Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Buntut Panjang Akal Bulus Tuan Fulus

17 Februari 2020   14:55 Diperbarui: 18 Februari 2020   10:56 1573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source Images: Getty Images via Forbes.com

Klub elite asal Manchester, Manchester City, terbukti bersalah karena melanggar aturan finansial fair play atau keadilan finansial.

Pelarangan ini diputuskan otoritas sepak bola Eropa, UEFA, setelah dilakukan audit oleh Badan Pengendalian Finansial Klub (CFCB) yang menemukan adanya laporan keuangan palsu. CFCB juga menyatakan bahwa Man City menolak bekerja sama selama masa penyelidikan.

Ini bukanlah kasus baru. Sudah terjadi sejak 2012. Dan pada 2016 kasus itu muncul ke publik berkat peretas asal Potugal, Rui Pinto, melalui situs Football Leaks yang kemudian dipublikasikan lebih luas oleh kantor berita asal Jerman, Der Spiegel.

Football Leaks adalah situs yang mengungkapkan berbagai skandal soal sepak bola. Selain City, beberapa pemain top, seperti Cristiano Ronaldo, juga pernah terbongkar kasusnya, yakni penghindaran pajak. 

Ada juga soal rencana presiden Real Madrid, Florentino Perez,--bersama klub-klub elite Eropa lainnya--yang berencana membuat "Liga Super Eropa" pada 2021 beserta rencana busuknya.

Sayangnya, Rui harus mendekam dipenjara Portugal sejak Maret 2019 atas tuduhan tindakan 147 kejahatan kriminal. Setelah kasus ini heboh di publik, tagar Free Rui Pinto sempat trending di media sosial.

Oleh Rui Pinto, diketahui City ternyata memalsukan laporan keuangan. Satu di antaranya adalah pemasukan keuangan dari sponsor dengan nilai lebih dari dua miliar poundsterling. Rupanya, pemasukan tersebut merupakan suntikan dari sang pemilik klub.

Praktik culas macam ini sebenarnya tidak hanya menjerat City, tetapi juga pernah terjadi oleh klub 'saudaranya', Paris Saint Germain (PSG), saat pembelian Neymar dari Barcelona beberapa tahun lalu.

Skenario yang dilakukan adalah Etihad -salah satu unit bisnis keluarga tajir asal Qatar- menggunakan jasa Neymar sebagai brand ambassador penyelenggaraan Piala Dunia di Qatar 2022. Etihad membayar Neymar dengan nilai tak lazim, sekira 500 juta Euro.

Uang itu tentu tak semua menjadi milik Neymar. Sekira lebih 300 juta Euro ia gunakan untuk membayar klausul pembelian yang tertera dalam kontraknya dengan Barcelona. Dan sisanya, masuk ke kantong pribadi Neymar.

Secara sederhana, Neymar membeli dirinya sendiri dari Barcelona untuk berlabuh bersama PSG.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun