Mohon tunggu...
Heru Legowo
Heru Legowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang yang suka sesuatu hal yang baru, yang menantang fisik, kecerdasan dan yang penting segala sesuatu yang membuatnya merenung! Oleh karenanya, dia kerap melakukan pekerjaan atau perjalanan yang tidak biasa. Hal-hal baru dan tempat-tempat baru selalu mengusik keinginan-tahuannya. Dia akan melakukan apa saja untuk dapat mengerti dan memahaminya, kemudian berusaha menuliskan pengalamannya; untuk sekedar berbagi. Semoga bermanfaat …

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesawat Antri di Jogja

7 September 2015   21:25 Diperbarui: 8 September 2015   22:36 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Jumat 4 September 2015, saya on board pesawat Airbus A-320 Air Asia QZ 7550 terbang dari Bandara Soekarno-Hatta (CGK) ke Adisutjipto Jogjakarta (JOG). Cuaca cerah pesawat terbang dengan mulus. Saya baru saja menyelesaikan makan nasi lemak pesanan melalui internet, bersamaan waktu booking flight QZ 7550. 

Ketika itu pesawat kira-kira berada diatas Purworejo, dan perlahan-lahan sudah mengurangi ketinggian dan bersiap untuk mendarat di Adisutjipto. Ketinggian pesawat kira-kira 6 ribu kaki, lalu suara bariton captain pilot terdengar di pengeras suara. Captain mengatakan pesawat harus menunggu giliran mendarat pada urutan ke 5 dan oleh karena itu berputar-putar pada posisi itu selama 30 menit. Waduh! Penerbangan CGK-JOG hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam, lha ini harus menunggu 30 menit. Alamak!

Pesawat lalu terasa berbelok ke kanan. Wing tip pesawat sebelah kanan kelihatan bergerak turun. Di kejauhan sepanjang garis pantai selatan berwarna putih. Berarti ombak selatan cukup besar. Pesawat terus berbelok membuat semacam lingkaran, istilah teknis-nya holding position. Pesawat menembus awan-awan tipis. Sebentar kemudian beberapa gunung tampak seakan-akan muncul dari gumpalan awan, di sisi kanan pesawat.  Dibawah sana terlihat ada satu pesawat yang melakukan hal yang sama. Holding juga!Beberapa kali pesawat berputar-putar, kemudian Captain mengumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat.

Kali ini kami akan mendarat dari arah timur. Dibawah sana landasan pacu kelihatan dibalik awan tipis. Pesawat kemudian membelok cukup tajam. Kompleks Candi Ratu Boko yang berada diatas bukit, tampak di sebelah kiri. Lalu pesawat memasuki final approach. Dan sebentar kemudian roda pesawat menjejak landasan. Selamat datang di Jogjakarta. 

Kemudian perlahan-lahan pesawat memasuki apron dan parkir di depan Terminal B. Terminal Internasional Bandara Adisutjipto yang baru. Ternyata Terminal Internasional baru ini hanya dapat untuk memproses keberangkatan, tetapi belum dapat memproses kedatangan penumpang. Jadi kami keluar melalui terminal yang lama. 

Sambil berjalan ke terminal, saya memperhatikan pesawat yang mendarat dari arah yang sama dengan pesawat saya tadi. Ternyata proses memasuki final approach dari sisi timur cukup spektakuler. Pesawat tampak berbelok tajam menghindari bukit Boko. Pasti para pilot bekerja lebih ekstra hati-hati jika mendarat dari arah sana.

AIRLINE & ATC

Bandara Adisutjipto memang sudah padat. Kapasitasnya hanya mampu menangani 1.5 juta penumpang per tahun. Dan sekarang sudah menangani lebh dari 6 juta penumpang per tahun. Oleh sebab itu wajarlah jika pada jam-jam sibuk, Bandara Adisutjipto kuwalahan melayani penumpang. 

Alternatifnya adalah membangun bandara baru di Kulonprogo. Hanya saja rencana pembangunan bandara baru tersebut sekarang mengalami kendala dan terancam batal. Seperti diketahui, pada hari Selasa, 23 Juni 2015 Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta telah mengabulkan gugatan masyarakat Kulonprogo yang tergabung dalam Paguyuban Wahana Tri Tunggal (WTT). Oleh karena itu Gubernur DIY diminta segera membatalkan Surat Keputusan Izin Penetapan Lokasi (IPL) Nomor 68/KEP/2015, mengenai Pembangunan Bandara Kulonprogo Yogyakarta. Akibatnya pembangunan bandara baru ini terncam batal, paling tidak bakal membutuhkan proses lagi. Ini pun jika pemerintah memang serius membangun bandara baru sebagai alternatif dari Bandara Adisutjipto yang jelas sudah padat itu.

Tidak hanya di darat, di udara pun ruang udaranya juga sudah padat. Ilustrasi diatas menunjukkan bahwa lalu lintas udara di Bandara Adisutjipto penuh sesak, pada jam-jam sibuk. Terutama jika ada latihan terbang para siswa penerbang TNI-AU. Pesawat yang mau masuk, terpaksa ditahan menunggu (holding) beberapa mil dari Bandara Adisutjipto seperti yang saya alami bersama QZ 7550 tadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun