Mohon tunggu...
Hmi Al Tsawrah
Hmi Al Tsawrah Mohon Tunggu... Jurnalis - Official Akun HMI Al-Tsawrah

Komisariat Al-Tsawrah KORKOM UNISMA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia Tak Perlu Dicintai

23 November 2019   11:56 Diperbarui: 23 November 2019   12:03 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta adalah spirit yang mampu menggerakan yang  diam, segala yang kacau akan berdamai,segala yang hina akan dibenarkan, segala yang irasional akan rasional. Keagungannya memperbudak bagi mereka yang bersenggama dengan nya.

Mencintai merupakan naluri asasi yang selalu melekat pada manusia, sehingga mustahil bagi manusia yang hidup menolak kodratnya sebagai makhluk pencinta. Sebaliknya setiap manusia secara bersamaan memiliki hak yang sama untuk dicintai ( Asas Equality before the love).

Sebab manusia selalu sama di mata cinta sehingga tidak ada pengecualian bagi salah satu atau sabagian dalam semesta yang tidak mendapatkan hak untuk dicintai. Begitu pun yang di nyatakan oleh Erich Fromm, Cinta menurut Erich Fromm adalah sikap, suatu orientasi karakter yang menentukan jalinan seorang pribadi dengan dunia secara keseluruhan.

Ego yang berlebihan dalam seni mencintai seyogianya tidak dapat ditempatkan pada satu objek semata, sikap ini melanggar kodrat manusia yang asasinya akan selalu mencintai segala yang ada disekitarnya.

Manusia hakikatnya tak perlu pusing mencari objek mana yang pantas untuk dicintai,karena sejatinya seni dalam mencintai ketika manusia telah membagikan spirit cintanya kepada  segala yang ada.

Bagi mereka manusia pencinta yang amatiran, akan habis-habisan mencintai salah satu objek. Namun bagi mereka memahami hakikat cinta, akan memposisikan segala objek yang ada dengan bobot cinta yang setara.

Banyak pencinta yang patah diwaktu yang salah,satu dari segala penyebabnya adalah telah mati-matian mencintai satu objek semata. Kerahan energi mencintai yang tak terbagi ini yang berakibat pada lahirnya generasi-generasi budak cinta ( Bucin),generasi Galau Gunda Gulana ( generasi 3G) dll.

Andaikan ritme mencintai nya dibagi kepada keseluruhan objek, maka tak ada yang patut diratapi. karena dia sadar bahwa tugasnya hanyalah untuk mencintai. Untuk selalu dicintai itu hak yang dimilikinya ketika telah usai kewajibannya untuk mencintai.

Rumi pernah menyatakan bahwa, Cinta itu hadir ketika manusia mampu mengendalikan egonya. Manusia tugasnya hanyalah untuk mencintai, karena pengharapan untuk kembali dicintai adalah ego manusia yang patutut untuk dihindari.  Manusia dalam mencintai tidak mengharapkan apa-apa dari objek yang dia cintai, inilah yang dikatakan cinta.

Dalih semua pantas untuk dicintai adalah gairah yang diusung demi mendorong setiap manusia untuk selalu mencintai keseluruhan objek, tidak ada pengecualian.

Jadi akhir kita tak sibuk mencari siapa objek yang ketika kita mencintai nya maka kita akan mendapat balasan berupa hak untuk dicintai. Sekali lagi bahwa seluruh akan dicintai ketika seluruhnya telah mencintai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun