Mohon tunggu...
Muhammad Igo
Muhammad Igo Mohon Tunggu... Ilmuwan - mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masingan 2

4 Desember 2019   04:07 Diperbarui: 4 Desember 2019   04:20 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia, tidak dapat dipungkiri lagi akan kekayaan di dalamnya mulai dari sabang hingga merauke. Alam, s0sial, dan budaya merupakan warna Indonesia. Pada suatu hari, dalam perjalanan studi ke kalimantan ada hal yang menarik yang tak pernah terduga dalam hidupku, tapi sebelum kesitu, coba kalian bayangkan satu kata ini "Kalimantan". Aku yakin banyak hal yang akan muncul dalam benak kalian. "Borneo, Pulau suku Dayak, Hutan yang masih terjaga, keindahan alamnya yang asri, dan banyak lagi" ya memang sih, tapi perjalanaku lebih dari itu. Kalimantan memang pulau yang dihuni oleh Suku Dayak dengan populasi yang sangat banyak, selain suku daya yang pasti ada suku lain, yakni Banjar. 

Aku membayangkan apa yang dibayangkan oleh orang pada umumnya karena aku pergi ke Kalimantan bukan jalan-jalan tapi menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa dan merupakan salah satu syarat utama untuk mendapatkan gelar sarjana.  Beberapa bulan sebelum berangkat aku membayangkan kalau kalimantan itu penuh dengan  hutan yang lebat dan banyak hewan liar di dalamnya. selain itu, yang aku bayangkan ialah banyak anjing karena masyarakatnya menggunakan piliharaan tersebut sebagai hewan pemburu. Waktu terus berjalan, tak dapat dihentikan penerbanganpun aku lalui dengan berbagai rasa dan pertanyaan. Ok, setelah sampai di Banjar, aku hati sedikit tenang karena yang aku lihat bukan seperti yang aku pikirkan. 

Kurang lebih 2 hari aku dan kelompokku nginab di Tanjung. Kami pun melanjutkan perjalanan ke titik yang seharusnya. Pertanyaan dan rasa segalam macam rasa muncul kembali, tapi aku cukup menikmati pemandangan hijau selama perjalanan. Ya, kurang lebih  1 jam perjalanan, aku dan teman-temanku sampai juga di titik tujuan. Turun dari mobil, aku memandang sekelilingku dan berkata salam hati "inikah tempatku akan menjalankan kewajiban selama 1 bulan lebih?" Pertanyaan lainpun hadir "seperti apa masyarakat di dalam desa ini?" Pertanyaan tersebut hanyalah salah satu pertanyaan dari seribu pertanyaan dalam hatiku saat itu. 

Hari demi hari aku lalui, aku coba melebur ke dalamnya, "wow" ini sangat menarik, lebih dari apa yang akau bayangkan "kalian tahu apa yang ada di sana?" Masingai II adalah desa pecahan dari desa Masingai. Desa tersebut merupakan desa transmigran yang dihuni oleh sebagian besar masyarakat yang berasal dari DIY dan sekitarnya. Bahasa yang digunakan di dalam masyarakat ialah bahasa Jawa, Banjar, Dayak, dan Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Pertunjukan yang populer ialah pertunjukan Jatilan. Menjelang 20 hari, diri ini sudah mulai terikat secara emosional dengan masyarakat tersebut. "Kamu tahu apa yang aku lakukan dikala gabut datang?" biasanya aku akan jalan-jalan ke kebun karet yang rindang dan sejuk atau mencari buah-buahan atau makanan dari alam. Menjelang 17-an aku sering pulang pagi karena berbaur dengan masyarakat untuk menyiapkan tujuhbelasan.

Semoga aku dapat mengunjunginya lagi


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun