Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenikmatan Diskusi dan Debat di Antara Anak Muda

5 Juli 2017   06:50 Diperbarui: 5 Juli 2017   07:34 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Mongobay.co.id

Komunikasi dengan format diskusi dan debat adalah salah satu yang menarik dalam kehidupan anak muda. Momen ini digunakan sebagai wadah aktualisasi diri dan menyerukan apa yang ada dalam benak pikiran. Ada keasyikan sendiri saat melakukannya dengan sesama anak muda yaitu tak perlu takut dianggap pemikirannya dangka dan tak perlu khawatir ide tersebut dianggap bodoh. Boleh dikata, anak muda masih "perjaka" pemikirannya, jauh dari kontaminasi pikiran curang ala politisi, lebih dominan idealismenya ketimbang rasionalitasnya sehingga masih bisa menjadi jati diri sesungguhnya dan  mampu mempertanggungjawabkan apa yang diungkapkannya.

Pemuda-pemudi yang hendak berdiskusi atau berdebat tentunya mempersiapkan segala macam amunisinya seperti membaca segala literatur/referensi terkait topik yang hendak dibahas yang kelak bisa dijadikan sebagai pendukung opini dan untuk menghadapi counter attack alias sanggahan dari pihak oposisi.

Ada banyak manfaat loh dari model komunikasi ini mulai dari memacu diri untuk berpikir kritis, memperkaya wawasan, melatih diri tampil pede mempresentasikan tanggapan di depan publik.

Pada dasarnya, dalam berdebat dan diskusi, semua peserta punya hak yang sama tanpa embel-embel jabatan atau umur yang lebih tua. Namun, pada kenyataannya lebih susah loh berdebat dengan orang dewasa apalagi yang punya pikiran sumbu pendek. Bersiaplah ketika kelak kamu menyanggah pendapatnya akan ditanggapi secara sinis sampai-sampai dibawa di luar ranah diskusi. Diceritakannya apa yang terjadi di ruang debat, mengompori orang yang berperang opini dengannya karena dianggap melawan atau yang paling parah kalau oknum tersebut mengumpulkan orang-orang untuk menjadi haters karena dianggap mempermalukannya di depan umum.

Kalau zaman kita pelajar atau mahasiswa dulu, setelah melewati  debat yang cukup alot dan menguras pikiran serta emosi, kita yang merupakan sesama peserta debat dan diskusi bertindak seperti tak terjadi apa-apa. Sesuatu yang terjadi di ruangan diskusi cukup selesai dalam ruangan tersebut, tidak dibawa-bawa hingga ke ranah luar. Ngumpul bareng lagi, minum kopi, makan gorengan bersama, dan bercerita hal-hal konyol yang menimbulkan gelak tawa pokoknya situasinya seperti sedia kala . Beda halnya kalau orang-orang dewasa pikiran sumbe pendek, jangankan mau diajak ngumpul, dilirik aja tidak  ibarat kita adalah sesuatu yang menjijikkan atau najis untuk dipandang. Hal inilah yang kadang buat saya geleng-geleng kepala. Mereka udah berumur tapi kok baper, sensitif sekali.  Keliatan cemen sekali kan. 

PENUTUP

Kawan, mari manfaatkan momen diskusi dengan sesama anak muda karena kelak akan menjadi modal ketika berdebat dengan orang yang  mungkin memiliki tingkatan jabatan atau jauh lebih dewasa dari kita entah itu di tempat kerja atau ketika menghadapi birokrat. Selagi itu didukung fakta dan data, tak ada salahnya head to head dengan mereka utamanya kaum bermental korupsi.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun