Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tagihan Listrik Diringankan dan Digratiskan, Kita Jangan Malah Jor-joran

1 April 2020   12:42 Diperbarui: 1 April 2020   12:42 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dok PLN dipublikasikan kompas.com

Pemerintah memutuskan untuk menggratiskan tagihan listrik bagi pelanggan listrik di golongan 450 VA. Sementara untuk pelanggan listrik golongan 900 VA hanya dibebani biaya 50 persen. Kebijakan tersebut berlaku selama tiga bulan yakni April sampai Juni 2020. Kebijakan ini untuk mengurangi pengeluaran warga di tengah terjangan virua corona yang melesukan ekonomi.

Tentu kebijakan pemerintah ini akan meringankan beban masyarakat. Sekadar diketahui, di tengah terjangan virus corona, beberapa bisnis melesu. Sebab, jarang orang yang keluar rumah. Ketika jarang orang keluar rumah, aktivitas ekonomi pun tak menggeliat. Warung yang biasanya ramai, jadi sepi. Pedagang makanan anak-anak jadi sepi pembeli karena anak-anak banyak berdiam di rumah.

Ketika pendapatan masyarakat menurun, maka sekali lagi keringanan biaya listrik ini akan mengurangi beban masyarakat. Di tengah kebijakan ini, selayaknya kita tetap bijak dalam bertindak terkait kelistrikan. Jangan sampai keringanan ini dimanfaatkan untuk menggunakan listrik jor-joran. Misalnya karena biaya diringankan, lampu malah nonstop. Menggunakan alat-alat listrik sepuasnya. "Mumpung murah," begitu kira-kira alasannya.

Padahal, listrik tak serta-merta soal biaya. Banyak dampak negatif lain dari listrik yang membuat kita harus bijak menggunakannya. Wartakotalive.com pernah memberitakan bahwa 85 persen energi di seluruh dunia disuplai oleh sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Maka jika energi makin sering digunakan, akan membuat sumber daya alam cepat habis. Jika energi cepat habis maka bisa dibayangkan bagaimana anak cucu kita makin cepat tak bisa menikmati energi karena keserakahan kita.

Selain itu, tirto.id juga pernah memberitakan soal hasil penelitian yang termuat di Jurnal Environmental, Science & Technology dari University of Wisconsin-Madison. Disebutkan, jika menghemat energi akan menyelamatkan nyawa dan mengurangi polusi udara. Disebutkan efisiensi energi 12 persen pada musim panas di Amerika Serikat mengurangi paparan polusi udara, khusunya ozon dan partikel halus. Efeknya udara lebih bersih dan bisa berdampak pada keselamatan nyawa manusia. Nah, salah satu penghematan energi itu dengan menghemat penggunaan listrik.

Maka, pada April sampai Juni biasanya adalah musim panas, yang tentu tidak jauh beda dengan tesis penelitian di Amerika Serikat tentang energi tersebut. Maka, dengan beberapa efek positif penghematan energi, selayaknya penghematan tetap dilakukan di masa biaya listrik dimurahkan. Penghematan juga bukti bahwa kita bertanggung jawab pada masa depan anak cucu kita.

Penghematan akan membuat anak cucu kita merasakan energi lebih lama, selain tentunya harapannya adalah adanya sumber energi terbarukan. Sehingga kebutuhan energi terus terpenuhi. Penghematan listrik juga membuktikan bahwa warga Indonesia adalah warga yang peduli dengan lingkungan. Jangan kemudian, kita menjadi bagian perusak lingkungan melalui penggunaan listrik secara gila-gilaan ketika dimurahkan biayanya.

Sekali lagi, jangan sampai dengan murahnya biaya listrik malah jor-joran menggunakan listrik. Di tengah keprihatinan corona, kita juga layak prihatin salah satunya dengan penghematan energi. Jangan sampai keprihatinan pemerintah kita balas dengan aji mumpung. "Mumpung gratis colok terusss."

Langkah Hemat Listrik

Ada beberapa langkah nyata dalam menghemat listrik seperti dikutip dari kompas.com. Pertama adalah menggunakan lampu LED daripada lampu pijar. Lampu LED berdaya lebih kecil daripada lampu pijar. Setelahnya, nyalakan lampu LED itu jika hanya diperlukan. Tak perlu nyalakan lampu LED di siang hari dan matikan lampu jika akan tidur malam hari.

Kedua, cabut pengisi daya baterai ketika tidak dipakai. Misalnya pengisi daya untuk telepon genggam atau laptop, dicabut saja jika sudah tak digunakan. Jika pengisi daya masih tertancap maka akan terus menyedot energi. Hal itu tentu juga bisa berpotensi adanya kebakaran akibat korsleting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun