Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Penghujung Senja (31)

25 September 2017   16:22 Diperbarui: 25 September 2017   16:26 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : newsmedical

Suasana kampus sore itu sepi. Rein sibuk dengan pikirannya sementara Winda yang sedang mengemudikan Starlet coklatnya bercerita panjang pendek tanpa jeda. Rein kadang hanya mengangguk dan menggeleng.  Baru kemarin Shia menghiba di hadapannya untuk tidak pergi darinya. Pemuda itu meminta maaf kepadanya atas apa yang telah ia lakukan kepadanya beberapa hari yang lalu. Karena melihat Shia yang terlihat bersungguh-sungguh, Rein pun akhirnya memaafkannya. Tapi terkadang kebenaran datang walaupun tidak di minta, dan kebenaran tentang Shia pun kini tercetak jelas di wajah Winda.    Rein tidak tahu apa yang akan dilakukannya, perasaannya tidak menentu, kepalanya berkedut, perutnya mulas, jantungnya berdegub kencang.  Rein frustasi.

"Win, Shia ada disana." Rein menunjuk ruangan yang terbuka pintunya, ia melihat Indra tengah mengerjakan sesuatu di terasnya.

"Kamu tanya orang itu aja, yang pakai kemeja kotak biru ya." Rein mengurungkan niatnya untuk menemui Shia, ia merasa belum siap untuk menerima semuanya.

"Kamu mau kemana, temenin aku dong."

"Aku ada perlu," jawab Rein pendek.

"Sebentar aja, please." Winda memegang erat lengan Rein.

Rein gamang, kakinya seakan di pasangi  bola besi berantai seperti yang biasa menggelayuti kaki The Daltons bersaudara di penjara federal. Namun demi melihat wajah memelas Winda, ia menyerah.

"Ndra, Shia ada ?" Suara Rein parau.

"Ada, di dalam sama Nissa."  Indra mengarahkan telunjuknya  ke dalam ruangan himpunannya.

"Shiiii, dicari Rein." Indra berteriak nyaring. 

Dengan cepat Shia keluar dari ruangan. Senyum yang tersungging di bibirnya mendadak menghilang ketika ia melihat sosok yang tengah berdiri di samping Rein.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun