Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lantunan Kekuatan Pengaruh Berpindai

26 April 2018   08:59 Diperbarui: 26 April 2018   09:27 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Penuh emosi bergelut tempias eksistensi
modal usaha perlu kerja keras tentunya
sedekah saling beriring dengan keuntungan
selalu ada yang memperhatikan diri kita
juragan ayam meneriap senang digoyang
parut garurukan bawa makanan

Lantunan kekuatan pengaruh berpindai
nafiri kelindan tentang sesuatu yang nyata
menu sumber makanan teramat lezat
biarkan kotoran ayam bertebaran di tanah
sumber keuangan dari ayam dan menulis
duniaku bergelut dengan dua bakat
ada orang bekerja membuat turus kacang

Yang dibuat dari bambu sebuah peluang usaha
menulis seputar dunia pekerjaan yang digeluti
mencari ayam ke daerah lain waktu senggang
tambah kenalan tentu banyak yang akan dituliskan
memunculkan inspirasi bergelut profesi
mengembang arus gemulai berpantang
akan selalu banyak berharap dengan orang lain

Banyak keinginan diharapkan jadi nyata
ada usaha upaya terus jadi baik lagi
guguduh, teh es, tahu goreng, mie berendam, dan pais
amun ada orang aruh datang bila disaru
apa dilakukan Kaderiannor anu Babay tiap siang
pagi-pagi sudah berangkat menyempatkan waktu
antar buku dan oleh-oleh kepada pujaan hati saruan pangantin

Lalu ke Tebing Tinggi cari inspirasi tulisan dan ayam
ada tiga buku yang diberikan karya penulis Banua
dia baru saruan  ke pangantina jam 10 an
hadangi di pinggir jalan kaina lalu disana
hujan gerimis di malam Senin yang sendu
target seribu ekor ayam seribu tulisan
Hj Masrumba umanya Bahrudin meninggal dunia

Aku tak kenal kemana disini saja
merekapun datang melayat sebagai bentuk rasa peduli
hujan gerimis menggaris pemakaman di Sungai Hanyar
tambah terus koleksi ayam bangkoknya
kalau dijual payu seratus ribu yang jantan
menatap masa depan yang begitu cerah

Kandangan, 16 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun