menghadapi tugas berat dan berpotensi menimbulkan stres tinggi sehingga diperlukan latihan keras.

Sebagaimana dipahami bersama bahwa target dan program yang yang dilakukan oleh TNI sangat jelas. Maka metode yang digunakan pun jelas arahnya. Didasarkan target yang sudah ditetapkan, para pelatih di TNI harus bekerja keras siang malam melakukan pengawasan secara ketat dan disiplin tinggi. Untuk latihan pembentukan fisik agar calon anggota tentara tidak bongkok dan berbadan tegap, maka diterapkan dengan cara menggendong ransel dengan beban seberat 10 kg.

Ransel yang digendong secara terukur akan kuat dilakukan oleh para calon tentara dan akan menarik badannya tegak ke belakang sehingga pada akhirnya kelak ia akan menjadi tentara yang tegap dan tidak bongkok. Tujuannya jelas, menghasilkan para prajurit yang secara fisik tegap. Begitu pula dengan latihan lain, misalnya siang-malam melakukan latihan di lapangan. Hal ini jelas ada maknanya, yakni menguji dan sekaligus membuat agar diri seorang calon tentara menjadi kuat, sehat, dan tangguh.

Kondisi yang diharapkan direalisasikan dalam Lomba Pleton Tangkas yang diadakan setiap tahun. Disitu satuan akan dilihat sampai sejauh mana pembinaannya dalam menggembleng prajuritnya. Lomba Peleton Tangkas (Ton Tangkas) yang sering dipertandingkan setiap tahun oleh TNI AD yang mempertandingkan materi lomba Lintas Medan, Samapta, Renang Militer, HTF  (How to Find the fighter)  dan  Menembak Senapan.  Dengan materi tersebut semua memakan banyak tenaga dan pikiran. Kondisi tersebut jelas akan dapat membentuk karakter prajurit yang keras tangguh dan disiplin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun