Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan featured

Pemikiran Njoto dan Embrio "Citizen Journalism" Harian Rakjat

29 September 2018   11:06 Diperbarui: 29 September 2019   20:23 1519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kolom berita daerah yang berasal dari tulisan warga. - Sumber : http://ksn.or.id

Pertentangan di dalam bangsa Indonesia kala memasuki tanggal 30 September terus terjadi hingga kini.

Pertentangan tersebut seakan menjadi "takdir" yang harus dijalani oleh bangsa ini hingga kapanpun juga. Akibat dari pertentangan itu, maka turut pula mengubur berbagai potongan sejarah menganai segala hal yang berbau PKI, baik organisasi maupun tokoh-tokohnya.

Padahal, cukup banyak hal yang semestinya perlu diketahui oleh masyarakat luas, terutama oleh generasi penerus bangsa. Salah satunya adalah mengenai perbenturan gagasan yang dilakukan oleh PKI dengan partai-partai lain yang saling berseberangan.

Perbenturan gagasan yang mencapai puncaknya pada masa pertengahan Demokrasi Liberal ini sejatinya bisa dijadikan pelajaran bagi kita yang juga memiliki keadaan yang hampir sama menjelang pemilu serentak 2019 nanti. Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa PKI merupakan salah satu partisipan aktif dalam kancah perpolitikan nasional. Aktifnya PKI sebagai salah satu episentrum politik masa itu tentu tak bisa dilepaskan dari peran besar pimpinan partai. Salah satunya adalah Njoto.

Wakil Ketua CC PKI yang menjadi orang nomor dua di partai tersebut memang dianggap sebagai sosok penting setelah DN Aidit. Aktif di dunia jurnalistik, tulisannya terjejak dan cukup banyak menggambarkan apa yang terjadi kala itu. Seperti, kala ia melakukan blusukan ke daerah-daerah di Indonesia dengan menggunakan kereta api. Pemikiran-pemikirannya yang tajam namun masih dalam koridor paham-paham marxisme juga banyak terkisah di dalam tulisan-tulisannya. Tak hanya itu, minat besar Njoto dalam bidang budaya membuat Lekra, salah satu lembaga budaya yang dianggap berafiliasi dengan PKI besar di masanya.

Namun, tak banyak sumber yang mampu menyingkap kehidupan Njoto, terutama mengenai pemikirannya. Padahal, jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain, ia memiliki kehidupan yang berwarna. 

Kurangnya sumber mengenai tokoh ini membuat seorang lulusan sejarah bernama Fadrik Aziz Firdausi menerbitkan buku berjudul "Njoto, Biografi Pemikiran 1951-1965". Buku ini bersumber dari beberapa surat kabar seperti Harian Rakjat dan Bintang Merah yang kerap memuat tulisan-tulisan Njoto. Sumber lain berasal dari buku lain dan  wawancara dengan beberapa kolega Njoto yang masih hidup.

Di dalam bukunya ini, penulis tersebut mencoba menggali segala hal mengenai kehidupan Njoto dari berbagai sisi. Ada tiga bagian utama yang dikupas di dalam buku ini. Bagian pertama mengupas mengenai politik Njoto sebagai jubir PKI.

Bagian kedua buku ini membahas mengenai aktivitas publisitas dan dunia jurnalistik yang ditekuni Njoto. Terutama, mengenai perannya sebagai pimpinan redaksi "Harian Rakjat"sebagai surat kabar yang berafiliasi dengan PKI dan pemikiran kental bernuansa komunis. Sedangkan, bagian ketiga membahas mengenai peran aktif Njoto di bidang kebudayaan, baik di dalam LEKRA maupun kegiatan kebudayaan lainnya. Sebagai penutup, tulisan-tulisan dari Njoto yang pernah diterbitkan juga termuat di bagian akhir buku ini.

Diantara bagian-bagian tersebut, salah satu hal yang menarik untuk disimak adalah bagian kedua, yakni mengenai aktivitas publisitas Njoto. Bagian ini menjadi menarik karena pada masa itu pers memang menjadi ajang adu kuat partai-partai politik dengan surat kabarnya masing-masing. Pers juga menjadi salah satu kunci dalam kemenangan PKI, baik di dalam Pemilu Nasional 1955 maupun Pemilu Lokal 1957.

Keberhasilan ini tentu tak lepas dari peran Njoto dalam mengelola "Harian Rakjat". Menurut Njoto, keberhasilan sebuah pers dalam mewartakan beritanya tidak bisa dari satu arah saja. Namun, relasi dari dua arah yang saling terkait sangat diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun