Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Para PSK Itu Merahasiakan Nama Aslinya

29 Juni 2012   12:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:25 2004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kepadaku ia mengaku bernama Vera. Kebetulan beberapa temannya pun memanggilnya dengan nama itu. Vera, wanita berusia sekitar 25 tahun, berkulit agak kekuningan, janda 2 anak, logat bicaranya terdengar seperti dialek Jawa Timuran.


Aku mengenal Vera di salah satu lokasi praktik Pekerja Seks Komersial (PSK) di wilayah kabupaten dimana aku bertempat tinggal, sebuah kabupaten yang termasuk propinsi Kalimantan Selatan.

Kedatanganku ke lokasi PSK itu dalam rangka investigasi terkait isu adanya sekitar 60-an lebih dari PSK disana terjangkit HIV.


Terdapat 2 lokasi PSK di daerahku, berjarak sekitar 18 kilometer dari ibukota kabupaten ke arah utara jalan trans Kalimantan ke arah wilayah Kalimantan Timur.

Warga mengenal kedua lokasi PSK tersebut dengan sebutan KAPIS; Kapis Lama dan Kapis Baru. Perihal nama Kapis ini, seorang temanku memplesetkannya menjadi kepanjangan KAmar Peristirahatan Istri Sementara, hehehe.......ada-ada saja, tapi benar juga sih.

Ada pula warga yang menyebutnya dengan BATAM; Batam 1 dan Batam 2, singkatan dari BATu AMpar, karena kedua lokasi tersebut berada dalam wilayah Desa Batu Ampar. Di kedua lokasi PSK itu terdapat lebih dari 400 PSK.


Oke, kita lupakan letak lokasi PSK itu secara detil, nanti malah ada yang kepingin kesana, hehehe......

Aku hanya ingin menceritakan mengenai Vera kenalanku itu. Aku tak yakin kalau Vera itu nama sebenarnya. Begitupun terhadap nama teman-temannya; Sheila, Helda, Herni, dan lainnya.

Dan dugaanku itu ternyata benar. Dari data-data yang kuperoleh dari salah seorang mucikari disana, nama-nama seperti para wanita kota itu tak terdapat dalam daftar, yang ada adalah nama-nama wanita jawa pada umumnya.


Kenapa mereka tak menggunakan nama asli mereka ? Jawabnya sudah bisa pula ditebak, mereka tak ingin para orangtua mereka, keluarga dan orang di kampung mengetahui pekerjaan mereka. Karena mereka mengaku merantau di Kalimantan dengan bekerja di perkebunan, di pertambangan, menjadi pelayan toko, restoran, hotel, rumah makan, warung teh atau warung kopi, dan lainnya. Bahkan mereka pun merahasiakan tempat tinggal mereka sebenarnya. Contohnya si Vera, ia mengaku kepada kedua orangtua dan anaknya kalau ia bekerja di sebuah daerah di Kalimantan Tengah, padahal kenyataannya ia berada di wilayah Kalimantan Selatan. Langkah Vera ini pun diikuti oleh semua temannya sepekerjaan.


Kedua lokasi seperti yang kuceritakan diatas, telah ada sejak lebih dari 2 dekade lalu. Para PSK yang "mondok" disana semuanya berasal dari luar daerah; pulau Jawa, hampir tak ada warga lokal pribumi yang menjadi PSK di kedua Lokasi tersebut, entah di lokasi di daerah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun