Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Misteri Telaga Warna Puncak

17 Juni 2019   10:13 Diperbarui: 17 Juni 2019   12:59 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Telaga Warna Puncak. Foto Muassis

Kalau jalan jalan ke Puncak, mesti suka baca plang 'Telaga Warna'.  Tetapi gak pernah singgah. 

Baru ketika tanggal 3 Juni 2019 lalu,menjelang 2 hari Lebaran, suami tiba tiba ngajak jalan jalan ke Puncak. Mumpung sepi katanya, hehe. Ok deh kamipun meluncur melewati tol Jagorawi yang biasanya sangat padat, tetapi kini lancar.  Ya iyalah, kantor dah pada libur, penghuni Jakarta juga sudah pada mudik. 

Jadilah kami ngabuburit, lagi puasa puasa ke Puncak. Terus saja kami melaju, belum memutuskan singgah di bagian mananya Puncak. Eh tetiba suami belok kiri masuk ke jalanan yang rada naik, bertuliskan Telaga Warna. 

Kebun Teh Telaga Warna.Dokpri
Kebun Teh Telaga Warna.Dokpri
Kemudian kami parkir di kawasan Telaga Warna disisi kiri, dan hamparan perkebunan teh disisi kanan. Suasana terasa mistis karena kabut turun menyelimuti perkebunan teh, menutupi view bukit Mega Mendung dan Hambalang yang biasanya tampak.

Ketika hendak turun dari Mobil, kami sudah disambut oleh banyaknya monyet disini. Petugas parkir mengingatkan agar kami tidak membawa makanan. Biar tidak diserbu para monyet ini. Kamipun keluar tidak membawa makanan. Tetapi Saya tetap membawa tas selempang saya dan mbaknya Adra bawa perlengkapan baju ganti Adra. 

Kami jalan menuju Telaga Warna, tetiba segerombolan monyet mendekati saya dan Lia. Tangan monyet berupaya menggapai tas dan tentengan baju ganti Adra yang dibawa. Aduh rada kaget, seolah kawanan monyet ini mau menyerang kami. Akhirnya petugas datang, dan kami balik ke Mobil untuk menaruh tas dan tentengan. Intinya mah, kalau turun mobil jangan bawa apapun deh. 

Jadi kami kembali jalan ke arah Telaga warna tanpa membawa apapun. Ketika melihat telaga ini, Tak kirain telaganya warna warni. Ternyata berwarna hijau lumut. Dengan latar hutan lebat yang hijau berkabut. Mentari tampak malu malu, membuat sebagian pepohonan hutan terpantul ke Danau.

Suasana di Danau ini, tenang dan mistis. Ternyata danau ini ada legendanya. 

Konon dulu Danau ini bekas kerajaan Kutatanggeuhan, dengan Prabunya yang bijaksana, Prabu Suarnalaya Dan Ratunya yang jelita Purbamanah. Sayang keduanya tidak dikaruniai putra sebagai penerus kerajaan. Akhirnya dengan doa yang tekun, sang Ratu hamil, Dan lahirnya seorang putri yang jelita. 

Putri tersebut sangat dimanja. Apapun kemauannya diturutin. Suatu saat dia ingin kalung terindah didunia. Sang Prabu sudah mengirim utusan untuk mencari kalung itu, tetapi sang putri tetap tidak berkenan. Akhinya ibunda Ratu memberi kalungnya yang sangat berharga, sangat disayang, begitu Indah, dengan batu-batu yang sangat cantik. 

Sang putri tetap tidak mau. Ibundanya Ratu Purbamanah mennagis sedih tak berhenti. Air matanya tiba tiba membesar menjadi Danau dan menenggelamkan kerajaan ini berikut isinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun