Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menimbang Untung dan Rugi Berbisnis di Timika, Papua

5 Juli 2019   21:18 Diperbarui: 6 Juli 2019   18:50 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Timika Sedang Bertransaksi Membeli Ikan di Pelabuhan Pomako, Mimika, Papua. Dok:Pribadi

Sebagai salah satu blogger di Timika, Papua, saya  seringkali mendapat banyak pertanyaan tentang Tanah Amungsa Bumi Kamoro ini. Ada yang bertanya tentang objek wisatanya, situasi lingkungan, kehidupan sosial, kondisi transportasi ( berhubung saya kerja sebagai honor di Dinas Perhubungan), investasi bisnis dan masih banyak lagi. Salah satu pertanyaan yang akan saya bahas adalah pertanyaan tentang berbisnis di Timika itu menguntungkan atau tidak.

Saya berusaha menjawab pertanyaan yang dilontarkan ini dari sudut pandang saya sendiri. Yah, setidaknya pengalaman saya sebagai anggota Himpunan Pengusaha Muda Perguruan Tinggi (HIPMI PT) saat kuliah di Makassar dulu saya bisa gunakan sebagai pengamat bisnis amatiran.

Rejeki  pada setiap orang sudah diatur oleh Tuhan. Ada yang sudah berusaha sekuat tenaga tapi usahanya begitu-begitu saja. Ada yang santai-santai saja tapi usahanya berjalan  cukup baik.

Oleh karena itu kita yang perlu jeli  membaca kondisi pasar  yang disesuaikan dengan suasana di daerah masing-masing. Dalam pengamatan saya di Timika, ada beberapa peluang bisnis berskala internasional seperti karaka, kayu gaharu, sarang semut,kopi Amungme, buah merah dan masih banyak lagi.

Memiliki modal yang besar di Timika bukan jaminan bahwa usaha kita akan berjalan dengan lancar. Ada banyak faktor juga yang perlu diperhatikan termasuk didalamnya cara menjalin relasi agar usaha kita banyak yang minati.

Mengapa saya mengatakan demikian? Hal ini karena berangkat dari kisah-kisah nyata dari usaha yang saya amati. Ada usaha yang baru saja rintis namun pengunjungnya banyak, ada yang usaha yang sudah lama dibangun, tapi pengunjungnya menurun dan lambat laun akhirnya tutup. Berikut contohnya:

1. Salah satu unit usaha berkonsep Departement Store di sini memiliki keunggulan dari banyak sisi, mulai dari lokasinya yang strategis dan ruangan usaha cukup luas dimana memiliki dua lantai.

Di lantai satu, mereka menjual barang kebutuhan sehari-hari  sedangkan dilantai duanya ada mini resto dan kebutuhan fashion.  Di media sosial, mereka paling totalitas berpromosi  dengan menawarkan harga promo.

Tak hanya itu, desain promosinya tidak kalah keren dengan kota-kota besar lainnya. Dengan segudang keunggulannya diharapkan tentunya akan banyak pengunjung namun pada kenyataannya tidak sesuai ekspektasi. Dan mirisnya tahun 2019, unit usaha yang katanya pernah berjaya akhirnya tutup.

Beda halnya dengan unit usaha lain yang  menggeluti lini bisnis  yang sama dimana mereka tak lelah berinovasi baik mulai dari tawaran kebutuhan yang ditawarkan hingga dalam semangat mereka membangun jaringan dengan mengadakan event-event tertentu yang pada akhirnya membawa keuntungan yang besar bagi usaha tersebut

2. Salah satu resto yang katanya pernah berjaya uga mengalami nasib yang sama. Saya masih sempat bertandang sekali dan berkunjung ke resto ini, namun di tahun 2018 usaha ini tutup karena kalah pamor dengan  resto-resto lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun