Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sebelum Menjadi Pembina Upacara di Sekolah, Perhatikan Beberapa Hal Berikut

29 Oktober 2019   08:35 Diperbarui: 30 Oktober 2019   14:37 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi upacara bendera. - Dokumen Pribadi

Berada di atas panggung dan menjadi pusat perhatian seluruh peserta upacara menjadi hal yang tidak bisa saya lupakan saat menjadi pembina upacara dulu.

Berusaha tampil sebaik mungkin dan meminimalisasi kesalahan, membuat jantung rasanya ingin keluar dari tempatnya. Keringat dingin yang keluar dari dahi seakan tidak bisa membohongi fakta bahwa saya cukup gugup untuk menjalankan tugas ini untuk pertama kali.

Maklum saja, saya adalah guru baru yang masih memiliki nol jam terbang dalam masalah ini. Jika berbicara masalah upacara, tentu di benak saya adalah menjadi peserta upacara. Kalaupun menjadi petugas, hanya membaca teks UUD 45 ataupun teks doa yang kerap saya lakukan. Menjadi pembina upacara sebenarnya tidak pernah terpikirkan dalam benak saya sebelumnya.

Namun, mau tak mau, tugas ini harus saya emban kala menjadi guru honorer. Guru yang menjadi pembina upacara dijadwal secara sistematis pada awal tahun pelajaran melalui SK Kepala Sekolah. Urutan untuk menjadi pembina upacara disusun sedemikian rupa. Menurut salah satu guru senior, urutan ini telah mengikuti "dug". Alias, senioritas guru di sekolah kami.

Guru yang memiliki "dug" tinggi, alias yang memiliki tingkat senioritas tinggi akan lebih dulu menjadi pembina upacara. Sedangkan, guru junior dan baru masuk seperti saya akan menjadi pembina upacara di akhir tahun pelajaran. Jadi, sebagai guru junior, saya bisa belajar dahulu dari guru senior mengenai hal-hal apa saja yang harus kami lakukan saat menjadi pembina upacara.

Beberapa hal perlu diperhatikan sebelum menjadi pembina upacara. Tentu, kesiapan fisik harus diutamakan karena kegiatan ini membutuhkan banyak energi dan konsentrasi. Saya harus sarapan terlebih dahulu secukupnya agar mendapat asupan energi dan gizi yang memadai.

Yang kedua, pakaian dinas lengkap juga harus disiapkan dengan baik. Baju keki, sepatu, dan tentunya topi dari Pemkot menjadi atribut yang wajib. Menjadi Pembina upacara juga menjadi contoh bagi peserta upacara --dalam hal ini murid-murid agar juga melakukan kegiatan yang serupa. Memakai seragam dengan baik dan benar.

Selain persiapan fisik, persiapan mental juga penting dilakukan. Kemampuan berbicara di depan banyak orang sangat diperlukan.

Tak seperti forum lain yang memiliki peserta hampir seragam, dalam upacara bendera sekolah memiliki keunikan tersendiri. Pembina upacara dituntut untuk bisa mengomunikasikan pesannya, tidak hanya bagi murid tetapi juga bagi guru dan karyawan.

Ini tak lepas dari peran upacara bendera sebagai salah satu refleksi kegiatan seluruh warga sekolah dalam jangka waktu paling tidak satu minggu. Untuk itu, penggunaan bahasa yang mudah dipahami, baik oleh murid, karyawan, dan guru juga perlu dikuasai dengan baik oleh guru yang menjadi petugas upacara.

Penguasaan ini penting karena saya kerap menemui rekan guru yang kurang bisa menyampaikan apa yang harus disampaikan pada saat menjadi pembina upacara. Akibatnya, ketika pembina upacara menyampaikan amanatnya, peserta upacara banyak yang tidak memerhatikan. Berbicara sendiri bahkan bertengkar dengan temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun