Oleh:
IDRIS APANDI
(Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Master Trainer Diklat Calon Kepala Sekolah)
Â
Berdasarkan Permendikbud Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, salah satu dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah kompetensi kewirausahaan. Adapun penjabaran dari dimensi kompetensi tersebut antara lain; (1) menciptakan inovasi yang berguna bagi sekolah/madrasah, (2) bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/ madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efekif, (3) memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/ madrasah, (4) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/ madrasah, dan (5) memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi barang/jasa sekolah/ madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
Sekolah dihadapkan pada tantangan semakin tingginya harapan pemerintah dan masyarakat terhadap semakin berkualitasnya lulusan, mampu menjawab tantangan dan mampu bersaing pada eragloalisasi dan Masyarakat Ekonomi Asea (MEA) yang semakin ketat. Apalagi menghadapi Indonesia emas tahun 2045, dimana Indonesia memiliki bonus demografi karena begitu banyak generasi bangsa yang berusia produktif.
Lulusan selain memiliki ilmu pengetahuan yang luas, memiliki keterampilan yang mumpuni, juga yang sangat penting adalah memiliki sikap mental tangguh, pantang menyerah, kreatif, dan inovatif karena tantangan masa depan semakin ketat. Hanya yang bermental kuat yang akan bisa bertahan.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka kepala sekolah harus memimpin dan mengelola sekolah dengan sebaik-baiknya. Mencari atau menemukan berbagai terobosan agar sekolah yang dipimpinnya unggul dan berprestasi, memiliki karakter yang khas, sehingga mudah dikenal dan diminati oleh masyarakat.
Dalam pelaksanaan tugasnya, kepala sekolah dihadapkan pada sejumlah tantangan. Misalnya terbatasnya sumber daya baik sumber daya materil seperti dana, sarana, dan prasarana, maupun sumber daya personil seperti guru dan tenaga kependidikan.
Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, maka kepala sekolah harus memutar otak, cermat mencari alternatif solusi. Apalagi kepala sekolah adanya dituntut untuk mengambil keputusan dengan cepat. Disitulah jiwa kewirausahaan seorang kepala sekolah diperlukan.
Dalam konteks kepemimpinan, wirausaha tidak selalu identik dengan kegiatan ekonomi yang mendatangkan keuntungan, tetapi yang digunakan adalah jiwa, semangat, atau nilai-nilainya seperti kreativitas, inovasi, kerja keras, pantang menyerah, pandai membangun jaringan, dan sebagainya. Walau demikian, sekolah pada dasarnya boleh saja mendirikan unit produksi atau koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan staf, karena salah satu ukuran keberhasilan dalam memimpin adalah manakala seorang pemimpin dapat menyejahterakan anak buahnya.