Mohon tunggu...
Mohamad Ikrom Arasid
Mohamad Ikrom Arasid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Akademisi

Sang Petualang: Dunia Simulasi IG: kk_ikrom

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Antara Dilan dan "Political Will"

1 April 2019   00:45 Diperbarui: 1 April 2019   00:49 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam debat capres ke IV kali ini menyinggung Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, Hubungan Internasional. Tentunya diantara Jokowi dan Prabowo memiliki gagasan-gagasan besar melalui manajemen strategi yang akan diterapkan nya.

Jokowi dalam membahas esensi pertanyaan pendekatan Ideologi tanpa indoktrinasi lebih merepresikan toleransi melalui praktik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, melalui pendidikan serta melalui pendekatan media sosial; Instagram; twitter; Facebook serta lainnya yang lebih kekinian. Kemudian Startegi Prabowo dalam pendekatan Ideologi tanpa indoktrinasi yakni melalui pendidikan.

Pada konteks pemerintahan, Jokowi mengusung Dilan dalam arti Digital Melayani, pun tak lepas dengan konsep mall pelayanan publik nya melalui pengembangan smart city. Kemudian Prabowo lebih merepresikan melalui Political Will.

Kita tidak memungkiri perihal dialektis dunia yang kian hari kian berubah seiring perkembangan pengetahuan, alih-alih pada era kali ini berbasis teknologi. Saya melihat Jokowi berada digaris terdepan dengan manajemen strategi melalui pendekatan Digital melayani.

Pun demikian tentunya Jokowi telah memaparkan Dilan dan Mall Pelayanan Publik agar masyarakat tidak merasa kesulitan atau mempermudah dalam mengurus perizinan serta lainnya dan agar tidak terjadi korupsi jika dengan digital melayani yang terintegrasi dari pusat hingga OPD (Organisasi Perangkat Daerah).

Kemudian Prabowo yang mengusung Political Will dalam arti kemauan pada aspek penguatan lembaga pemerintah agar tidak terjadi korupsi. Diantara Jokowi dan Prabowo memiliki esensi yang sama akan tetapi pada konteks manajemen strategi yang berbeda dan Jokowi lebih rinci dalam menyampaikan manajemen strategi serta lebih kekinian seiring perkembangan zaman.

Baca juga Debat Cawapres 2019 yang Melampaui Zaman

Pada konteks pertahanan dan keamanan. Pada pemerintahan periode Jokowi telah membangun beberapa infrastruktur; markas beserta radar deteksi tepatnya di beberapa perbatasan Indonesia dan menyoal alutsista dan almatsus Jokowi lebih merepresikan bahwa itu adalah investasi dan akan menguatkan Sumber daya Manusia nya.

Jokowi mengakui anggaran terhadap pertahanan dan keamanan masih lemah tapi Jokowi menyampaikan bahwa semuanya butuh tahapan dan pada pemerintahan nya hari ini baru pada tahap pembangunan infrastruktur; markas beserta radar deteksinya. Kemudian Prabowo akan menguatkan pertahanan dan keamanan melalui menaikan anggaran nya serta pada sektor alutsista dan almatsus Prabowo akan lebih memerhatikan pada pembelanjaan serta kualitas alutsista dan almatsus.

Saya melihat pada sektor kemiliteran Prabowo lebih unggul akan tetapi sungguh sangat disayangkan ketika Prabowo menyinggung soal private kepercayaan sehingga melahirkan paradoks ketidakpercayaan nya terhadap TNI walaupun dirinya mengklaim lebih TNI daripada TNI.

Pada konteks Hubungan Internasional, Manajemen strategi Jokowi akan lebih memproyeksikan diplomasi dalam menjaga perdamaian dunia serta negosiasi guna popularitas keunggulan yang dimiliki Indonesia baik pada sektor mayoritas kaum Muslim, perekonomian; ekspor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun