Mohon tunggu...
Hijrana Bahar
Hijrana Bahar Mohon Tunggu... Librarian Volunteer -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mantan Terindah

20 September 2017   08:07 Diperbarui: 20 September 2017   08:38 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setelah lama tidak pernah terima kabar tentangnya, setelah beberapa bulan lalu aku hanya melihat wajahnya sekilas, nampak tidak terlalu sehat. Aku tidak tahu, sebenarnya selama ini dia sakit parah. Setelah aku meninggalkannya. Semuanya terabaikan. Bahkan kesehtannya pun diabaikan. Terkadang ketika seseorang terlalu sayang sama kita, maka akan sulit sekali untuk move on. Akan tetapi, aku sendiri tidak sanggup menghadapi sifatnya yang over protektif. Penyesalan itupun selalu datangnya dari belakang, ketika aku igin membantunya, dan memberikannya semangat hidup dan tetap melawan penyakitnya, tidak ada lagi yang mampu aku lakukan,Karena dirinya sudah jauh diatas sana. 

Tak terjangakau oleh tangan, tak terlihat oleh kasat mata. Hanya kenangan yang mampu mengingatkanku terhadapnya. Terkadang sebuah kenangan terlalu indah jika diabadikan oleh sebuah kamera, akan tetapi selalu terekam di dalam hati yang dalam. Rasa terima kasihku tidak pernah sampai kepadanya, tidak sedikitpun aku mengucapkan terima kasih atas apa yang diberikannya selama ini kepadaku, aku terlalu egois dan munafik karena terlalu menapikkan semua apa yang dilakukkannya untukku, dan semata mata dia hanya melakukannya untukku. 

Terkadang aku berfikir, andai aku bisa bertemu dengannya walau hanya sebentar, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih dan meminta agar kenagan yang pernah kita lalui agar tetap tersimpan dan menjadi cerita indah yang pernah kita lalui. Meskipun aku tidak pernah menulis cerita indah itu, akan tetapi itu akan terus terukir dalam fikiran dan lubuk hatiku. 

Setelah kepergianku yang tanpa kabar selama 1 tahun, aku akhirnya kembali setahun setelahnya, mungkin seperti sebuah cerita drama korea yang menunjukkan waktu 1 tahun kemudia, seperti itulah keadaannya, bahkan komunikasi di sosial media pun tidak pernah karena kita tidak bertemanh lagi di sosial media. Dia memblokir peretemananku, aku tidak akan pernah protes ataupun marah, karena itu bukanlah keinginanku untuk melakukannya, hingga di tahun aku tidak pernah memberikan dia kabar dia selalu saja mengingat hari special dalam hidupku.

Dia secara diam-diam menuliskan status selamat ulang tahun 10-07, dan itu dia lakukan selama dua tahun setelah kami putus. Bahkan saya sedikitpun tidak pernah melakukan apa yang dilakukan untukku. Aku hanya pernah melakukannya sekali hingga dia mengatakan" terima kasih untuk kado terindahnya, tidak permah seorang pun melakukan hal ini kepadaku, dan kamu menjadi yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun, terima kasih". Mungkin bagi sebagian orang momen ini tidaklah terlalu penting, tapi, bagi setiap orang menantikan momen yang bahagianya bersama orang yang dikasihinya. Aku juga berharap sebaliknya, momen yang aku harapkan dan tunggu-tunggu dengan surprise kecil-kecilan bahlan tidak membuat hatiku tersentuh, 

Mengapa?? itu karena aku tidak memiliki perasaan yang sama terhdapnya waktu itu, hanya saja aku hanya ingin membalas semua kebaikan yang dilakukannya untukku, aku tidak hanya ingin meminta darinya, aku juga ingin memberi dia kebahagiaan meskipun hanya sebentar dan aku lakukan sebagai seorang adik yang menyayangi kakaknya, aku tidak bisa menerima perasaan yang dipaksakan, karena hanya akan membuat salah satu diantara kami terluka meskipun aku dan dia pernah menjalaninya selama setahu. Itu bukanlah waktu yang singkat, setiap hari yang kami lalui selalu bersama dan bahkan dia akan rela melakukan apapun yang aku minta meskipun dia harus keluar ditengah larut dan dinginnya angin malam. 

Aku dengan penyesalan yang tidak akan termaafkan karena menyia-nyiakan orang sebaik dia, mungkin aku akan mendapatkan yang lebih buruk karena, aku tidak pantas mendapatkan yang lebih baik. Bahkan di saat-saat terakhir pun aku tidak melihat wajahnya, aku hanya memandangi kain yang menutupi wajahnya. Aku terlalu takut untuk melihat wajahnay untuk yang terakhir kali, karena itu akan membuat ku menyesali apa yang aku lakukan terhadapnya seumur hidupku. Bahkan aku tidak meneteskan air mata untuknya, aku tidak tau mengapa aku tidak meneteskan air mata dan tidak sedih, mungkin karena dia sudah bahagia bisa pergi dan tenang meninggalkan semua penyakit yang dideritanya selama dua tahun sebelum dia akhinya menghembuskan nafas terakhirnya. 

Aku memang tidak pantas untuk menerima kebaikannya selama ini, karena aku orang yang tidak tahu berterima kasih, mungkin inilah penyesalan yang akan aku tanggung seumur hidupku, karena tidak pernah melihatnya walaupun disaat-sata terakhirnya, dan meminta maaf atas semua kesalahanku selama ini. Hanya do'a yang akan aku kirimkan untuk disetiap sujudku, semoga engkau bisa tenang di alam sana. Maafkan aku yang tidak berdaya ini, yang membuatmu menderita karena meninggalkanmu. dan Terima kasih untuk semua yang kamu berikan untukku karenamu aku bisa belajar keiklasan untuk mengiklaskan mu selama-lamanya.. Jagalah aku dimana kaki ini akan membawaku pergi karena aku yakin engkau selalu berada disampingku, karena namamu terukir indah dihatiku.                                                           

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun