Mohon tunggu...
Herman Sahara
Herman Sahara Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hilangnya "Ghirrah" Dunia Pendidikan

25 Mei 2017   10:34 Diperbarui: 25 Mei 2017   10:51 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam haditsnya Nabi Muhammad SAW bersabda “Innama Bu’istu liutamimma makarimal akhklak” yang bermaksud sesungguhnya Alloh SWT menghadirkanku di dunia ini untuk menyempurnakan akhlak mereka menjadi akhlak yang mulia.

Beliau merupakan sosok seorang guru dan sosok seorang penuntut ilmu sekaligus sosok seorang pemimpin ummah. Beliau hadir ditengah-tengah bangsa arab yang masih jahiliyah dengan beragam masalah sosial dan tata cara hidup yang jauh dari peradaban Islam.

 Tanpa keraguan yang ada pada beliau dimulai dari apa yang disandarkan kepada beliau dari sikap, perkataan, perbuatan dan pengajaran menjadi suri tauladan, norma, peraturan dan pedoman hidup dengan kemuliaan sikap perbuatan dan akhlak.

Sepertinya keadaan pada zaman jahiliyah ketika hadirnya Nabi Muhammmad SAW tidak jauh beda dengan zaman saat ini.  Walaupun mempunyai rentang berabad tetapi tetap saja zaman sekarang pun tidak terlepas dari banyak persoalan, pertanyaan dan juga permasalahan yang sekarang ini viral dan mendunia.

Dunia sudah sangat canggih sehingga semua elemen masyarakat bisa tahu dan menyaksikan apa yang terjadi. Anak sekolah zaman sekarang banyak tantangannya terlalu istimewa fasilitasnya tetapi sayang tidak seistimewa yang diharapkan selalu saja digembor-gemborkan pendidikan karakter, sedikit-sedikit programnya untuk pendidikan karakter tetapi yang terjadi malah biaya sekolah melambung tinggi akhlak anak sekolah jatuh terjun bebas, gaji guru-guru naik tapi untuk yang punya status saja yang belum punya pandai-pandailah sendiri.

Orang tua dulu menuntut sedikit tapi berbobot mereka hanya ingin anak mereka menjadi orang baik maka dengan kebijakan apa pun mereka ikhlas dan menerima asalkan nantinya anak mereka menjadi anak yang baik, bisa sholat, ngaji, patuh dan disiplin. Tetapi zaman era teknologi canggih orang tua sudah pasang order sesuai dengan trend yang pasti sangat jauh kebijakan dan kebijaksanaannnya dari mereka yang dulu hidup dalam kesederhanaan.

 Orang tua zaman sekarang penuh tekanan untuk memenuhi keperluan hidup, mengikuti trend masa kini, harus update status, kalau tidak ada persepsi tidak modern apabila ada kebijakan sekolah yang tidak menyenangkan terus panik, stress, lapor polisi, viralkan di fesbuk,menggunakan kekuasaan untuk menjatuhkan sekolah dan guru karena merasa tidak terima atau tersinggung, sehingga dengan sikap orang tua yang begini akhirnya anak-anak pun tumbuh dan berkembang sebagai pengecut merasa kebal hukum dan aturan sehingga semaunya berperilaku karena sudah ada setting apabila ditegur atau terkena hukuman pasti ada yang membela.

 Secara kejiwaan mereka membesar dengan memikirkan kepentingan diri sendiri tanpa rasa beban, rasa empati, peduli yang ada hanya terpenuhi keinginannya dan tidak mau tahu apa resiko sudah pasti ini akan membuat mereka lemah dan tidak berani berdiri sendiri menghadapi resiko dan bertanggung jawab.

 Terlalu banyak masalah yang dilakukan anak-anak tetapi orang tua yang menyelesaikan tanpa memberikan pengajaran dan mengambil pelajaran dari apa yang terjadi dengan alasan karena sayang anak tetapi sebenarnya bukan sayang tapi mematikan karakter dan kemahiran hidup anak-anak.

Orang tua lebih risau kalau bayaran kursus sholat dan mengaji tinggi iurannya tetapi justru tiada keriasauan dan bahkan dengan bayaran tinggi membiayai anak-anak mereka kursus musik,kursus vocal dan bernyayi kursus bahasa asing, kursus model dan segala yang menjauhkan mereka dari kedekatan diri kepada agama dan Tuhan hilang Ghirrah keagamaannya.

Sekolah semakin banyak semakin berlomba-lomba mencari status sekolah terbaik, sekolah terunggul, sekolah termahal, sekolah terakreditasi A, sehingga terlupakan makna sekolah yang asas untuk pendidikan dan pengajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun