Mohon tunggu...
Andreas Pasolympia
Andreas Pasolympia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Happiness Coach | Mindfulness | Communication | Human Development

Founder InnerPeace.id dan SangPemenang.com. Sejak usia 10 tahun mempelajari berbagai keilmuan Bathin Manusia. Memiliki berbagai sertifikasi kompetensi di bidang keilmuan barat seperti Hipnoterapi, Komunikasi, NLP, dan lain sebagainya. Serta juga mendalami berbagai keilmuan timur seperti Meditasi dan Ayurveda, dari berbagai guru di Tibet, India, dan Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat dilihat pada dua website diatas. Demikian dapat dikatakan bahwa Andreas adalah penggiat Keilmuan Bathin dan Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Refleksi dari Anime Naruto (Guy vs Madara)

3 Juli 2015   00:15 Diperbarui: 4 April 2017   16:21 4064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Naruto Shippuden anime episode 418 dan beberapa episode kedepan inilah yang saya tunggu-tunggu. Sebuah kisah yang menginspirasi saya secara pribadi, secara mendalam. Tentang Guru Gai yang membuka gerbang kedelapan, mengorbankan nyawanya demi menghabisi sang antagonis utama, Uchiha Madara. Serta juga kilas balik bagaimana ayah dari Guru Gai mendidiknya. Prinsip-prinsip yang ditampilkan disini sungguh sangatlah keren, NLP banget ! Bisa dibilang begitu. Ajaran Zen mengenai continuation juga kental di bagian ini, mengenai ikhlas, dan mengenai self-responsibility. Barusan saya nonton dan menangis penuh haru, meskipun ya kurang joss karena ternyata episodenya di pecah-pecah. Kemungkinan 3 - 4 episode baru kelas bagian ini. Berikut ini adalah sebuah catatan reflektif tentang bagaimana sebuah episode dalam Anime dapat mengandung berbagai banyak pelajaran yang luar biasa. Saking tersentuhnya sehingga saya benar-benar meluangkan waktu untuk menuangkannya disini.

Yang pertama, adalah bagaimana Bapak dari Guru Gai, Yaitu Might Dai disini adalah dihina terus oleh orang-orang sekitarnya. Gara-gara ia hanya lulusan SD ibaratnya (Genin, pangkat dalam dunia ninja), sementara yang lain-lain temen-temennya mungkin sudah SMA (Jounin) atau bahkan sudah menjadi tim elit paspampres pelindung presiden (ANBU). Ia di ejek-ejek hanya gara-hara pangkat tersebut dan ia sellau mengatakan, "Thank you for your support !", terima kasih dukungannya ! terima kasih encouragement-nya ! Kata Might Dai pada teman-temannya. Betul, bahwa ia menganggap setiap ejekan adalah sebuah dukungan. Ia tidak menyindir, namun sungguh-sungguh menganggap itu. Ia memaknai, ia betul memaknai setiap kata-kata itu sebagai dukungan. Sehingga tidak ada dendam kesumat didalam dirinya.

Satu kata yang mewakili ini adalah Self-Control. Ia bener-bener tahu bahwa hidup dia ya dia sendiri yang kontrol. Orang lain punya mulut, punya tubuh silahkan mau ngapain juga. Yang penting ini hidupku bersemangat, memberikan manfaat, dan seluruh input dari orang lain adalah referensiku untuk maju. Betul-betul para Naruto Lovers, di NLP ini adalah Reframing sejati. Bahwa setiap kejadian adalah netral, dan kita bisa memaknai setiap kejadian tersebut sebagai sumber daya bagi kita. Kuncinya, "Sumberdaya bagi hidup kita". Kita memaknai setiap kata-kata sebagai dukungan bukan untuk siapa-siapa, namun untuk kemajuan hidup kita sendiri. Untuk kebaikan kita sendiri. Mungkin di kehidupan nyata, seringkali kita diejek, atau dianggap lemah. Atau bagi kita yang nggak memiliki kesempatan untuk mengecap pengalaman akademis, misalnya cuman lulusan SMK. Gak papa, jadikan semua yang ada di sekitar kita sebagai sumberdaya dan biarlah hidup kita membawa dampak positif bagi sesama kita, sembari kitanya sendiri juga semangat dan bahagia.

Yang kedua, adalah bagaimana Guru Gai dan Might Dai disini menerapkan yang disebut "self-rules", mereka sering membuat goal atau aturan sendiri mengenai hidup mereka. Misalnya "Saya akan push up 100x kalau bisa menyelesaikan misi ninja ini", dan sebagainya. Pada episode ini, Might Dai sempat memarahi Guru Gai (anaknya) karena ia berkata di muka umum bahwa "Jika saya berhasil lari 500 lap maka saya akan masuk SD sebagai siswa alternatif !" (Karena Gai menjadi murid satu-satunya yang tidak lulus tes masuk SD sebelumnya), nahh saat dia begitu maka ia dimarahin papanya ! Karena itu ya sama saja ngemis atau meminta belas kasihan. Papanya Gai (Might Dai) mengkoreksi langkah anaknya bahwa "self-rules" hanyalah untuk diri sendiri, bukan untuk dipamer-pamerkan dan mencari belas kasihan.

Ia mengatakan ((((( Fungsi Self-Rules atau Goal adalah untuk mengembangkan diri kita, sehingga kita lebih termotivasi. Ketika kita berhasil, kita akan senang dan bangga. Ketika gagal juga kita diri kita akan lebih berkembang. Baik dari peristiwa itu sendiri ataupun dari Self-Rules yang kita tetapkan ))))), ini luar biasa.. Saya ulangi, "Fungsi Goal / Self-Rules bukanlah untuk mencapai Goal / Self-Rules itu sendiri.. melainkan untuk membuat kita lebih berkembang dan lebih disiplin.", Ini ibarat pedang bermata dua yang kedua matanya adalah kebaikan. Jika berhasil ya bagus, gagal ya nggak papa kita makin berkembang. Ini sih luar biasa, saya merenungkan ini dan sungguh akan menerapkannya di dalam hidup saya. Filosofinya itu lho mesti dipahami betul, bukan masalah berhasi latau gagal.. atau masalah menghukum diri sendiri.. bukan.. Tapi ini adalah sebuah aturan / goal yang kita buat-buat sendiri agar diri kita lebih berkembang. Jadi ingat, saya pernah belajar langsung dengan Anthony Robbins yang adalah pelatih sukses dari Lady Diana, Hugh Jackman, dan Oprah Winfrey, ia juga berkata bahwa "Tujuan goal bukanlah untuk mencapai goal, melainkan untuk membuat diri kita bertumbuh."

Jadi kita boleh pula menerapkan hal itu kedalam hidup kita, misalnya "Jika saya gagal menyelesaikan tugas ini dalam sehari, maka saya akan belajar public speaking selama 1 jam !", yang mana public speaking ini adalah hal yang sebetulnya kita sukai juga. Atau boleh kita buat, "Jika saya berhasil menyelesaikan tugas ini dalam sehari, maka saya akan belajar public speaking setengah jam, jika saya gagal menyelesaikan tugas ini dalam sehari, maka saya akan belajar public speaking satu jam", sama aja kan. Esensinya adalah bahwa ya baik A atau B yang terjadi kita makin berkembang dan belajar. Intinya pada pengembangan diri.

Yang ketiga, adalah mengenai potensi dan talenta. Sebetulnya baik Might Dai hanyalah lulus SD bukan karena dia ngapa-ngapain, melainkan karena dia berfokus melatih satu tehnik yaitu Eight Inner Gates (Delapan Gerbang Dalam / Hachimon Tonkou). Tehnik yang nantinya akan digunakan oleh Guru Gai dalam menyikat sang antagonis Madara, yang membuatnya menjadi satu-satunya ninja biasa yang dapat satu lawan satu dengan Madara (Selain Naruto dan Sasuke yang sudah mendapat kekuatan super, atau Hashirama Senju yang sudah mengerikan dari sananya), jadi ia berfokus pada satu kekuatan bukan pada banyak kelemahan yang dimilikinya. Betul bahwa ia dan anaknya kurang mahir dalam ilmu sihir ninja (ninjutsu) atau ilmu ilusi (genjutsu), namun ia berfokus pada kelebihan yang dimilikinya yaitu ilmu pukul-pukulan fisik / martial arts (taijutsu). Might Dai berkata pada anaknya bahwa Ia senang telah menemukan talenta dari anaknya pada saat anaknya masih usia muda.

Jadi kita boleh menerapkan ini, bahwa ya temukanlah talenta kita. Dimana kekurangan kita, ataupun kelebihan kita. Kenalilah. Sebetulnya kekurangan ataupun kelebihan itu adalah indah, dan sejatinya bisa kita sebut sebagai Keunikan. Kurang dan lebih itu adalah hanya konsep kita sebetulnya, pada hakikatnya itu semua adalah Keunikan Kita. Temukan talenta kita dan fokus kesana. Janganlah maruk untuk menguasai semua hal, meskipun kalau mencoba hal-hal baru sangatlah boleh dan syukur-syukur menguasainya ya bagus. Namun kita tahu dimana sih sebetulnya strength kita dan paling unggulnya kita. Kita tahu dimana sebetulnya panggilan hidup kita.

 

Yang keempat adalah mengenai semangat muda. Baik Guru Gai maupun Might Dai betul-betul memiliki semangat muda. Ia selalu mengatakan bahwa saat ini adalah saat masa muda kita untuk bersinar. Meskipun sebetulnya Might Dai sudah tua. Disini kita biesa mengambil hikmah bahwa muda adalah soal mindset. Muda adalah soal cara berpikir. Muda disini artinya kita celebrate the life ! Living the life to the fullest ! Nggak malu untuk dianggap aneh, atau nggak malu untuk berekspresi. Karena ya ini hidup kita, bukan hidup orang lain. Ini ekspresi kita, dan we are freeee to express ourselves. Meskipun Might Dai dan Guru Gai sudah tua, namun mereka tetap merasa muda. Ini dapat kita terapkan dalam hidup kita, bahwa ada umur kronologis (berbasis waktu), ada umur gen / biologis (berbasis testing pada gen kita), ada umur yang berbasis perspektif. Milikilah perspektif bahwa ini adalah saat kemudaan kita ! Orang indonesia, milikilah jiwa muda !

Yang kelima, terakhir adalah mengenai pengorbanan, yang mana Guru Gai adalah mengorbankan nyawanya untuk melakukan jurus pamungkas Gerbang Kedelapan yang mengakibatkan kematian. Guru Gai tidak menyesal melakukan itu, karena Guru Gai responsible atas hidupnya sendiri, ia mengorbankan nyawanya untuk generasi mendatang (meskipun nantinya gak jadi mati). Might Dai dulu juga emngorbankan nyawanya untuk melindungi Guru Gai dari serangan Seven Swordmen from The Mist. Sedangkan Guru Gai mengorbakan dirinya untuk menghadapi Madara. The ultimate antagonist dalam serial Naruto. Keren sekali saat ia menghadapi Madara, sungguh sebuah kisah yang menyentuh. Kita bisa ambil hikmah dari poin ini, bahwa ya.. "Kita mau dikenang sebagai apa saat meninggal ?", "Untuk apa kita mau curahkan (korbankan) waktu, tenaga, dan jiwa kita di dunia ini ?", untuk membuat dampak positif seperti apa.. untuk berkarya seperti apa.. dalam bidang apa.. Ketika kita sudah menemukan itu, maka karya teragung kita-pun dapat kita lakukan. Bahkan jika itu berakhir dengan kematian, kita akan menghela nafas terakhir kita nanti dengan sangat lega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun