Akhirnya ribuan karangan bunga yang sampai di Balai Kota DKI sudah berjumlah sekitar 4.200 buah. Sungguh spektakuler jumlahnya berikut sungguh spektakuler nilainya.
Semua orang ingat Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan pengiriman bunga itu hanyalah Pencitraan Murahan. Â Lalau saya ingat komentar dari Kompasianer senior Thamrin Dahlan di artikel saya 2 hari yang lalu mengatakan bunga-bunga itu akan layu. Â Tentunya kalimat beliau itu syarat maknanya. Â Saya juga sempat membaca tulisan Revaputra Sugito yang menyimpulkan bahwa bunga-bunga itu adalah bentuk Demo dari pendukung Ahok yang memamerkan kemampuan finansialnya.
Di sisi lain para pendukung Ahok seperti  Partai Solidaritas memastikan bahwa mereka mengirim bunga sebagai tanda terima kasih mereka terhadap Ahok atas prestasinya menjadi Gubernur DKI.  Pendukung Ahok lainnya mengatakan bunga-bunga itu sebagai tanda penghormatan dan kekaguman mereka atas perjuangan Ahok.
Ada 5 pendapat yang berbeda  yang bisa dicatat dari pernyataan-pernyataan diatas. Kurang lebih :
1.Bunga-bunga itu merupakan Pencitraan Murahan.
2.Bunga-bunga itu akan layu segera.
3.Bunga-bunga itu suatu bentuk Demo sekaligus menunjukkan kekuatan finansial.
4.Bunga-bunga itu sebagai tanda terima kasih.
5.Bunga-bunga itu sebagai tanda penghormatan dan kekaguman.
Dari kelima konteks itu bila ditarik benang merahnya untuk menyamakan konteksnya akhirnya bermuara pada 1 kata yaitu Kenangan atau Mengenang.
Kata Pencitraan itu menggambarkan Kesan yang diterima ataupun Kesan yang dikenang. Â Layu segera itu menggambarkan kenangan yang mudah dilupakan, begitu juga dengan konteks ke 3 s/d ke 5 diatas. Semuanya akan bermuara pada konteks : Â Akan Seperti Apa Ahok Dikenang oleh Masyarakat luas di masa mendatang.