Mohon tunggu...
Heru Riswan
Heru Riswan Mohon Tunggu... Hoteliers - just a simple with complicated dream

orang yang akan pergi bersama angin,,calon seorang sosiolog. mantan barista

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Tua Vs Remaja

25 Agustus 2017   03:22 Diperbarui: 25 Agustus 2017   04:01 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat perkembangan si buah hati merupakan sebuah hal yang sangat menyenangkan bagi orang tua, melihat tahapan-tahapan mereka menjadi sebuah pembelajaran real untuk menjadi orang tua sejati.  Namun, fase remaja seorang anak merupakan fase dimana tantagan terbesar menjadi orang tua di uji.  Fase dimana seorang anak mencari jati diri mereka sendiri, fase dimana sosialisasi akan di terima atau sebaliknya menjadi dissosialisasi.  

Problematika orang tua pun semakin bertambah ketika anak menunjukan prilaku memberontak atau menjadi seorang pembangkang.  Itu merupakan sebuah fase wajar karena pada fase remaja seorang anak sedang melepaskan peranan mereka sebagai seorang anak-anak dan mereka sedang menerima peranan lain yaitu menjadi seorang remaja. Namun, orang tua di  tuntun menjadikan diri mereka sebagai seorang  keeper ketika anak-anak kita mencari jati dirinya, terkadang banyak sekali orang tua yang malah melepas mereka secara mandiri yang akhirnya anak-anak yang sedang melalui fase remaja mendapatkan penjelasan yang salah, sehingga muncul lah berbagai macam kenakalan remaja.

Fase remaja adalah fase dimana anak sudah tidak menerima perlakuan kekanak-kanankan yang terkadang orang tua masih mengganggap mereka sebagai anak kecil, di fase ini remaja meminta kepada orang tua untuk menjalankan tanggung jawab sepenuhnya yang pada kenyataannya mereka belum sama sekali mampu untuk melakukannya, disinilah peran orang tua dituntut menjadi seorang keeper.  Namun terkadang remaja lebih menutup diri dari orang tua mereka sehingga orang tua sulit melakukan keeper terhadap anak mereka.  Di fase ini anak mulai memasukin perkembangan reproduksi mereka, perubahan hormon dan emosi mereka. 

Banyak sekali orang tua yang terlanjur salah dalam membimbing anak remaja mereka, terkadang orang tua selalu menerapkan sistem adjektif atau sifat otoriter terhadap anak, yang membuat anak menjadi seorang pembangkang dan bahkan sulit untuk diatur.  Contoh kecilnya ketika orang tua melarang anaknya untuk berpacaran, secara tidak langsung tindakan seperti ini menjadi boomerang terhadap orang tua.  Disini dilematik menjadi seorang tua akan dirasakan, disatu sisi kita ingin menjadi seorang keeper terhadap anak, disatu sisi kita ingin memproteksi anak dari hal-hal yang tidak diinginkan.  So bagaimana solusi untuk semua masalah ini?

SELALU MENDENGAR PENDAPAT ANAK

Kita sebagai orang tua dihadapkan beberapa peranan terhadap remaja kita, orang tua diharapkan bisa menjadi seorang yang protect terhadap anak, menjadi  seorang pendengar yang baik dan yang terpenting adalah orang tua dituntut menjadi seorang sahabat yang baik.  Fase remaja merupakan fase rasionalisme seorang anak muncul, mereka akan selalu menyuarakan pendapat mereka jika teradi kesalahan.  

Ketika terjadi sebuah masalah terhadap anak, berikan ruang diskusi keluarga sebagai solusi terhadap pemecahan masalah tersebut, berikan anak hak untuk menyuarakan pendapat mereka, jalin komunikasi partisipatoris dimana komunikasi berjalan secara dua arah.  Jangan jadikan anak sebagai objek, dan orang tua menjadi ditaktor.  Jalin komunikasi yang baik dengan anak agar anak berani bercerita apapun kepada orang tua mereka.  Terkadang anak tidak mau menceritakan masalah mereka kepada orang tua karena sifat rang tua yang ditaktor yang pada akhirnya menjadikan masalah besar seperti kenakalan remaja yang merupakan sika ketidak puasan terhadap orang tua.

MENJADI ORANG TUA MODERN

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat menjadi masalah tersendiri bagi orang tua, kekhawatiran orang tua atas dampak teknologi bukan tanpa alasan dimana akses terhadap permasalahan sosial menjadi sangat nyata.  Salah satu bentuk nyata dari  pesatya perkembangan teknologi adalah fenomena sosial media atau jejaring sosial, seorang remaja akan mengikuuti tren ini, karena tersosialisasi oleh teman sebaya mereka.  

Orang tua harus mengimbangi perkembangan teknologi ini untuk mengawasi anak kita.  Jangan malu untuk berteman dengan jejaring sosial mereka, gunakan sosial media sebagai alat pengawasan anak, namun jangan membuat anak risih dengan sifat ditaktor orang tua, biarkan mereka berekspresi di jejaring sosial mereka dan kita sebagai orang tua cukup melakukan pengawasan kepada anak tanpa mereka sadar sedang di awasi, jika terjadi hal-hal atau masalah terhadap penggunaan sosial media, orang tua bisa membuka komunikasi dengan anak dan embicaran secara baik tanpa harus menghakimi.

MENJALANKAN FUNGSI  LATEN KELUARGA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun