Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya muslim

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dana Haji: Pemiliknya Didzolimi Lalu Duitnya Diembat?

31 Juli 2017   08:53 Diperbarui: 1 Agustus 2017   17:04 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Logika yang paling bengkok sekalipun akan bisa menyatakan bahwa rejim yang berkuasa hari ini sedang on fire dan bersemangatnya untuk membuat mayoritas penduduk Indonesia merasa bahwa agama yang mereka anut menjadi masalah kebangsaan. Begitu banyak kasus, mulai dari kasus memalukan di Kepulauan Seribu, kepala negara yang meninggalkan rakyatnya yang minta bertemu sewaktu ada aksi untuk menegaskan pelaku penghinaan tersebut harus diseret ke meja pengadilan. Lalu kasus Perppu yang kuat nuansa otoritarian yang mulai diperlihatkan untuk mulai memberangus beberapa ormas yang menjadi inisiator dan motor pergerakan perlawanan muslim. HTI hanya pintu masuk, FPI lalu FUI dan tidak tertutup kemungkinan beberapa ormas lainnya.

Mungkin pembaca tidak sempat membaca tentangseorang guruyang sedang mendidik anak didiknya yang kedapatan tidak shalat di jam sekolah malahan dihukum masa percobaan. Gila!

Semua di atas hanya terjadi di rejim koplak ini. Se-rusak-rusaknya imej yang di bangun para kadal buntung pemungut remah seperti barisan (dahulu) anak-anak muda seperti Rizal Ramli, Fadjroel Rahman dan lain-lain tentang keburukan rejim orde baru tidak akan bisa ditemukan kasus-kasus yang membuat nyaris semua muslim marah seperti hari ini. Dahulu yang marah cuman satu-dua muslim, seperti AM Fatwa di insiden Tanjung Priok dan meradang umat di Lampung Selatan. Saat ini nyaris semua muslim merasakan bahwa rejim koplak telah mempertontonkan aksi-aksi penindasan yang sistimatis dan terburu-buru nafsu kepada kalangan muslim. 

Sejauh itu perjuangan, sebut saja nahi munkar,  semua muslim memahaminya sebagai dinamika jihad atau dakwah. Akan selalu ada rintangan dan perjuangan untuk melakukannya. Dan sehebat apapun iblis merintangi, janji Langit tidak akan ingkar, seperti ingkarnya mulut comberan yang menjanjikan ratusan lapangan kerja dan harga komoditas yang terjangkau.

Alih-alih mengubah perangai kusutnya, rejim ini malahan semakin mempertunjukkan dangkalnya bagaimana membina hubungan antara penguasa dan rakyatnya yang mayoritas islam. Pembangunan infrastruktur yang katanya prospektif, memiliki nilai investasi dan bisa mendatangkan investor yang tertarik menanamkan modalnya hanya menjadi gincu untuk merias bibir para PSK Kali Jodo. Yang terjadi adalah mati dan sulit bernafasnya bank-bank plat merah untuk di paksa memodali proyek ambisius tersebut.

Jika memang proyek tersebut memiliki prospek bisnis seharusnya pemerintahan tidak akan hilang akal sehatnya untuk menggunakan dana umat yang disakiti hatinya berkali-kali untuk memodali proyek "candi Roro Jonggrang" tersebut. Proyek yang menyebabkan jumlah hutang melebihi 50% dari APBN. Apa yang disasar? Hanyalah ambisi Candi, saat masa tua bisa mengenang peninggalan semasa menjabat dahulu. 

Dana umat (Dana Haji) yang dilirik memang berjumlah fantastis. Meskipun congornya Menteri Agama menyakiti hati karena menganjurkan jangan terlalu serius dalam beragama akan tetapi karena keseriusan itulah dana yang nilainya mentereng itu ada.

Logika kecoak adalah, dzolimi orangnya lalu ambil duitnya. Ayo, perbanyak istighfar, barangkali setan-setan yang membisiki sang Penguasa bisa disadarkan oleh kekuatan Langit. Amin!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun