Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kagetnya Jokowi Soal Harga Tiket Mengungkap 5 Hal?

14 Februari 2019   14:55 Diperbarui: 15 Februari 2019   13:56 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Ketika Jokowi sebagai President RI menghadiri acara Gala Diner 50 tahun PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia) Senin 11 February 2019, Ketua PHRI menyampaikan keluhan mahalnya harga tiket sehingga berdampak pada menurunnya hunian hotel dan restoran 

Jokowi yang mendengar itu bilang kaget dengar harga tiket mahal. Dan ketika mendengar itu dia sepertinya dijelaskan oleh Chairul Tanjung yang juga hadir disitu bahwa tiket mahal karena harga avtur yang mahal. Dan mahal karena Pertamina monopoli disitu. 

Kenapa Jokowi kaget? Ada 5 hal makna kagetnya Jokowi tersebut:

1. Jokowi tidak tahu harga tiket pesawat mahal karena tidak lagi mendengar suara rakyat? Karena tiket mahal sudah dikeluhkan sejak 2 bulan ini. Sudah masuk berita mainstream. Tetapi kok bisa gak tahu. Berarti akses informasi Jokowi ke rakyat terhalang orang sekitarnya? 

2. Tidak ada koordinasi dengan Menterinya. Kemenhub jalan sendiri dan malah menutup nutupi penyebab harga tiket mahal? Katanya karena low season fase penumpang sepi makanya mahal? Penumpang disuruh memaklumi. Padahal logikanya justru low season tiket murah. Jika permintaan tinggi atau peak season baru harga tiket mahal, seperti lebaran atau natal tahun baru.

3. Ketika Presiden menyebut tiket mahal karena harga avtur, INACA malah mengkoreksi bahwa harga tiket mahal karena maskapai diambang kebankrutan? Rugi karena persaingan harga murah akhirnya menaikkan harga setingginya? Aneh, karena sebelumnya INACA justru yang protes tingginya harga avtur. 

Apa ini ada kaitannya karena Ketua INACA adalah sekaligus Dirut Garuda yang notabene diangkat oleh MenBUMN? MenBUMN juga membawahi Pertamina?

Jadi ini juga berarti tidak ada koordinasi lintas kementrian, antara Kemenhub dan KemenBUMN?

4. Seingat saya dulu di era SBY, jika ada kebijakan tariff atau harga yang berdampak luas, maka stakeholder (pemangku kepentingan) mesti diundang untuk menakar dampaknya, dan menerima masukan dalam perkiraan jadi atau tidaknya suatu kebijakan tarif diterapkan. 

Kalau sekarang keputusannya terkesan diam diam dan jalan sendiri saja. Seperti Jonan mengumumkan kenaikan harga BBM, besoknya dianulir Jokowi. 

5. Kagetnya Jokowi itu hari Senin tanggal 11 Februari 2019. Harga tiket ke Medan untuk hari ini hingga seterusnya masih belum berubah tuh. Masih mahal. Jadi kapan dipanggilnya menteri terkait? Kapan turunnya harga tiket pesawat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun