Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Sesuatu dari Sisi Lain, Sebuah Jalan Menuju Kebijaksanaan

13 Januari 2020   20:28 Diperbarui: 13 Januari 2020   20:34 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pikrepo.com/ffoqe/impossible-and-possible-street-signage

Musim dingin kali ini jauh berbeda dengan beberapa musim dingin yang pernah saya lewati di Oulu, Finlandia. Bulan Januari merupakan suhu terdingin dengan rekor suhu terendah yang saya alami bercokol di angka -32 C. 

Salju yang turun dengan lebat bisa menumpuk hingga 50 cm jika tidak dibersihkan. Namun, musim dingin kali ini agak berbeda karena sepertinya saya masih di bulan November atau Maret. Salju tidak terlalu tebal dan suhu rata-rata masih di atas -5 C.

Beberapa teman orang lokal juga merasakan hal yang sama. Bahkan ada yang merasa aneh dengan situasi yang sekarang ini. Beberapa membandingkan dengan kondisi yang terjadi sekitar 20 tahun yang lalu. 

Kala itu, salju sudah menumpuk sejak November dan bertahan hingga Mei. Berdasarkan pengamatan saya terhadap enam musim dingin, salju mulai menumpuk di bulan Desember dan bertahan hingga April. Januari dan Februari tetap menjadi puncak musim dingin dengan ketinggian salju di jalan hingga 50 cm dan suhu di bawah -25 C.

Ada orang lokal yang merasa agak tertekan dengan kondisi ini. Mengapa? Mereka terbiasa dengan situasi musim dingin yang penuh salju di Januari dan Februari, tetapi kali ini salju tidak banyak. Aneh? Bagi saya awalnya demikian, tetapi akhirnya saya bisa mengerti.

doc. pribadi, foto diambil pada tanggal 13 Jan 2020, jam 15.00
doc. pribadi, foto diambil pada tanggal 13 Jan 2020, jam 15.00
Banyak orang lokal yang mengalami depresi saat musim dingin tiba. Saat itu, hari terang lebih pendek dari hari gelap dengan rasio sekitar 1:6. Hidup dalam kondisi yang didominasi dengan situasi yang remang-remang memang bisa sangat menyiksa. 

Situasinya kira-kira mirip ketika kita di Indonesia mengalami pemadaman listrik malam hari karena perbaikan jaringan, banjir di suatu daerah, trafo meledak, dll. Sekarang sudah ada banyak orang memiliki lampu emergency yang bisa dinyalakan untuk mengusir gelap. 

Namun, ketika PLN tidak kunjung menyalakan listrik kembali normal, biasanya mulai muncul rasa gelisah dan tidak nyaman.

Puji Tuhan, salju diciptakan berwarna putih

Secara umum salju berwarna putih, walaupun di beberapa tempat sempat dilaporkan salju berwarna pink. Fenomena salju berwarna putih ini menarik untuk dicermati karena salju turun di musim dingin, dimana daerah tersebut mengalami hari terangn yang pendek.

Ketika terang mulai meredup, maka pencahayaan bergantung pada lampu. Situasi ini tidak menjadi masalah untuk jalanan umum, tetapi tidak semua jalan akan mendapatkan penerangan yang sama. Beberapa tempat yang tidak terlalu terang, bisa mendapatkan bantuan salju untuk penerangan. Koq bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun