Mohon tunggu...
Wahyu Hidayat
Wahyu Hidayat Mohon Tunggu... Freelancer - SEBAGAI PENULIS

Musuh Terbesarmu Adalah Egomu Sendiri .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berteman Sewajarnya Saja

26 Juli 2017   22:50 Diperbarui: 27 Juli 2017   11:09 3483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh : Wahyu Hidayat

Berteman sama teman itu tidak ada larangannya dan tidak ada halangannya sama sekali Cuma terkadang kalau berteman sama teman terlalu dekat sekali pada akhirnnya akan ada yang tersakiti entah itu si A maupun si B mungkin bisa juga si A dan si B berkerja sama buat memusuhi si C dan sebagiannya dan terkadang teman yang selama ini kita anggap seperti keluarga sendiri itu lebih bahaya lagi terkadang teman yang kita anggap sebagai keluarga ini yang sering membuat kita kecewa dan membuat kita patah hati entah bagaiamana pun itu carannya.

Terkadang kita sudah memepercayai seseorang itu tetapi kepercayaan itu selalu di salah gunanakan  entah itu apa pasti ada aja dan tidak mungkin tidak ada , dan kisah ini sama seperti yang saya alami sebut saja saya amad saya memepunyai teman bernama ila saya berteman dengan dia kurang lebih 3 tahun dan saya baru 1 tahun ini dekat sekali ya sudah seperti keluarga sendiri , saya sudah mengenal kelurga dia dan saudara-saudara dia begitu pun dia juga sudah mengenal keluarga saya tapi baru ketemu sama saudara saya belum ketemu sama orang tua saya .

Karena hidup saya hanya sendirian karena saya anak rantau jauh dari keluarga hanya dekat dengan kakak saya , itu pun juga jarang sekali bertemu belum tentu satu minggu ketemu sebenrannya jarak kontarakan sama rumah saudara saya itu tidak jauh hanya berapa kilo saja .

Dan saya juga sudah mengenal sifat dan sikap ila tersebut dari dia wanita yang kurang baik lah bagi saya , karena dia wanita perokok dan bicarannya juga tidak bisa di kontrol seperti bicara di dalam hutan yang tidak ada penghuninnya , bicara asal keluar saja tidak di fikir-fikir dulu dan sikap dia terhadap ibunnya juga kurang baik selalu membantah dan selalu melawan apa kata orang tua.

Dan 5 bulan yang lalu dia di keluarkan dari kerjaannya karena ketahuan merokok , dan sehari setelah kejadian itu dia di keluarkan dari kerjaan tersebut dan saya merasa kasihan dan tidak tega lihat dia tidak kerja dan pas sekali di tempat kerja saya lagi ada lowongan kerja sebagai pembantu , tanpa pikir panjang saya langsung nawarin ila dan saya masukan ke kerjaan saya di sebuah rumah yang dalam nya tempat usaha makanan ringan .

Dan seiring berjalannya waktu , ila mulai membicarakan saya ke karyawan lainnya dengan topik yang aneh-aneh dan memalukan saya di hadapan karyawan lainnya dan saya mendengar sendiri tapi saya mencoba dewasa saja dan tidak mau ambil pusing .

Dan setelah itu beberapa minggu kemudian saya mendengar dari karyawan lainnya kalau saya begini begitu saya mulai panas ini telingga , didiemin kok malah menjadi seperti ini apa salah saya . saya mencoba berfikir dan mencoba intropeksi diri dulu .

Dan saya mencoba memulai obrlan dengan dia dan ternyata dia cuek tidak menangapi pembicaraan berkli kali seperti itu dan saya mulai bosan dengan pembicaraan yang selalu saya lontarakan ini , dan saya selalu intropeksi diri saya sendiiri dan mungkin saya menjauh saja dan anggap ila kaya teman yang lainnya dekat tapi tidak dekat-dekat sekali supaya seperti ini tidak ada .

Sebenarnnya saya juga binggung dengan salah saya dimana , tapi yasudahlah mungkin berteman itu tidak boleh terlalu dekat dan biar tidak ada perselisihan dan profesional kerja saja .

Jakarta,26 juli 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun