Mohon tunggu...
Igor Dirgantara
Igor Dirgantara Mohon Tunggu... Dosen - Focus Group Discussion Magister Komunikasi Universitas Jayabaya

lecturer & senior researcher

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sandiaga Uno: "Yang Muda yang Bercitra"

14 Juni 2016   13:47 Diperbarui: 15 Juni 2016   02:48 2908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partai Gerindra tengah melakukan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan safari politik ke sejumlah partai politik, lembaga keagamaan dan media untuk menggalang kekuatan dalam Pilgub DKI 2017. Ada 3 bakal calon Gubernur DKI 2017 hasil penjaringan DPD Partai Gerindra yang akan disosialisasikan sebelum nanti pasca lebaran diputuskan satu nama calon oleh Prabowo Subianto selaku Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, yaitu Sandiaga Salahuddin Uno, Yusril Ihza Mahendra, dan Mayjen TNI Purnawirawan Safrie Syamsuddin. Lalu menimbang 3 nama tersebut, siapakah yang paling pas dan layak dipilih oleh Prabowo Subianto (Gerindra) untuk menghadapi Ahok? Jawabannya mudah: SandiagaUno (Sandi Uno).

FenotipeOptis

Dari semua kandidat penantang Ahok hanya Sandi Uno lah yang paling muda. selain juga santun dan 'good looking'. PrabowoSubianto sendiri pernah mengatakan bahwa salah satu ciri pemimpin ideal adalah yang gagah dan "ganteng" seperti Salahuddin Al-Ayyub. Pemimpin muda selalu menjadi wabah positif sejak era revolusi kemerdekaan sampai Pilkada Serentak Desember 2015 lalu, dimana  saat ini banyak daerah sudah memperlihatkan transformasi kepemimpinan kepada yang muda untuk diberi kesempatan menjadi pemimpin lokal di daerahnya, sebut misalnya Zumi Zola (Jambi);  Abdullah Azwar Anas       (Banyuwang), Emil Dardak (Trenggalek), Bima Arya Sugiarto (Bogor), Ganjar Pranowo (Jawa Tengah), dan masih banyak lagi.

m.tribunnews.com

Manusia itu binatang mata. Calon yang menarik secara fisik bisa  memperoleh suara 3 kali lebih banyak daripada sebaliknya, terutama dari segmen pemilih pemula dan perempuan. Karena kesan pertama yang bermula dari penampilan fisik seseorang biasanya sulit tergoyahkan. Secara teoritis, image pertama seseorang umumnya didasarkan pada aspek visual. 

Apalagi pikiran manusia itu terbatas, sehingga persepsi pemilih cenderung disaring oleh filter fisiologis. Tahun 2004, walaupun underdog berhadapan dengan Megawati, SBY terpilih karena hal seperti ini. Dalam penelitianSchweiger & Adami (1999) di sebutkan bahwa seorang kandidat kuat bisa kehilangan kursi lantaran kalah penampilan dibandingkan kandidat lainnya. Hal ini terjadi pada pemilu Jerman tahun 1998. Ketika itu kanselir petahana Helmut Kohl yang prestisius, populer dan diramalkan oleh berbagai lembaga survei akan memenangkan kembali Pemilu, ternyata kalah dengan saingannya yang lebih muda dan tampan, Gerhard Schroder. 

Faktor penampilan fisik akan menyentuh indra para pemilih melalui layar kaca, media cetak, online, kontak personal, dan penampilan di depan umum. Faktor visual kandidat disebut sebagai 'fenotipeoptis' yang meliputi pesona fisik, kesehatan dan kebugaran tubuh, serta gaya penampilannya.

Konsistensi,Fleksibilitas dan Ikhlas 

Pilihan Sandi Uno lewat jalur partai konsisten melawan arus negatif 'deparpolisasi' yang berhembus kencang atas konsekuensi majunya Ahok sebagai petahana di jalur 'independen'. Sandi Uno adalah kader Partai Gerindra dengan loyalitas tinggi. Dia bukan sosok kutu loncat layaknya Ahok. Terbukti dia sering mengatakan  akan tetap setia dan ikhlas kalaupun di ‘injury time’ kandidat lain yang ditetapkan oleh Prabowo Subianto. Sekarang ini, Jakarta butuh pemimpin baru yang juga ikhlas dan setia menuntaskan masa jabatannyasebagai Gubernur selama 5 tahun.

Dari 3 nama di penjaringan calon internal PartaiGerindra tersebut diatas, hanya nama Sandi Uno yang masuk radar salah satu bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saatini, Gerindra punya 15 kursi di DPRD DKI Jakarta. Untuk bisa mengusung calon,perlu minimal 22 kursi. Artinya, Gerindra butuh tambahan 7 kursi dari partailain. Sementara PKS memiliki 11 kursi di DPRD. 

PKS adalah mitra terkuat untuk berkoalisi dengan Gerindra di Pilgub DKI 2017, dengan total 26 kursi untuk memantapkan pasangan calon dari kedua partai tersebut. Sudah lebih dari cukup dan ideal, baik dalam aspek kepentingan dan ideologis (Koalisi Merah Putih).Namun begitu, Sandi Uno juga bisa dipasangkan sebagai cawagup jika Gerindra berkoalisi dengan parpol yang mempunyai jumlah kursi lebih banyak di DPRD,seperti PDIP dengan 28 kursi. Disini kelebihan Sandi Uno, fleksibilitasnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun