Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Asesmen: Antara Kualitas dan Kepraktisan

20 April 2019   18:51 Diperbarui: 20 April 2019   19:40 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Christian Tangkere (Ilmu Ekonomi 2018), Staf Departemen Kajian dan Penelitian Himiespa FEB UGM 2019

Oleh: Christian Tangkere (Ilmu Ekonomi 2018), Staf Departemen Kajian dan Penelitian Himiespa FEB UGM 2019

Pendahuluan

Salah satu data yang digunakan dalam berbagai kajian dalam bidang ekonomika pendidikan adalah skor peserta didik berdasarkan asesmen tertentu. Beberapa contoh di antaranya adalah penelitian oleh Schneeweis dan Winter-Ebner (2007: 387--409) yang mempelajari peer-effect di sekolah-sekolah yang ada di Austria dengan menggunakan hasil tes PISA (Programme for International Student Assessment), penelitian yang dilakukan oleh Jürges dan Scheider (2007: 411--431) yang mempelajari pengurutan (ranking) kinerja guru berdasarkan hasil tes PIRLS (The Progress in International Reading Literacy Study) dari peserta didik di Jerman,  dan penelitian oleh Fuchs dan Wößmann (2007: 433--464) yang mengestimasi fungsi-fungsi produksi pendidikan secara internasional menggunakan basis data hasil tes PISA dari beberapa negara. Meskipun demikian, skor yang dihasilkan dari suatu asesmen bergantung pada bentuk asesmen tersebut. Sebagaimana yang akan diulas pada bagian berikut, bentuk asesmen tertentu akan menghasilkan skor yang lebih representatif dan valid daripada yang lain. Oleh karena itu, diperlukan kajian ekonomika mengenai pengalokasian sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas dari suatu asesmen, sehingga setiap skor yang dihasilkan dapat dijadikan dasar yang andal untuk melakukan kajian-kajian lainnya yang berhubungan dengan ekonomika pendidikan. Kajian ini ditulis untuk mengulas secara teoretis kerangka berpikir ekonomi dalam melaksanakan suatu asesmen.

Kualitas dan Kepraktisan Asesmen

Dalam pendidikan formal, proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan seperangkat kurikulum yang menjelaskan tujuan, konten, proses, dan evaluasi proses pembelajaran. Salah satu aspek yang penting dalam kurikulum adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar. Evaluasi bertujuan untuk mengukur keefektifan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam kurikulum. Dalam dunia pendidikan, evaluasi ini sering disebut asesmen.

Oleh karena informasi mengenai keefektifan proses pembelajaran merupakan hal yang dicari melalui asesmen, maka kualitas suatu asesmen sangat bergantung pada kemampuannya dalam menghasilkan informasi yang autentik dan relevan. Stecher dkk. (1997: 35) mengemukakan bahwa kualitas dari suatu asesmen sangat penting untuk diperhatikan khususnya jika berbagai implikasi yang signifikan dapat dihasilkan dari asesmen tersebut (high-stakes assessment), seperti penetapan kelulusan dan sertifikasi peserta didik. Kualitas dan kemanfaatan suatu asesmen ditentukan oleh indikator-indikator berikut.

1. Reliabilitas

Kubiszyn dan Borich (2013: 338) mengemukakan bahwa indikator reliabilitas menilai konsistensi nilai yang dihasilkan suatu asesmen jika dilakukan berulang kali. Asesmen yang reliabel  dapat menghasilkan informasi yang konsisten, stabil, dan dapat dipercaya. Stecher dkk. (1997: 37--38) berpendapat bahwa secara umum tingkat reliabilitas yang tinggi ditemukan pada bentuk asesmen yang memberikan pilihan jawaban kepada peserta didik (selected-response assessment), seperti soal pilihan ganda dan soal benar atau salah. Sebaliknya, bentuk asesmen seperti esai, proyek, dan portofolio yang menuntut siswa untuk mengonstruksi jawabannya secara independen (constructed-response assessment, sering disebut performance assessment) cenderung memiliki tingkat reliabilitas yang rendah.

2. Validitas

Kubiszyn dan Borich (2013: 330) mengemukakan bahwa indikator validitas mengukur kesesuaian antara bentuk asesmen dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Terkait dengan tujuan pembelajaran, Kubiszyn dan Borich (2013: 116 --122) menguraikan bahwa tujuan pembelajaran dapat dipaparkan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Stecher dkk. (1997: 39--40) menyatakan bahwa suatu asesmen dinyatakan berkualitas jika nilai yang dihasilkan dari asesmen tersebut dapat menghasilkan inferensi yang benar dan akurat mengenai kemampuan peserta didik. Validitas suatu asesmen sangat bergantung pada kemiripannya dengan kegiatan riil dalam kehidupan yang direfleksikan. Bentuk dari constructed-response assessment yang fleksibel menyebabkan asesmen ini cenderung memiliki tingkat validitas yang tinggi. Sebaliknya, rigiditas dari asesmen yang tergolong selected-response assessment membuat asesmen ini kurang valid dalam penyimpulan.

3. Akurasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun