Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya muslim

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Bayaran Untuk Peserta Demo Yang Bersorban dan Berbaju Koko Tanggal 4 November 2016

25 Oktober 2016   08:39 Diperbarui: 25 Oktober 2016   12:14 1937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.kabarkan.net/heboh-foto-oknum-polisi-injak-taman-saat-mahasiswa-demo-2-tahun-jokowi-jk-netizen-kok-media-jamban-gak-pada-ribut/

"Wahai saudara-saudara, janganlah mengharap-harap bertemu dengan musuh, mohonlah kesejahteraan kepada Allah. Tetapi, kalau kalian bertemu dengan musuh, sabarlah (berhati teguh). Ketahuilah, sesungguhnya surga itu terletak di bawah bayangan pedang." Kemudian beliau bermunajat, "Ya Allah, Tuhan yang menurunkan Kitab, yang menjalankan awan dan mencerai-beraikan pasukan musuh, ceraikanlah mereka dan tolonglah kami melawan mereka." [HR Bukhari]

******

Bagi para peserta demo di November nanti, tenangkan hati kalian, tuduhan dari kafir yang menyatakan bahwa kalian mendapatkan bayaran sebesar lima puluh ribu belumlah sepadan dengan caci maki junjungan yang mereka puja-puja itu. 

Tenangkanlah hati kalian, sesungguh Tuhan sesuai dengan permintaan dari Uswatun Hasanah kita adalah agar mereka tercerai-berai. Tentu saja kita mengerti sekali mereka sangat rapih dalam kemungkaran. Mulutnya mereka hiasi dengan tutur tentang toleransi, tindakan mereka bungkus dengan demokrasi namun sungguh, sesuai dengan teks langit, mereka tidak akan pernah ridha dan lega sehingga kita memasuki alam fikir dan sudut pandang yang mereka sunggi-sunggi.

Tuduhan di bayar lima puluh ribu sesungguhnya adalah hinaan, karena bayaran yang akan di terima jauh lebih besar dari selembar duit yang habis dibayar hanya untuk dua bungkus nasi Padang, bayaran yang kita inginkan adalah ampunanNya. Memperlihatkan semangat untuk membela kehormatan agama di atas segala perjuangan apapun. Jika saja mereka mengerti bahwa tuduhan itu hanya akan memantik lebih banyak bara api dan menimbun kayu bakar di dalam dada para mujahidin dan mujahidah.

Mata mereka tidak akan pernah terang melihat, mata mereka akan mendadak rabun karena memang tekad dan niat mereka adalah kehinaan Islam. Bagi mereka adalah kemenangan jika kita tersungkur dan terpuruk, beringsut mundur meskipun selangkah. Mereka lebih melihat kita sebagai kotoran yang layak dan patut untuk diinjak atas nama kemanusiaan.

"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, teguhkanlah langkah-langkah kaki kami, dan tolonglah kami atas orang-orang kafir yang memerangi kami."[QS al-Baqarah : 250].

Janganlah kita terkecoh saat mereka mengatakan bahwa mereka tidak memerangi kita, sungguh jika saja mereka jujur akan berkata, sesungguhnya Indonesia adalah tanah tumpah darah kami untuk memuliakan apa yang kami yakini.

Wahai pejuang, sesungguhnya negara ini lahir dan merdeka dari pekikan takbir dan kucuran darah para syuhada. Jangan kita terdiam saat ada pencuri memasuki pekarangan dan mengambil sesuka dan sepuas hati apa yang mereka inginkan. Meskipun satu ayat atau satu surah, sesungguhnya mereka akan mengambil satu kitab suci jika ada kesempatan untuk itu.

Dan sungguh, mewartakan kesalahan si penista kepada sekutunya seperti menggantang asap, "Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak  mengerti."[QS al-Baqarah : 171]. Jadi memang tidak perlu lagi berdialog karena memang dialog tidak dibutuhkan. Yang dibutuhkan adalah penegakan hukum bagi Si Penista, silahkan di pilih penegakan dengan hukum positif yang berlaku di Indonesia atau menggunakan hukum yang kami imani. Itu saja.

Tuhan bersama kita, amin!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun