Mohon tunggu...
I K. PUTRA JULIANTARA
I K. PUTRA JULIANTARA Mohon Tunggu... Dosen - seorang Guru sekolah, Dosen, sekaligus Tutor belajar.

Metode Pembelajaran saya adalah komunikatif, Interaktif, dan Menyenangkan. Teaching is my passion, Saya suka mengajar dan mendidik siswa dengan diselingi canda dan tawa Bagi saya kenyamanan siswa dalam belajar adalah Prioritas saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kaitan Antara Konsep Lokal Genius dan Saintis Kayu Sebagai Bangunan di Karang Asem, Bali

15 Desember 2009   13:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:56 1889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara tropis yang kaya akan hasil hutan. Hasil hutan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia unutuk memenuhi kebutuhan hidup baik kebutuhan sandang, pangan, maupun papan. Kayu yang merupakan salah satu hasil hutan dimanfaatkan penduduk sebagai bahan bangunan dan kerajinan tangan guna memenuhi salah satu kebutuhan hidup tersebut.

Masyarakat di kecamatan karangasem khususnya, biasanya memilih dan memilah kayu sebagai bahan bangunan maupun bahan kerajinan tangan didasarkan pada pengalaman yang mereka miliki. Kayu yang biasanya yang digunakan oleh masyarakat tersebut merupakan kayu local seperti kelapa, durian, cempaka, dll. Sedangkan kayu yang digunakan oleh masyarakat setempat sebagai bahan kerajinan tangan seperti bamboo. Selain berdasarkan atas pengalaman yang mereka miliki dalam memilih dan memilah , masyarakat setempat mengetahui manfaat atau kegunaan sebuah kayu dari sastra- sastra / lontar- lontar yang ada. Sastra- sastra tersebut merupakan warisan leluhur yang memiliki konsep adi luhung yang perlu dilestarikan. Adapun lontar- lontar tersebut seperti lontar taru premana, asta kosala- kosali, dan aji janantaka. Lontar tersebut merupakan salah satu pedoman atau penuntun masyarakat dalam kehidupan sehari- hari.

Masyarakat kecamatan karangasem sebagian besar memeluk umat hindi.Umat Hindu memiliki kepercayaan pemilihan kayu untuk bahan bangunan yang akan mempengaruhi keharmonisan atau kestabilan kehidupannya.Tidak semua kayu dapat dipakai sebagai bahan bangunan, dan tidak setiap bangunan menggunakan kayu yang sama. Hal ini dapat dibuktikan melalui kayu yang dipakai untuk bangunan rumah tinggal, bangunan dapur, dan bangunan suci. Kayu menyimpan makna ka (asal) dan yu (budi). Kayu, oleh umat Hindu, dianggap hidup dan dipercaya dapat memberikan keselamatan dalam kehidupan. Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih pada peranan kayu dalam kehidupannya, maka setiap 210 hari di Bali dilangsungkan upacara yang disebut dengan Tumpek Uduh

Dalam kitab Asta kosala kosali dan Asta Bumi yang menjadi dasar cara pemilihan bahan dan dasar-dasar bangunan Hindu. Adapun filosofi umat Hindu adalah Tri Hita Karana yaitu Parhyangan (tempat suci), Pawongan (manusia sebagai penghuni) dan Palemahan (tanah serta isinya). Keharmonisan dalam Tri Hita Karana adalah terjadi keselarasandalam susunan Tri Loka pada Bhuana Agung yaitu bhur (bhuta), bwah(manusia), swah(Tuhan). Tri Angga pada manusia yang terdirikepala, badan, kaki, yang dihubungkan pada suatu palinggih (bangunan) yaitu pada hiasan kaki, badan, kepala yaitu dedapa, rangse, dan ider-ider. Oleh karena itu tata cara bangunan oleh undagi sudah terarah pikiran dan pandangannyapada refleksi dari ajaran yang sistematis dengan filosofis dari ajaran agama hindu.

Dengan berpijak pada hal tersebut, terlepas dari keyakinan. Sebagai seorang yang berpendidikan sudah tentunya penulis ingin mengetahui kebenaran hal tersebut yang dikaitkan dengan struktur anatomi tumbuhan sehingga kita dapat membahas konsep lokal genius tersebut secara ilmiah. Maka penulis berharap bias menjadi manusia yang dogmatis dan pragmatis. Untuk itu penulis mengambil topic tersebut sebagai bahan makalah anatomi tumbuhan.

1.2Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat penulis ambil dari latar belakang masalah di atas adalah

1.2.1 Jenis batang tumbuhan apa saja yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Karangasem sebagai bahan bangunan dan kerajinan tangan serta mengapa batang tumbuhan tersebut yang digunakan?

1.2.2 Bagimanakah struktur anatomi batang dari tumbuhan tersebut?

1.3Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yang dapat penulis ambil dari rumusan masalah di atas adalah

1.3.1 Untuk mengetahui jenis- jenis batang tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Karangasem sebagai bahan bangunan dan kerajinan tangan serta mengapa batang tumbuhan tersebut yang digunakan.

1.3.1 Untuk mengetahui struktur anatomi batang dari tumbuhan tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis- Jenis Kayu yang Digunakan Oleh Masyarakat Kecamatan Karangasem Sebagai Bahan Bangunan dan Kerajinan Tangan

Adapun berdasarkan sastra- sastra / lontar- lontar yang digunakan sebagai dasar untuk memilih dan memilah kayu bagi Umat Hindu yaitu pada “Lontar Aji Janantaka”. Adapun petikan kalimat yang memuat hal tersebut adalahsebagai berikut ;

Ida Betara Dharma Ngandika ‘Uduh cening watek taru ajak makejang, nah melahang ningehang pawarah nirane. Jani nira lakar mapaica panugrahan teken cening. Sakancan watek taru ane kena gering cukil dak ( taru nangka, taru jati, taru teep, aru sentul, aru tangi, taru kladi,taru kapungdung, taru bengkel, taru boni, lan taru pullet) sing dadi anggon lakar parhyangan betara, sawireh kena gering ane ngletehin jagat’. Sakewala dadi anggon lakar umah. (Aji Janantaka;9).

Ida Betara Ngandika,” Nah cening sakancan taru miik, ane jani dingehang pawarah- warah nira. Eda pesan cening engsap, piwal teken piteket nirane. Ento I taru cendana muah I taru sai, mula cening wangsa brahmana kemenuh. Cening maraga wisesaning tarune makejang. Nah yan I taru majagau muah I taru cepaka putih mula paragon brahmana Manuaba. Taru cepaka kuning muah cemara pudak masih paragon brahmana manuaba. I taru demulir, kuanditan, kajimas, boni sari, piling, brahmana Keniten ento cening. Cening taru pala, taru menyan, bentawas, gempinis, bayur, waru lot, brahmana Antapan. Cening taru kaliasem brahmana Buda ragan ceninge, patuh teken taru tutup. Cening dadi anggon parhyangan Betara. Ento cening ajak tetelu, taru gempinis, bentawas, muah taru bayur, cening dadi anggon sakaluir wewangunan parahyangan muah umah. Dadi anggon beten muah baduur, sawireh cening data dreda bakti. Betara Dharma malih ngandika,” Uduh cening watek taru miik, cening patut anggon wewangunan parhyangan betara, muah tapakan Ida betara makadi pratima, arca, pralingga. (Aji Janantaka;11,12)

“Cening taru Slampit muah panyaman ibane (taru sidem, taru blalu, taru miing, taru katekek, muah taru juet) ane mara teka, nira mapiteket teken cening . Cening ajak makejang dadi anggon lakar lumbung, jineng klingking muah paon sawireh cening mula paragayan widiadara. Nah cening taru sanak (taru kalikukun, taru kalimoko, taru klampuak, lan taru klincung). Bapa lega mapaican teken cening tirta panglukatan. Nah yan kawigunan ceninge ingetang pawarah- warah bapa. Cening dadi kaanggo di paon, lumbung, jineng, dadi sunduk, lait, dadi dedanga, jejeneng, ulap- ulap. (Aji Janantaka;16)

Berdasarkan cerita pada sastra di atas maka dapat disimpulkan bahwa jenis- jenis kayu yang dapat digunakan untuk bahan bangunan rumah, yaitu kayu nangka, kayu jati, kayu teep, kayu sentul, kayu tangi, kayu kladi, kayu kepungdung, kayu bengkel, kayu boni, kayu pulet, kayu gempinis, kayu bentawas kayu bayur. Kayu yang dapat digunakan di daerah parhyangan yaitu kayu cendana, kayu menyan, kayu sari, kayu pala, kayu cempaka putih, kayu damulir, kayu cempaka kuning, kayu kuanditan, kayu boni sari, kayu tanjung, kayu nagasari, kayu piling, kayu waru rot, kayu wartu taluh, kayu croring,kayu gempinis, kayu bentawas, kayu bayur dan semua kayu yang bunganya harum. Kayu yang digunakan di dapur ialah kayu slampit, kayu sidem, kayu blalu, kayu miing, kayu katekek, kayu juet, kayu kalikukun, kayu kalimoko, kayu klampuak, kayu klincung.

Sedangkan berdasarkan sastra asta kosala- kosali, kayu diklasifikasikan menjadi 3. yaitu:

Bahan kayu Parhyangan yaitu kayu yang dapat digunakan di tempoat suci, seperti sanggah/ merajan ataupun pura seperti:

·Cendana tergolong kayu prabu

·Menengen tergolong kayu patih

·Cempaka tergolong kayu arya

·Majegau tergolong kayu demung

·Suren tergolong kayu tumenggung

Bahan kayu rumah tangga :

·Nangka tergolong kayu prabu

·Jati tergolong kayu patih

·Sentul tergolong kayu pengalasan

·Teep tergolong kayu arya

·Sukun tergolong kayu demung

·Endep tergolong kayu tumenggung

Bahan untuk kayu dapur :

·Wangkal tergolong kayu prabu

·Kutat tergolong kayu patih

·Blalu tergolong kayu arya

·Bentenu tergolong kayu demung

·Endep tergolong kayu tumenggung

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terhadap Bapak Nengah Lidi dan Bapak Jinggo yang merupakan tukang kayu di wilayah kecamatan karangasem, adapun jenis- jenis batang tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat kecamatan karangsem sebagai bahan bangunan ialah kayu jati, kayu keruwing, kayu mahoni, kayu kerlapa, kayu albesia, kayu durian, kayu wani, kayu akasia, kayu nangka dan kayu meranti. Untuk kayu yang digunakan di Parhyangan yaitu kayu cempaka, kayu ketewel,kayu sandat, dan kayu majegau. Kerajinantangan yang ada di kecamatan karangasem yang menggunakan batang dari suatu tumbuhan,hanya kerajinan tangan yang berasal dari bambu. Adapun dasar dari memilih kayu tersebut ialah selain berdasarkan pada sastra- sastra di atas, dipertimbangkan juga berdasarkan pengalaman yang mereka miliki seperti kayu jati tahan akan serangga pemakan kayu sehingga lebih awet digunakan, kayu cempaka memiliki bau yang harum sehingga cocok digunakan untuk di sanggah/ merajan atau di pura, kayu- kayu yang digunakan merupakan kayu lokal sehinggalebih hemat dan efisien, merekapun mengetahui akan standardisasi dari kualitas kayu nasional yang dapat digunakan untuk bahan bangunan.

2.2Struktur Anatomi Kayu yang Digunakan Oleh Masyarakat Kecamatan Karangasem

Secara umum kayu terdiri dari dua system sel yaitu system aksial/vertikal dan system radial/ horizontal. Sistem aksial terdiri dari elemen pengangkut, serat, dan parenkim kayu. Sedangkan system radial terdiri dari parenkim jari- jari empulur dan trakeid jari- jari empulur kayu. Bagian yang masih aktif dalam pengangkutan dan penyimpanan makanan disebut kayu gubal, suban, atau laburnum. Kayu gubal yang sudah tua dan mati akan mengalami perubahan menjadi kayu teras, galih, atau duramen.

Adapun sifat struktur yang dimiliki oleh kayu, yaitu:

a.Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal.  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar.


b.Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan arah longitudinal.  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang,  parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya.  Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).


c.Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal.  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya.  Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya.
d.Saluran interseluler  adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil.


e.Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu.


f.Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial.  Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).


g.Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu.

Tadi telah disebutkan bahwa ada beberapa jenis kayu yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Karangasem. Adapun struktur anatomi dari berbagai jenis kayu tersebut antara lain:

2.2.1 AKASIA

Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Resales

Suku : Leguminosae

Marga : Acacia

Jenis/ Spesies : Acacia sieberiana DC.

Struktur anatomi dari kayu Akasia yaitu ; mengandung jaringan penguat yaitu sklerenkim dan kolenkim sehingga mempunyai berat dan berat jenis yaitu berat, adanya zat ekstraktif seperti tannin, resin, minyak dalam dinding dan lumen sel sehingga anti terhadap rayap dan jamur , memiliki serat yang halus sampai sedang dan rapat sehingga kayu menjadi awet serta memiliki pola yang menarik. Tipe stelenya yaitu eustele. Dari berbagai struktur anatomi yang telah disebutkan, maka kayu Akasia cocok untuk bahan bagunan rumah.

2.2.2 DURIAN

Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Malvales

Suku : Bombacaceae

Marga : Durio

Jenis : Durio zibethinus

Struktur anatomi dari kayu Durian, yaitu; kayu teras berwarna coklat kelabu dan kayu gubal berwarna putih. Arah serat lurus dan sedikit berpadu. Pembuluh kayu tersebar, bentuknya lonjong, ada yang soliter, kebanyakan multiple radial 2-3 sel, multiple tangensial 2 sel dan sedikit ada yang berkelompok 3-6 sel. Papan perforasi sederhana dan noktah antar pembuluh bergantian. Parenkim aksial berupa parenkim apotrakeal berkelompok kecil tersebar dan parenkim paratrakeal jarang. Pada parenkim aksial ditemukan adanya kristal.. Jari- jari empulur heteroseluler, ada yang uniseriat dan multiseriat dengan lebar 2-5 sel. Pada jari- jari empulur ditemukan adanya silika dan endapan zat ekstraktif Serat bersekat,dinding sel tipis tebaldengan tebal dinding 2,62 μm, diameter lumennya 12,63 μm.

Banyak mengandung jaringan penguat yaitu sklerenkim dan kolenkim sehingga mempunyai berat dan berat jenis yaitu berat,kayu yaitu struktur kayu yang kuat, keawetan yaitu disebabkan adanya zat ekstraktif yaitu punya zat anti rayap dan jamur , memiliki serat yang halus sampai sedang dan rapat sehingga kayu menjadi awet serta memiliki pola yang menarik. Tipe stele yaitu eustele. Dari berbagai struktur anatomi yang telah disebutkan, maka kayu Durian cocok untuk bahan bagunan rumah.

2.2.3 JATI

Klasifikasi

Kingdom : Plantae-Plants

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Verbenaceae

Genus : Tectona

Spesies : Tectona grandis

Struktur anatomi dari kayu jati, yaitu; Kayu teras berwarna coklat dan kayu gubal berwarna putih. Arah serat lurus dan sedikit berpadu. Pembuluh kayu tersusun dalam lingkaran (cincin),bentuknya agak bulat, kebanyakan soliter, sebagian lagi ada yang multiple radial 2 sel, multiple miring 2 sel. Beberapa pembuluh kayu berisi tilosis Papan perforasi sederhana dan noktah antar pembuluh bergantian. Parenkim aksial berupa parenkim paratrakeal vasisentris dan terdapat parenkim apotrakeal berbentuk pita tangensial. Ditemukan juga parenkim terminal pada batas lingkaran tumbuh.. Jari- jari empulur homoseluler dan heteroseluler, multiseriat dengan lebar 2-4 sel. Serat bersekat, memiliki dinding seltipis tebaldengan tebal dinding 3,08 μm, diameter lumennya 9,24 μm. Pada serat dijumpai adanya sedikit silica. Kulit kayu tebal yang berarti bahwa bagian epidermis sangat tebal, bergaris lingkar besar karena disamping memiliki kambium fasikuler juga memiliki cambium interfasikuler.. Kayu teras jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat merah tua. Kayu gubal, di bagian luar, berwarna putih dan kelabu kekuningan. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu teras nampak jelas. Seratnya padat dan tidak mudah di serang hama kayu.Banyak mengandung jaringan penguat yaitu sklerenkim dan kolenkim sehingga mempunyai berat dan berat jenis yaitu berat,kayu yaitu struktur kayu yang kuat, keawetan yaitu disebabkan adanya zat ekstraktif yaitu punya zat anti rayap & jamur karena juga adanya tilosis pada pembuluh kayu. Dari berbagai struktur anatomi yang telah disebutkan, maka kayu Akasia cocok untuk bahan bagunan. Dari berbagai struktur anatomi yang telah disebutkan, maka kayu Jati cocok untuk bahan bagunan rumah.

2.2.4 MAHONI

Klasifikasi

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Rutales

Suku : Meliaceae

Marga : Swietenia

Jenis : Swietenia mahagoni Jacq..

Adapun struktur anatomi dari kayu Mahoni, yaitu;memiliki serat yang padat dan jarang mata kayunya. Banyak mengandung jaringan penguat yaitu sklerenkim dan kolenkim sehingga mempunyai berat dan berat jenis yaitu berat,kayu yaitu struktur kayu yang kuat, keawetan yaitu disebabkan adanya zat ekstraktif yaitu punya zat anti rayap dan jamur. Dari berbagai struktur anatomi yang telah disebutkan, maka kayu Mahoni cocok untuk bahan bagunan rumah.

2.2.5 NANGKA

Struktur anatomi dari kayu Nangka,yaitu; Kayu teras berwarna kuning dan kayu gubal berwarna coklat. Arah serat lurus dan agak berpadu. Pembuluh kayu tersebar, kebanyakan soliter, yang lain ada yang multiple radial 2-3 sel, multiple miring 2-3 sel. Beberapa pembuluh kayu berisi tilosis Papan perforasi sederhana dan noktah antar pembuluh bergantian. Parenkim aksial berupa parenkim paratrakeal aliform, konfluen, dan vasisentris. Pada parenkim aksial dijumpai adanya silica. Jari- jari empulur heteroseluler, ada yang uniseriat dan multiseriat dengan lebar 2-4 sel. Serat sebagian bersekat, memiliki dinding sel sangat tipisdengan tebal dinding 1,54 μm, diameter lumennya 10,63 μm.Banyak mengandung jaringan penguat yaitu sklerenkim dan kolenkim sehingga mempunyai berat dan berat jenis yaitu berat,kayu yaitu struktur kayu yang kuat, keawetan yaitu disebabkan adanya zat ekstraktif yaitu punya zat anti rayap dan jamur , warna yang bagus (cerah), memiiki serat yang halus sampai sedang dan rapat sehingga kayu menjadi awet serta memiliki pola yang menarik, gampang mengkilap apabila diserut halus dan digosok dengan minyak. Dari berbagai struktur anatomi yang telah disebutkan, maka kayu Nangka cocok untuk bahan bagunan rumah.

2.2.6 KEWINI

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Plantae

Filum:

Magnoliophyta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun