Mohon tunggu...
Wildan Awaludin
Wildan Awaludin Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan

Hobi alam

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Situs Batu Kujang Tenjolaya, Bukti Keberadaan Kehidupan dan Budaya Sejarah

1 Juli 2017   07:13 Diperbarui: 1 Juli 2017   22:22 4733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Seperti artikel-artikel sebelumnya saya selalu berusaha untuk mengangkat dan mengexplore tempat tempat wisata alam atau tempat tempat yang istimewa yang ada di sekitar tempat tinggal saya dan sangat pantas untuk di jadikan kebanggan oleh warga sekitar termasuk saya. Seperti biasa nya saya selalu membawa sepedah kesayangan untuk mengunjungi tempat tempat tersebut. Dan kali ini saya akan sedikit bercerita mengenai perjalanan saya bersama sepedah ke sebuah tempat bertema wisata sejarah yang ada di kecamatan cicurug. 

Namanya situs batu Kujang,mungkin belum semua orang cicurug mengetahui bahwa di cicurug ada sebuah tempat yang menjadi bukti tentang adanya kehidupan kerajaan  zaman dahulu yang ada di sekitar cicurug, dan situs batu kujang adalah bukti nyata yang harus di pertahankan dan di lestatarikan keberadaannya. 

Situs batu kujang terletak di Kampung Tenjolaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug kabupaten sukabumi jawa barat. Situs ini terletak di lereng Gunung Salak. Untuk menuju ke lokasi ini bisa melalui jalan gang cicatih atau gang bangbayang selanjutnya masuk ke jalan ci saat kemudian masuk ke jalan tenjo laya,di pertengahan jalan tenjolaya tepatnya setelah lapang bola tenjolaya lalu masuk ke sebuah gang dengan jalanan berupa batu makadam yang di samping nya terdapat plang bertuliskan "situs batu kujang" .  

situs batu kujang tenjolaya
situs batu kujang tenjolaya
Untuk kendaraan roda dua dan empat hanya bisa mencapai di kampung terdekat, yaitu Kampung Tenjolaya. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki dengan melewati jalan setapak dan menanjak yang harus dilalui untuk menuju lokasi ini. Situs Batu Kujang merupakan sebuah situs dengan permukaan tanahnya yang miring,makin ke utara makin tinggi. Di beberapa bagian lahan dibatasi struktur batu sehingga lahan ini membentuk punden berundak. Bentuk lahan yang demikian terbagi menjadi dua, bagian pertama yang terletak di bagian timur situs dan bagian barat dari situs. Kedua bagian itu dibatasi oleh tanggul batu.

Di situs ini terdapat puluhan menhir yang berukuran cukup besar. Tapi penemuan yang paling penting ada di teras keempat atau yang tertinggi, di mana terdapat struktur batu melingkar berdiameter 2 m yang di tengahnya terdapat menhir dengan bentuk menyerupai kujang setinggi 208 cm, yang oleh masyarakat setempat disebut Batu Kujang. Di sebelah timur batu kujang terdapat menhir berukuran tinggi 52 cm. Di teras ini pula terdapat batu alam berjajar.

situs batu kujang tenjolaya
situs batu kujang tenjolaya
Tinggalan lain di teras ini adalah batu jolang berukuran 180 cm x 107 cm dengan kedalaman lubang 14 cm.Yang lebih unik, di lokasi ini juga terdapat batu alam berukuran 180 cm x 75 cm yang oleh masyarakat disebut batu maya.Di area situs ditemukan sejumlah batu menhir dan dolmen yang tersebar di atas punden berundak. 

Di sisi selatan punden ini ditemukan struktur batu menyerupai anak tangga yang diduga sebagai jalan masuk utama ke kompleks pemujaan ini.Pada teras tertinggi, di atas struktur susunan batu melingkar berdiameter 6 m, terdapat menhir setinggi 2,08 m dengan ketebalan 17 cm. Menhir ini menyerupai kujang yang berdiri tegak dengan lebar bagian atas 8 cm, bagian tengah 66 cm, dan bagian bawah 44 cm.Sejumlah ahli arkeologi menduga bahwa tidak tertutup kemungkinan bahwa bentuk kujang yang kini menjadi senjata khas masyarakat Sunda diambil dari bentuk peninggalan ini.

situs batu kujang tenjolaya
situs batu kujang tenjolaya
Dugaan itu berdasarkan sejumlah peninggalan di sekitar Batu Kujang yang menyerupai senjata tajam masa kini seperti mata bajak, kapak, dan sabit.Dua teras di bawah Batu Kujang misalnya, terdapat tiga batu menhir berbentuk pipih dan tajam di bagian atas. Sebuah batu menhir setinggi 130 cm diapit oleh dua batu menhir yang masing-masing setinggi 53 cm dan 89 cm. Dari kejauhan, ketiga menhir ini berbentuk seperti mata trisula yang tertancap di sisi selatan punden. 

Kuatnya pengaruh legenda Prabu Siliwangi membuat masyarakat sekitar percaya bahwa Batu Kujang merupakan simbol dari  tokoh legendaris itu. Bahkan, tempat ini disebut-sebut sebagai salah satu basis pertahanan Sang Prabu dengan patih dan prajuritnya. Meski demikian dalam penelitian arkeologi, di sekitar situs ini tidak ditemukan perkakas yang menandai adanya perkampungan pada masa itu.

situs batu kujang
situs batu kujang
Seperti kisah yang beredar di masyarakat, dahulu kala di kaki gunung Salak bagian Utara tersebutlah sebuah padepokan yang dihuni oleh puluhan Resi. Selain tempat tinggal, padepokan itu juga menjadi tempat bagi para pembesar di kerajaan Paran Siliwangi (cikal bakal kerajaan Taruma Negara dan Padjajaran) meminta masukan dan nasehat tentang urusan kenegaraan. Peran para Resi jika diperbandingkan dengan kehidupan modern sekarang ini adalah seperti DPR. Ia menjalankan fungsi legislatif. Sedangkan yang menjalankan peran eksekutif adalah golongan pembesar yang biasa disebut Prabu. Ada satu lagi golongan yaitu Sanghyang. Para sanghyang adalah hakim yang menjalankan fungsi Yudikatif. Singkatnya; Prabu, Resi dan Sanghyang adalah TRI TANGTU BUANA (gambaran awal  trias politika) yang dicetuskan oleh orang Sunda dahulu.
Itulah sedikit penjelasan tentang situs batu kujang yang saya kutip dari. Situs resmi 

Sedangkan cerita menurut penunggu situs batu kujang "bah uci" sedikit berbeda, beliau lebih menceritakan dari sisi mistis. Namun apapun perbedaannya justru membuat saya lebih kagum dengan situs batu kujang yang berada tidak jauh dari tempat tinggal saya,dan membuat saya bangga menjadi warga cicurug kabupaten sukabumi.

Ini adalah sedikit cerita mengenai perjalanan saya ke situs batu kujang.
Berangkat bersama teman sekampung saya kang "feri". Seperti biasa setelah  sepedah sudah siap . Berangkat dari rumah pukul 08:00 melewati jalur cicatih menuju tenjolaya,sebelum masuk ke jalan tenjolaya ada sebuah tanjakan dengan pemandangan yang indah yang sudah sangat hits bagi para pesepedah di daerah cicurug,namanya "tanjakan ma ekeu" tanjakan berkelok seperti huruf " S "  dengan tingkat kemiringan yang lumayan dan membuat nafas seperti mau habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun