Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jangan Remehkan Kebodohan, Logika Sederhana

18 Januari 2014   04:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MOBIL itu tiba-tiba saja ganti lajur sehingga membuat pengendara yang dipotong lajurnya sempat terkejut. Tidak ada pilihan lain selain harus memperlambat laju mobilnya secara mendadak jika tak ingin menabrak mobil itu. Dalam hatinya mengumpat pengendara mobil di depannya yang belok seenaknya itu. Nyetir mobil kok kayak nyetir sepeda saja. Belak-belok sesukanya. Untung mobil di belakangnya jaraknya cukup jauh sehingga tidak menabraknya saat menghentikan laju kendaraannya secara mendadak itu.

Dalam peraturan berlalulintas di Australia, jika pengendara ganti lajur atau membelok diwajibkan menyalakan lampu signal (reting). Juga disarankan agar lampu signal itu dinyalakan cukup lama untuk lebih meyakinkan bahwa pengendara lain melihat signal tersebut. Memberi kesempatan pengendara lain untuk berpikir dan melakukan tindakan yang diperlukan. Misalnya, memperpelan laju mobilnya dan memberi kesempatan pengendara lain untuk masuk lajur atau membelok.

Sebenarnya logikanya amat sederhana. Menyalakan lampu signal lalu ganti lajur atau membelok. Semua manusia waras tentu bisa paham dengan logika sederhana ini. Logika sepele dan bukan logika rocket science. Nyalakan lampu lalu ganti lajur atau belok. Signal dulu baru belok atau ganti lajur.

Tapi ternyata logika sesederhana ini tidak gampang dipraktekkan oleh semua orang. Bahkan ada yang tidak menyalakan signal sama sekali. Logika itu ditiadakan dan dianggap tidak ada. Atau menyalakan lampu signal terlalu lama jauh sebelum belok atau ganti lajur, sehingga pengendara lain bingung menterjemahkan maunya apa.

Dan ada juga yang menyalakan lampu signal dan belok secara bersamaan sebagaimana dilakukan oleh pengendara mobil di atas.

"Lho, saya kan sudah menyalakan lampu signal. Kamu yang salah. Nyetir nggak lihat-lihat," kata pengendara yang ganti lajur mendadak di atas.

Logika Sederhana Keseharian

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak logika sederhana yang salah dipahami sehingga mengakibatkan terciptanya keadaan lebih rumit yang tidak perlu. Tidak jarang juga menyebabkan terjadinya konflik dan sakit hati.

Jika kita bicara pada orang lain dan orang tersebut tidak paham apa yang kita omongkan, secara logika sederhana, kita akan berhenti bicara. Kemudian meneliti dan berpikir mencari sebab dan alasan kenapa orang tersebut tidak paham. Sebab-sebab terjadi macetnya komunikasi banyak faktornya.

Dalam satu kasus ekstrim, banyak terjadi di industri pariwisata. Turis yang berkunjung ke suatu negara yang lain bahasa ternyata tidak semua sadar bahwa negara yang dikunjungi berbeda bahasa dan tidak semua masyarakat akan mengerti mereka. Turis-turis ini bertanya atau komplain dengan orang lokal dengan memakai bahasa mereka.

"Sorry, English please," begitu kata seorang resepsionis sebuah hotel di Sydney.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun