Mohon tunggu...
Rika Bandari
Rika Bandari Mohon Tunggu... -

Humble, sweet and faster learning.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tamasya ke Negeri Sang Mantan Terindah

26 April 2017   10:02 Diperbarui: 26 April 2017   20:00 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejujurnya, perjalanan kali ini adalah perjalanan nekat yang mempertaruhkan masa depan (Halah….kok lebay ya :P).

Bermula pada pertengahan Februari lalu, Pak Hans mengatakan bahwa aku akan menjadi partner-nya untuk membawa Group BNI’46 Divisi BNR ke Pulau Belitung, hanya saja kondisinya, kami berdua hanya dapat jatah 1 kamar selama 2 malam disana.  Aku menjawab ringan kabar tersebut dengan mengatakan, siapa takut :p, karena kupikir itu hanya bercanda.  Saat bertemu Kay, aku ceritakan terus terang apa yang Pak Hans bilang, dan reaksinya saudara-saudaraaaa……TIDAK BOLEH IKUT !!! Alasannya karena 1 kamar, itu sudah :’(.  Hiks…hiks…Ikaaalll, kita gak jadi ketemuan deh :’(

Sampai akhir bulan gak ada kabar berita lagi mengenai Pulau  Belitung.  Sempat berpikir bahwa tugas ini batal, sedih karena berarti batal juga mengunjungi kampungnya dua manusia fenomenal, Ikal & Pak Ahok, tapi ada leganya juga, berarti gak perlu berbohong sama Kay dengan cara pergi tanpa ijin ;).  Awal maret, Muthia minta namaku sesuai KTP, karena sudah diputuskan sama kantor aku yang menjadi partner Pak Hans ke Belitung kali ini.  Mau gimana lagi, ini tugas negara(kesannya pasrah padahal mah seneng pake bangget), lagi pula aku percaya sama diri sendiri bahwa aku bisa jaga diri.  Dan aku terima tantangan ini walau tanpa restu Kay pastinya, serta segudang resiko dari keputusan ini bagi hubungan kami berdua (makanya diawal aku bilang bahwa perjalanan kali ini juga mempertaruhkan masa depanku).

Hanya punya waktu sebelum Tgl 24 Maret 2017 untuk memikirkan alasan apa yang harus dibuat jika tiba-tiba Kay ajak ketemu atau malah datang kekosan dihari aku harus berangkat ke Belitung.  O M G……ternyata berbohong itu tak semudah membalikkan telapak tangan.  Seandainya Kay kasih ijin, pasti gak serumit ini.  Minta pendapat sama anak-anak serta keluarga di Jonggol.  Akhirnya pakai alasan sales call ke Bandung ketemu klien lama dan baru dari hari Jum’at sampai Sabtu (24-25 Maret 2017).    Mama yang mengerti alasan kenapa aku harus ambil tugas ini dan yang percaya juga kalau anaknya bisa jaga diri, memberi ijin. Setidaknya ijin orang tua sudah aku kantongi :).

23 Maret 2017
H-1.  
Pagi berangkat ke kantor seperti biasa.  Siangnya kasih kabar sama Kay kalau besok berangkat ke Bandung sama Bu Wenny sampai hari Sabtu (sesuai rencana awal), Kay Cuma jawab OK dan kasih kabar juga kalau nanti malam mau datang lihat Ade Icha yang lagi sakit.  Ah alamat gak bisa packing nanti malam nih, tapi mau gimana lagi, akhirnya jawab iya juga.  Saat ketemu Kay malam nya, cuma bahas alasan pergi ke Bandung.  Kay pulang agak malam, tapi tetap gak bisa packing L.

24 Maret 2017

H-day

Bangun pagi  seperti biasa, bangunin kakak Aurel karena harus sekolah, cek kondisi adek Icha yang belum ada perubahan :'(.  Suapin ade biar bisa minum obat.  Mulai packing, gak perlu bawa banyak barang karena hanya 3 hari 2 malam.  Wanti-wanti ke Kakak & Adek (do & don't), berangkat ke Kantor naik ojek online.  Sampai di kantor, re-packing dan memastikan tidak ada perlengkapan tur yang tertinggal (Banner, dompet tur, HT, dll), siap-siap menuju BNI’46 untuk membagikan dompet tur dan memastikan apakah mereka membutuhkan bantuan kami atau tidak. Ternyata mereka mengatakan sanggup menangani sendiri, jadi kami-aku, Pak Hans, Muthia, Rika Po dan Ega-langsung menuju ke Bandara Soetta untuk mempersiapkan penyambutan group.  Sesampainya di Bandara kami dibagi kedalam 2 group sesuai dengan penerbangan yang digunakan untuk menuju Tanjung Pandan, Belitung.

Pak Hans dan Muthia bertugas di Terminal 3 Ultimate untuk menyambut group 1 yang terbang menggunakan Garuda Indonesia, sedangkan aku, Rika Po dan Ega di turunkan di Terminal 2 untuk menyambut group 2 yang terbang menggunakan Sriwijaya Air.  Boarding pass sudah, porter sudah, tinggal menunggu kedatangan group 2 yang akan aku dampingi di belakang KFC Terminal 2, Bandara Soetta.  Tidak lama, group 2 tiba di Bandara, aku segera membagikan boarding pass dan membantu Pak Porter mengatur bagasi ke trolly.  Setelah semua peserta menerima boarding pass, mereka dipersilahkan menuju ke ruang tunggu di Gate F5.  Aku dan Pak Porter masuk ke counter untuk check in bagasi. Urusan bagasi selesai, sekarang urusan kampung tengah :p.

Secepatnya menyusul Rika Po dan Ega yang sudah menunggu di KFC.  Urusan kampung tengah selesai juga, say thanks and good bye to Rika Po & Ega.  Langsung menuju ke ruang tunggu untuk berkumpul bersama para peserta.  Diperjalanan menuju ruang tunggu, bertemu dengan Om Andry-Ketua Panitia- dan Ibu Retno-pimpinan divisi BNR-, memperkenalkan diri, beramah-tamah.  Ibu Retno, orang yang bersahaja, Beliau bercerita mengenai kunjungan pertama kali ke Belitung di tahun 2009.  Disaat itu, menurut Beliau, pariwisata di Belitung masih sepi dan Beliau masih ingat menginap di Biliton Hotel, Simpang Lima, Tanjung Pandan. Sesampai di ruang tunggu, setelah melalui beberapa pemeriksaan, aku segera mengambil tempat, memeriksa WA, untuk tahu kabar group Garuda.

Mereka terbang on schedule.  Sedangkan aku dan para peserta di ruang tunggu F5 ini semakin resah, karena seharusnya kami sudah dipanggil untuk boarding, tapi kenyataannya sampai 14.30 PM belum ada kabar.  Akhirnya saya memutuskan untuk bertanya ke helpdesk, mereka mengatakan bahwa ada keterlambatan 1 jam yang disebabkan keterlambatan pesawat dari Batam.  Para peserta hanya bisa pasrah, toh tidak ada yang bisa dilakukan selain menunggu, bukan ?  Aku segera mengabarkan via Group WA mengenai keterlambatan ini, dan sekaligus memberi kabar kepada Bang Obi, guide lokal kami selama di Belitung nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun