Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Antonio Conte (Chelsea) Semakin di Depan, Mourinho Semakin Ketinggalan

17 Januari 2017   20:48 Diperbarui: 17 Januari 2017   22:14 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adu Gengsi menangani Chelsea siapa yang lebih unggul, Sumber foto : laacib-Horyaalka Ciyaaraha Caalamka.

Sejujurnya tak ada yang dapat diragukan tangan dingin dari kedua manajer top dunia ini dalam menanganitim yang diasuhnya. Baik itu Jose Mourinho "the spcial one" atau pun Antonio Conte mantan manejer juventus dan paltih timns Italia ini selain dari perbedaan taktik dan karakter diantara mereka berdua.

Fakta bahwa Mourinho sampai saat ini, masih jadi manajer tersukses di Chelsea memang tak terbantahkan. Dia berhasil membawa The Blues meraih tiga gelar Premier League. Namun Antanio Conte mantan manajer Juventus dan timnas Italia ini juga punya rekor yang lebih mencengankan lagi khusunya sejak ia menangani Chelsea di Liga Inggris ini.

Sampai saat ini Antonio Conte sudah berhasil meraih 52 poin dari 21 laga yang dijalaninya bersama The Blues . Bandingkan dengan rekor Chelsea dimusim terakhir saat masih dibawah asuhan Mourinho di musim lalu, mereka (Chelsea) hanya mampu meraup 50 poin, catat ini dalam satu periode musim penuh!

Ditengah kompetisi yang sudah memasuki paruh musim kedua ini, tentunya tekanan dari tim-tim pesaing akan semakin berat. Namun Chelsea secara menyakinkan justru kembali ke jalur kemenangan usai mereka membantai juara bertahan Liga Primer Inggris, Leicester City, 3-0 di Stadion King Power, (15/1) 

Dengan kemenangan itu membuat Chelsea semakin kokoh berada di puncak klasemen sementara unggul 7 poin dari pesaing terdekatnya, Tottenham Hotspur yang sehari sebelumnya juga menang besar 4-0 atas lawanya West Bromwich Albion, Sabtu (14/1).

Sementara Mourinho yang memimpin pasukanya bermain di kandang sendiri Old Trafford atau "Theatre of Dreams" , justru dipaksa bermain imbang oleh tamunya Liverpool, dan mereka malah sempat  tertinggal lebih dulu melalui gol yang dicetak James Milner, lewat eksekusi tendangan penalti pada menit ke-27. Beruntung gol tersebut dapat dibalas oleh Zlatan Ibrahimovic pada menit ke 84. Sehingga laga tersebut berakhir imbang dengan skor 1-1

Padahal menurut catatan di situs resmi Premier League, Manchester United justru lebih unggul dan tampil dominan. Mereka mencatat 55,2 persen penguasaan bola sementara Liverpool hanya 44,8 persen. Namun, memang harus diakui Liverpool lebih agresif dalam menciptakan peluang dibanding Manchester United, karena mereka sukses melancarkan empat tembakan yang mengarah ke gawang dari 13 percobaan. Sementara pasukan Mourinho hanya mampu menciptakan peluang sembilan kali itupun hanya tiga yang tepat mengarah ke sasaran.

Dengan hasil imbang itu tentu membuat posisi Manchester United hanya bisa bertengger di urutankeenam klasemen sementara dengan 40 poin tertinggal lima poin dari Liverpool yang berada di posisi ketiga dan 12 poin dari the blues yang berada diperingkat pertama.     

Jika kita kembali melihat ke belakang  jejak perjalanan “The Blues” sejak dari awal kompetisi mulai ditangani Conte, pada awalnya ia sempat mengaku sempat kesulitan beradaptasi di pentas Liga Inggris ini. Kla itu ia hanya bisa pasrah dan malah nyaris hamper tergusur dari posisinya. Seperti yang dikatakan ia dibuat pusing terkait dengan transformasi skema permainan yang diterapkan, karena The Blues sebelumnya memang menerapkan formasi 4-2-3-1.

Awalnya, skema tersebut dapat berjalan mulus, The Blues sempat meraih tiga kemenangan secara beruntun di awal musim. Namun, secara perlahan ternyata strategi itu mulai melempem. Hal itu terlihat ketika mereka ditahan imbang 2-2 oleh Swansea City, (11/9). Setelah itu mereka juga harus bertekuk lutut dikalahkan Liverpool 2-1 di hadapan pendukungnya sendiri (17/9). Situasi semakin bertambah sulit ketika mereka kembali dihajar tiga gol tanpa balas oleh Arsenal (25/9).

Dengan kekalahan beruntun itu sempat muncul isu bakal ada pemecatan terhadap Conte dari skuad Chelsea. Namun, beruntung dalam kondisi krusial dan rumit itu, Conte berhasil keluar dari kesulitan yang dihadapinya dengan merombak total taktik dan gaya bermain serta skema permainan Chelsea.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun