Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Raih Kesuksesan Hakiki Pasca Bulan Ramadhan

25 Juni 2018   20:31 Diperbarui: 25 Juni 2018   20:41 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raih Kesuksesan Hakiki Pasca Bulan Ramadhan

Raih Kesuksesan Hakiki Pasca Bulan Ramadhan

Oleh : Tatang Hidayat (Ketua Umum Lingkar Studi Al-Qur`an Pemuda Kota Bandung)

Tidak terasa bulan yang selama ini dinantikan oleh seluruh kaum muslimin di dunia telah meninggalkan kita, bulan dimana seluruh kaum muslimin di dunia melaksanakan ibadah yang sama yakni shaum Ramadhan. Kita tidak tahu, apakah kita akan bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan? Lalu, sudahkah kita memanfaatkan momentum Ramadhan ini dengan semaksimal mungkin? Sudahkah ketakwaan kita bertambah melalui shaum Ramadhan kali ini ?

Saat ini kaum muslim telah merayakan Idul Fitri sebagai hari kemenangan dengan penuh kegembiraan. Tentu, gembira bukan karena telah bebas dari kewajiban melaksanakan shaum Ramadhan. Namun kegembiraan ada harapan untuk berjumpa dengan Allah SWT di Surga nanti dan berharap mendapat ampunan-Nya melalui ibadah di bulan Ramadhan ini.

Kita pun sepantasnya bergembira karena kaum muslimin pada malam Idul Fitri serentak mengumandangkan kalimat takbir, tahlil dan tahmid yang membahana memenuhi jagat raya. Seruan takbr, tahll dan tahmd ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Dialah Yang telah memberikan hidayah, kekuatan dan kesabaran kepada kita semua. Dengan itu kita dapat menuntaskan shaum Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

Namun demikian, dalam menghadapi hari raya Idul Fitri dan pasca Bulan Ramadhan ini tentu kita tidak boleh larut dalam kegembiraan yang berlebihan dan cenderung kepada gaya hidup hedonisme bahkan sampai melupakan nasib saudara-saudara kita di belahan negeri lainnya yang tengah berada dalam kedzaliman.

Saudara-saudara kita di Palestina sampai saat ini  masih dijajah. Selama puluhan tahun tanah mereka dirampas dan diduduki oleh kaum Zionisme Israel hingga kini. Sebagian penduduknya dibunuh, sebagian lagi terusir, mereka hidup menderita. Mereka terlunta-lunta hingga hari ini. Keadaan mereka selalu terancam, mereka harus menghadapi kekejaman negara zionis sendirian, termasuk sepanjang bulan Ramadhan kali ini.

Begitupun dengan saudara-saudara kita di Irak dan Afganistan, sampai saat ini masih berada di bawah cengkeraman negara imperialis, Amerika Serikat dan sekutunya. Keadaan memilukan juga dialami saudara-saudara kita di Cina. Di negara Komunis itu, umat Islam dari suku Uighur di Xinjiang menjadi korban kebrutalan suku Han. Suku ini didukung penuh oleh rezim Komunis, Cina.

Nasib yang sama dialami saudara-saudara kita di Pattani Thailand, Moro Philipina Selatan, Rohingya di Miyanmar, Kashmir, Srilanka, Pakistan, Bangladesh dan di beberapa negeri negeri Muslim lainnya. Semua ini kian memperpanjang daftar penderitaan kaum muslimin hari ini.

Adapun yang ada di dalam negeri, umat Islam terus-menerus ditekan dan disudutkan. Di antaranya melalui isu radikalisme dan terorisme yang kembali dimunculkan. Banyak ulama dikriminalisasi. Umatnya pun terus diawasi. Bahkan dunia kampus yang sejatinya dunia akademik pun ditekan, para dosen dan mahasiswa yang kritis pun di awasi, persekusi hingga diintimidasi.

Pihak-pihak yang membenci Islam berusaha dengan sekuat tenaga mengaitkan aksi terorisme dengan perjuangan dakwah menerapkan aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Alhasil, saat ini kita merayakan Hari Kemenangan justru dalam kekalahan di hampir semua lini kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun