Mohon tunggu...
Heri Permana
Heri Permana Mohon Tunggu... -

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Inggris dengan Konsep ‘Kota Inggris’ Menyambut MEA 2015

25 Februari 2015   02:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:33 3685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pendahuluan

Salah satu isu perekonomian global yang santer beredar adalah ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA adalah bentuk integrasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam bidang ekonomi. Dengan kata lain, akan munculnya suatu sistem perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara yang memungkinkan barang, jasa maupun tenaga profesional dari negara tetangga masuk ke Indonesia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia.

Pada dasarnya kunci utama untuk memenangkan persaingan dalam MEA 2015 bukan terletak pada seberapa besar kekayaan alam di suatu negara ataupun pendapatan perkapita yang dihasilkan, melainkan pada sumber daya manusia. Sumber daya manusia menjadi faktor yang paling mendasar dalam memenangkan persaingan global pada MEA 2015. Hal tersebut bukan tanpa alasan. Dalam persaingan ekonomi global, maka produk berupabarang, jasa maupun tenaga profesional akan dengan mudah masuk ke Indonesia, secara tidak langsung akan menimbulkan persaingan ekonomi yang semakin ketat. Peluang untuk mendapatkan pekerjaan juga akan semakin kecil. Lulusan-lulusan terbaik dari seluruh penjuru Asia Tenggara akan ikut meramaikan bursa tenaga kerja di Indonesia tahun 2015 mendatang. Maka hal ini memungkinkan akan banyak pengangguran terdidik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia serta tingginya angka kemiskinan hingga tingginya kesenjangan sosial.

Urgensi Kemampuan Berbahasa Inggris

Memasuki era pasar bebas MEA 2015 menuntut setiap individu untuk mempersiapkan sumber daya yang handal terutama di bidang komunikasi. Dalam hal ini peranan bahasa Inggris sangat diperlukan baik dalam menguasai komunikasi berbasis teknologi maupun dalam berkomunikasi secara langsung. Hal yang sangat disayangkan adalah terhapusnya sekolah SBI/RSBI, karena sebagian masyarakat masih memiliki paradigma bahwa dengan adanya bahasa Inggris maka akan lahirlah generasi-generasi penerus bangsa yang hilang akan jati dirinya terutama dalam aspek bahasa (sebagai salah satu elemen budaya nasional/jati diri bangsa). Maka dalam hal ini, perlu adanya perubahan paradigma tentang pentingnya bahasa Inggris, yaitu persepsi baru bahwa dalam era globalisasi menghadapiMEA 2015 nanti, ketika daya saing tiap individu dari berbagai negara saling berlomba dalam mendominasi berbagai macam lapangan kerja/usaha, selain bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu (bahasa nasional) yang wajib dikuasai, bahasa internasional pun menjadi bahasa kedua yang patut dan wajib dikuasai. Bagaimana kita mampu memenangkan suatu bisnis jika dalam berkomunikasi masih penuh kendala? Bagaimana kita memperkenalkan produk-produk unggulan kita dan menerangkan keanekaragaman budaya kita ketika masih terkendala berkomunikasi? Ini merupakan masalah serius yang harus segera diselesaikan dengan solusi yang tepat. Untuk mempersiapkan SDM yang handal dan mahir berbahasa Inggris secara aktif dan komunikatif pada semua elemen masyarakat tidak lepas dari peran pemerintah yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan program dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berbahasa Inggris.

Kesiapan sumber daya manusia (SDM) adalah faktor utama dalam menghadapi era pasar bebas. Di era pasar bebas nanti, bukan hanya modal yang dapat berjalan melintasi batas negara. Banyak tenaga kerja dari suatu negara akan mengalami hal yang sama. Malaysia, Philipina, Singapura dan negara ASEAN lainnya menjadi saingan utama karena faktor bahasa. Jadi bagi tenaga kerja lokal sudah harus mempersiapkan diri dengan kemampuan berbahasa Inggris yang aktif. Apakah kita sudah siap dengan kemampuan berbahasa Inggris saat ini?

Pelatihan English Dengan Konsep Kota Inggris

Dari hasil survei yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa IPBF tentang pentingnya berbahasa Inggris dalam meningkatkan daya saing setelah wisuda menunjukkan hasil dari 196 responden, 195 respondennya menjawab bahwa berbahasa Inggris memang penting untuk meningkatkan daya saing setelah wisuda. Fakta ini menjadikan bertambah kuatnya persepsi bahwa kemampuan berbahasa Inggris adalah sangat penting dalam upaya interaksi sosial dengan kehidupan luar yang kini terintegrasi dengan mudah lewat kecanggihan teknologi dan informasi. Bahkan menurut Bill Fisher, Presiden divisi online EF Englishtown itu menyatakan bahwa di era kompetisi dan ekonomi global, kemampuan berbahasa Inggris adalah mutlak diperlukan untuk bekerja. Hal ini mengindikasikan dan mempertegas bahwa skill berbahasa Inggris harus dimiliki untuk mampu bersaing di pasar bebas MEA 2015.

Tapi kenyataannya di Indonesia, banyak pengamat yang merasa bahwa Indonesia masih belum siap untuk menghadapi MEA karena masih belum dirasa cukup kapabilitasnya dalam tingkat ASEAN maupun Internasional. Hal ini didukung dengan hasil laporan komprehensif lembaga pendidikan dunia EF English First tentang indeks kemampuan berbahasa Inggris atau EF English Proficiency Index (EF EPI) di 44 negara. Hasilnya sungguh ironis, kemampuan berbahasa Inggris di Indonesia berada sangat rendah di urutan ke-34, sedangkan Malaysia tembus di urutan ke-9. Secara kapabilitas kemampuan berbahasa Inggris di Indonesia tertinggal jauh dari negara tetangga yang notabene merupakan negara saingan dalam pasar bebas MEA 2015, bahkan mungkin tenaga kerja Indonesia akan menjadi budak di negeri sendiri apabila tidak ada peningkatan SDM dalam waktu dekat.

Ini merupakan masalah yang cukup serius apabila disepelekan. Maka diperlukan adanya suatu pelatihan peningkatan kemampuan berbahasa Inggris yang intensif dan aplikatif sehingga tidak hanya sebatas pengetahuan belaka tetapi digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Memotret kesuksesan Kampung Inggris di Desa Pelem dan Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Saat ini memiliki ratusan lembaga kursus bahasa asing dan terkenal di tingkat nasional maupun internasional karena telah berhasil melahirkan alumni-alumni yang mahir berbahasa asing terutama bahasa Inggris. Betapa tidak, walau belajar hanya dalam hitungan hari, pelajar dapat dengan mudah menyerap semua apa yang dipelajari karena di lingkungan tersebut mendukung untuk berbahasa Inggris digunakan sehari-hari. Mulai dari warung makan, tukang ojeg, pasar bahkan satu desa diintruksikan untuk menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Maka tidak heran desa ini disebut Kampung Inggris.

Di era seperti ini yang menuntut masyarakat bisa berbahasa Inggris, seharusnya Kampung Inggris tidak hanya ada di Kediri. Melainkan harus ada di kota-kota besar Indonesia agar terjadi pemerataan pendidikan bahasa Inggris dan memudahkan masyarakat untuk belajar bahasa Inggris. Karena tidak semua masyarakat memiliki uang dan waktu untuk bisa datang dan belajar di Kampung Inggris Pare, apalagi sistem tempat kursus disana menggunakan sistem kuota sehingga tidak semua yang datang untuk berniat belajar tidak dapat mengikuti kursus karena batasan kuota.

Berangkat dari konsep Kampung Inggris di Pare, pemerintah daerah harus ikut andil dalam peningkatan infrastruktur pembangunan Indonesia salah satunya peningkatan sumber daya manusia dalam bidang bahasa karena infrastruktur tidak hanya fisik melainkan juga skill. Mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris yang menyebar di kota-kota besar Indonesia dengan dukungan pemerintah. Bukan tidak mungkin masyarakat Indonesia akan antusias untuk menyambut hal ini karena belajar berbahasa Inggris merupakan suatu kebutuhan dalam era globalisasi ini. Dengan metode aplikatif area community dan Creative Integrated Learning serta berbasis kearifan lokal yang mewajibkan daerah sekitar untuk ikut andil dan wajib berbahasa Inggris dalam aktivitas sehari-hari sehingga tercipta suatu kebiasaan dan budaya baru yang positif namun tetap menjaga kebudayaan lokal.

Berdirinya Wisdomnesia English atau Saung Inggris di Bandung yang merupakan salah satu kota besar Indonesia diharapkan menjadi tonggak awal revolusi pembangunan infrastruktur skill bahasa yang murah merakyat namun tetap berkualitas sehingga menjadi pemicu dan motivasi bagi kota-kota besar lainnya untuk mendirikan lembaga kursus seperti ini di Indonesia. Berdirinya Saung Inggris ini juga merupakan contoh nyata kesadaran masyarakat akan pentingnya bahasa Inggris dalam persaingan di masa depan dan membina masyarakat untuk dapat aktif dalam berbahasa Inggris guna meningkatkan skill komunikasi dalam skala ASEAN maupun Internasional.

Apabila Konsep Kampung Inggris diterapkan di kota-kota besar Indonesia, ini akan meningkatkan perekonomian Indonesia yaitu menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran akan berkurang. Dalam jangka pendek, dibutuhkan banyak guru bahasa Inggris dan orang asing ASEAN akan berdatangan untuk belajar bahasa Inggris di Indonesia sehingga pendapatan devisa negara bertambah dan daya produksi Indonesia meningkat karena permintaan pasar akan meningkat seiring orang-orang asing ASEAN yang berdatangan. Dalam jangka panjang, akan terciptanya banyak lapangan kerja baru karena terjalin komunikasi yang baik antara pribumi Indonesia dengan orang asing ASEAN sehingga akan terciptanya perekonomian Indonesia yang lebih baik dan tidak perlu lagi merisaukan ancaman membludaknya pengangguran yang selama ini menjadi momok menakutkan.

Kesimpulan

Bahasa Inggris adalah alat komunikasi wajib untuk menghadapi pasar bebas khususnya MEA 2015 yang sudah di depan mata. Globalisasi menyebabkan dunia menjadi semakin terasa tanpa ada batas negara. Memasuki era pasar bebas ASEAN MEA 2015 menuntut setiap individu untuk mempersiapkan sumber daya yang handal terutama dalam bidang komunikasi. Dalam hal ini peranan bahasa Inggris sangat diperlukan baik dalam menguasai komunikasi berbasis teknologi maupun dalam berinteraksi secara langsung. Namun sayangnya, sebagian masyarakat masih memiliki paradigma bahwa dengan adanya bahasa Inggris maka akan lahirlah generasi-generasi penerus bangsa yang hilang akan jati dirinya terutama dalam aspek bahasa. Dalam konteks tersebut, perlu adanya perubahan paradigma tentang pentingnya kemampuan berbahasa Inggris, yaitu persepsi baru bahwa dalam era globalisasi menghadapi MEA 2015 nanti, daya saing tiap individu dari berbagai negara saling berlomba dalam mendominasi berbagai macam lapangan kerja/usaha, selain bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu (bahasa nasional) yang wajib dikuasai, bahasa internasional pun menjadi bahasa kedua yang patut dan wajib dikuasai. Untuk mempersiapkan SDM yang handal dan mahir berbahasa Inggris secara aktif dan komunikatif pada semua elemen masyarakat tidak lepas dari peran serta pemerintah yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan program dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berbahasa Inggris.

Berangkat dari konsep Kampung Inggris di Pare, pemerintah daerah harus ikut andil dalam peningkatan infrastruktur pembangunan Indonesia salah satunya peningkatan sumber daya manusia dalam bidang bahasa karena infrastruktur tidak hanya fisik melainkan juga skill. Mendirikan lembaga kursus bahasa Inggris yang menyebar di kota-kota besar Indonesia dengan dukungan pemerintah.

Berdirinya Wisdomnesia English atau Saung Inggris di Bandung yang merupakan salah satu kota besar Indonesia diharapkan menjadi tonggak awal revolusi pembangunan infrastruktur skill bahasa yang murah merakyat namun tetap berkualitas sehingga menjadi pemicu dan motivasi bagi kota-kota besar lainnya untuk mendirikan lembaga kursus seperti ini di Indonesia. Berdirinya Saung Inggris ini juga merupakan contoh nyata kesadaran masyarakat akan pentingnya kemampuan berbahasa Inggris dalam persaingan MEA dan membina serta membimbing masyarakat untuk dapat aktif dalam berbahasa inggris guna meningkatkan skill komunikasi dalam skala ASEAN maupun Internasional.

Daftar Pustaka

http://suarajakarta.com/2012/10/14/kesiapan-masyarakat-indonesia-menuju-masyarakat-ekonomi-asean-2015/ diakses pada 28 Januari 2015

http://dimastidano.wordpress.com/2012/11/28/masyarakat-ekonomi-asean-2015-peluang-atau-14ancaman/ diakses pada 28 Januari 2015

Adam, I. 2012. Bahasa Indonesia vs Bahasa Asing, (bahasa.kompasiana.com/2012/09/20/bahasa-indonesia-vs-bahasa-asing), diakses pada 4 Februari 2015..

Rore, S.L. 2012. Pentingnya Bahasa Inggris dalam Era Global, (manado.tribunnews.com/2012/06/25/pentingnya-berbahasa-inggris-di-era-globalisasi), diakses pada 4 Februari 2015

http://edukasi.kompasa.com/read/2011/09/26/21320318/Kemampuan.Bahasa.Inggris.di.Indonesia.Rendah, diakses pada 4 Februari 2015.

http://regional.kompas.com/read/2012/05/13/1701100/Inilah.Awal.Mula.Berdirinya.Kampung.Inggris. Diakses pada 4 Februari 2015

Pemenang 2

Peserta lomba essay Kampung Inggris Bandung www.wisdomnesiaenglish.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun