Mohon tunggu...
Imam Puji Hartono
Imam Puji Hartono Mohon Tunggu... -

Saya IMAM PUJI HARTONO (IPH), , lahir di Jakarta, besar di Jawa Timur dan saat ini tinggal dan bekerja di Jakarta.\r\n\r\nSaya baru belajar menjadi penulis dan pengamat amatir tentang isu-isu : Politik, Agama, Kebudayaan,Sosial dan Ekonomi.\r\n\r\nKalau tidak berkenan harap maklum ya. Salam Persahabatan dan Jabat erat, IPH

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jauhi Prasangka (zhan)

25 April 2012   02:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:08 3730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335321950709016220

Jauhi Prasangka (zhan)

============== Assalamualaikum wr wb.

Sahabatku rahimakumullah,

Perasaan buruk sangka kita terhadap orang lain terkadang mudah sekali bersemayam di hati kita. Namun sayangnya sebagian besar, buruk sangka tsb tidak dibangun di atas fakta atau bukti yang cukup. Sehingga yang terjadi adalah asal tuduh kepada teman atau saudara kita sendiri. Padahal, menurut para psikolog, prasangka buruk terhadap orang lain itu hanya akan menggerogoti kesehatan jasmani dan rohani kita.

Agama sesungguhnya juga telah melarang kita untuk berprasangka buruk dan itu menjadi dosa.

Dalam Al-Qur`an, Allah swt berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangkaan (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan dosa.” (Al-Hujurat: 12)

Dalam ayat di atas, jelas bahwa buruk sangka kita terhadap orang lain itu bisa menjadi catatan dosa bagi kita.

Rasulullah Saw sebagai suri tauladan terbaik, tidak pernah berprasangka buruk kepada orang lain, walaupun terhadap orang yang baru menyatakan diri sebagai seorang muslim.

Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw pernah marah dengan seorang sahabat. Pasalnya, pada sebuah pertempuran, sahabat ini membunuh anggota pasukan kafir yang tiba-tiba mengucapkan dua kalimat syahadat. Sahabat ini berkilah, “Orang kafir itu hanya bersiasat agar tidak dibunuh.” Dengan tenang, Rasulullah saw meluruskan ucapan sahabat tersebut, sudahkah kamu bedah tubuh orang itu dan mendapatkan kenyataan bahwa hatinya memang dusta? (Al Hadits)

Lahirnya prasangka dalam hati seorang hamba Allah sebenarnya memperlihatkan kelemahan hamba itu sendiri. Karena racun prasangka bisa merusak nalar seseorang sehingga tidak mampu berpikir objektif, apa adanya. Hati dan pikirannya selalu dibayang-bayangi curiga

Kalau prasangka buruk kepada orang lain itu dosa, terlebih lagi berprasangka buruk kepada Allah Swt. Dan tanpa kita sadari, berprasangka buruk terhadap Allah Swt terkadang terjadi pada setiap diri kita. Sebuah keputusan yang begitu bijaksana dari Yang Maha Bijaksana terkadang bisa kita salahartikan.

Kalau kita terkena musibah, terkadang terpikirkan oleh kita, “Kenapa Allah menimpakan ini kepada kita? Kenapa bukan ke orang lain saja?

Juga Kalau terjadi musibah menimpa suatu negeri, sering kita berprasangka buruk, bahwa Allah Swt memang sedang menimpakan azab kepada mereka.

Itulah kebodohan kita sebagai manusia yang kerap menjebak manusia pada prasangka, kepada sesama atau kepada Allah. Kebodohan seperti itu tak ubahnya seperti anak kecil yang buruk sangka pada obat. Karena si anak kecil hanya tahu kalau obat itu pahit.

Dalam surat Al Baqarah ayat 216, Allah Swt berfirman, “Wa'asaa an takharu syai'an wahuwa khairul lakum, wa'asaa an tuhibbuu syai'an wa huwa syarrul lakum, wallahu ya’lamu wa antum laa ta’lamuun”, artinya, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”

Seorang mukmin sejati tak akan pernah lelah merawat hati. Ia senantiasa menyiram tanaman hati itu dengan air ruhani yang bermineral tinggi, menebar pupuk amal yang tak pernah henti. Dan, juga mencabut segala benalu prasangka buruk, iri dan dengki.

Hati seorang mukmin sebaiknya senantiasa berprasangka baik seraya lidahnya memanjatkan doa, “…Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau biarkan kedengkian (bersemi) dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman: Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (Al-Hasyr: 10)

So, senantiasa berprasangka baiklah terhadap orang lain, tinggalkan prasangka buruk. Just say no to negative thinking.

Semoga Allah Swt menjauhkan kita dan anak keturunan kita dari sifat buruk sangka thdp orang lain. Amiin.

Semangat Pagi sahabatku, selamat beraktifitas menjemput rezeki Allah dan jangan lupa untuk saling berlomba dalam kebaikan & saling berpesan dalam kebenaran & kesabaran.

Allahumma shali ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.

Hari ini sebagian kita gajian, jangan lupa hak2 fakir miskin di gaji kita itu segera dibersihkan (dikeluarkan), untuk membersihkan harta dan jiwa kita. Bâraka Allâh fîkum. Amiin

Jakarta, 25 April 2012

Wassalamualaikum wr wb

Imam P Hartono (IPH)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun