Mohon tunggu...
Ibu Seno
Ibu Seno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

"Selama orang masih suka berkarya, dia masih suka hidup dan selama orang tidak suka berkarya sebenarnya ia sedang berjabatan tangan dengan maut." (Pramoedya Ananta Toer)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[Nyadran] - Uji Nyali di Makam Raja-raja Mataram

24 Juni 2013   17:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:30 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Route terakhir nyadran keluarga saya hari minggu tgl 16 Juni 2013 lalu mestinya berakhir di Makam Raja-raja Mataram di Kota Gede siang itu.  Tapi sayangnya setelah dari pemakaman Lempuyangan dan Utoro Loyo kemudian berlanjut ke Kota Gede..ternyata sesampainya di Pemakaman Kota Gede, rombongan kami masih harus menunggu untuk berziarah. Ini disebabkan karena masih ada acara tahlilan dilanjutkan dengan acara  tabur bunga oleh keluarga Kesultanan Solo.. katanya sih Ibu Gusti Mung dan rombongan yang datang.

Tapi Pak Juru kunci di tempat pendaftaran memberikan kelonggaran bagi kami tambahan waktu yang mestinya makam di tutup pukul 13.00, karena ada acara ini boleh di perpanjang. Semula, saya dan keluarga masih mau nunggu di pendopo di bawah pohon beringin, sambil makan siang bekal yang dibawa dari rumah, sambil iseng foto-fotoan di bawah pohon beringin dan iseng lainnya lah, namanya juga nunggu waktu.

Tunggu punya tunggu... ternyata itu acara kelamaan, padahal masih ada satu tempat pemakaman lagi yang belum di datangi yaitu pemakaman Kuncen, jadi akhirnya diputuskan BATAL.. Sempat kecewa juga sih saya dan saudara yang dari Jakarta, karena saya belum pernah ziarah ke Kota Gede, malah ke Imogiri yang pernah. Padahal katanya justru keturunannya suami saya itu adanya di Kota Gede. Tapi ya sudahlah lah.. namanya juga yang muda... nurut aja yang tua-tua sudah mau pulang karena sudah capai dan masih ada yang harus dikunjungi..  nyadran tahun depan aja deh balik lagi ke sini... :(

@@@@@

Etapi ternyata Om suami saya memberikan tawaran menarik.. "ada yang berani uji nyali, nanti malam kita balik lagi ke Kota Gede dan masuk ke makam malam-malam ? "

Waaah... ini dia tawaran menarik dari Om suami  saya, tapi masalahnya apa iya dapat ijin masuk makam malem-malem gitu ?. Karena katanya kan gak sembarangan bisa masuk ke makam malam-malam, paling yang dibolehkan tirakatan dekat mesjid atau dekat bangsal tempat pendaftaran.

Karena Om suami saya kasih jaminan bisa masuk, ya akhirnya.. sepulang dari pemakaman Kuncen, di rumah mandi dan menyiapkan diri, terutama menyiapkan mental untuk uji nyali malam ini di Pemakaman Kota Gede.

@@@@@

Sampai di Makam Kota Gede, entah gimana caranya ternyata bisa loh si Om dapat ijin masuk. (*ternyata di buku tamu si om nulis namanya pake gelar bangsawannya hihi *) .  . ya sudah akhirnya kita ganti pakaian sesuai pakem yang diharuskan. Sewa pakaiannya Rp.15.000 per orang dan kasih tips buat yang makeinnya seikhlasnya.

Dengan diantar juru kunci yang saya lupa nanya namanya, Juru kuncinya itu masih lumayan muda lho.. tapi sejak dari gerbang pertama, beliau sudah mulai menceritakan sejarah pemakaman di situ, juga diceritakan nama-nama bangunan atau bangsal  yang ada di situ , Dengan menggunakan senter yang dibawa ki juru kunci, kami rombongan masuk kedalam pemakaman, paling belakang tentu saja bukan saya..saya kedua dari belakang, di belakang saya ada Dipta  sepupu saya yang juga pegang senter. Berhubung di dalam pemakaman tidak boleh foto-foto jadi tidak ada fotonya ya..cukup skema ini aja buat menjelaskan siapa saja yang dimakamkan di sana.
IMG_6334
IMG_6334
Halaman pertama adalah makam pengikut-pengikut raja yang membuka lahan apa ya istilahnya saya lupa wa… ah lupa deh..karena agak merinding juga saya di situ waktu ki kuncen jelasin. Berikutnya… mulailah masuk ke dalam ruangan tertutup yang bernama Prabayeksa… dan isinyaaaa… semua makam.. Wangiiii sekali ruangan di dalam itu, wangi bunga (* ya iyalah kan banyak yang nyekar tadi siang , atau jangan-jangan wangi bunga  yang saya bawa *) . Jarak antar makam yang kami lewati itu sempit sekali. dikit-dikit kaki nyenggol nisan..bahkan karena agak gelap nisan-nisan itu terpaksa jadi tempat pegangan tangan saya. Ki Kuncen membawa kami dari urutan paling atas, Makam Paling atas itu Makam Joko Tingkir.. tapi koq kecil makamnya, karena katanya memang bukan makam sebenarnya, hanya dipindahkan ke sini saja. Makam Joko Tingkir aslinya tidak diketahui. Berlanjut ke Makam-makam yang lain, dan ki kuncen terus menceritakan ini makam siapa dan siapa, selama itu pula banyak Ooooo yang keluar dari mulut saya.. O.. ini makamnya Panembahan Senopati., Ooo.. ini makamnya Ratu Kalinyamat.. Oh.. ini makamnya  Ratna Dumilah.. ( sok kenal gitu lah ). Makam Ki Juru Martani.. waah ini dia salah satu tokoh yang saya suka, ada juga makam istrinya Nyi Juru Martani.. waaah rasanya saya jadi pengen baca ulang itu buku2l yang pernah saya baca. Yang paling bikin saya gak sabar, saya tanya-tanya terus ke ki kuncen, makamnya Ki Ageng Mangir sebelah mana ? .. sabar  ya bu, nanti saya antarkan katanya. Akhirnya…setelah ke beberapa makam, sampailah ki kuncen ke pojokan, dan menunjukkan ke saya makam yang bentuknya beda dari yang lain. “ini makam Ki Ageng Mangir bu” .  katanya.  Ah masa.. koq beda ya bentuknya  dari makam lainnya dan cuma separuh aja. Kata ki kuncen, makam Ki Ageng Mangir begitu , karena separuh bagian berada di sisi dalam dan separuh bagian lainnya di sisi luar,  ini dimaksudkan sebagai lambang statusnya, sebagai menantu sekaligus musuh Panembahan Senopati.. ( *ah saya jadi inget lagi bukunya Om Pram*) .. akhirnya saya bertemu juga dengan nisanmu Ki… Oh ya.. dekat makam ki Ageng Mangir juga ada 1 tiang, yang bukan tiang biasa, ini adalah tempat semedinya Panembahan Senopati dulu.. eh lupa tempat semedi siapa dong ya.. saya lupa, karena sudah seneng ketemu makam Ki Ageng Mangir.. dan beneran selama di dalam Prabeyaksa itu saya gak merasakan merinding lho.. semacam wisata sejarah malam atau Night at Museum aja kali ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun